JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Para pemimpin dan ekonom dunia terus memantau dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian. International Monetary Fund (IMF) bahkan menyebutkan bahwa dampaknya jauh lebih buruk daripada krisis keuangan global pada 2008.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan, wabah global itu mendatangkan era paling gelap bagi umat manusia. Covid-19 menjadi ancaman besar karena melahirkan dua krisis sekaligus. Yakni, ekonomi dan kesehatan.
“Tidak pernah dalam sejarah IMF kita menyaksikan ekonomi dunia terhenti,†ujarnya dalam konferensi virtual di Jenewa, Swiss, akhir pekan lalu.
Georgieva menegaskan bahwa upaya penyelamatan nyawa harus terus berjalan. Untuk membantu negara-negara dalam menghadapi dampak yang ditimbulkan, IMF bahkan telah mengalokasikan anggaran hingga USD 1 triliun (sekitar Rp 16.417 triliun).
IMF juga bekerja sama dengan World Bank dan lembaga keuangan internasional lainnya untuk meminimalkan dampak pandemi terhadap perekonomian. Bank-bank sentral negara-negara maju juga didorong untuk membantu negara berkembang.
“Perhatian utama kami dalam krisis ini adalah meningkatkan pembiayaan dengan cepat untuk negara-negara, terutama pasar negara berkembang,†ucapnya.
Menurut Georgieva, negara-negara berkembang cenderung mempunyai lebih sedikit sumber daya untuk membentengi diri mereka dari pandemi. Sistem kesehatan mereka juga lemah.
Namun, dia memuji langkah Presiden RI Joko Widodo dalam menangani pandemi. Dia mengapresiasi koordinasi Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan dalam menanggulangi dampak ekonomi.
“Kami melihat Indonesia mengambil kebijakan signifikan dan tepat sasaran untuk mendukung perekonomian,†jelasnya.
Sumber: JawaPos.com
Editor: Deslina
JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Para pemimpin dan ekonom dunia terus memantau dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian. International Monetary Fund (IMF) bahkan menyebutkan bahwa dampaknya jauh lebih buruk daripada krisis keuangan global pada 2008.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan, wabah global itu mendatangkan era paling gelap bagi umat manusia. Covid-19 menjadi ancaman besar karena melahirkan dua krisis sekaligus. Yakni, ekonomi dan kesehatan.
- Advertisement -
“Tidak pernah dalam sejarah IMF kita menyaksikan ekonomi dunia terhenti,†ujarnya dalam konferensi virtual di Jenewa, Swiss, akhir pekan lalu.
Georgieva menegaskan bahwa upaya penyelamatan nyawa harus terus berjalan. Untuk membantu negara-negara dalam menghadapi dampak yang ditimbulkan, IMF bahkan telah mengalokasikan anggaran hingga USD 1 triliun (sekitar Rp 16.417 triliun).
- Advertisement -
IMF juga bekerja sama dengan World Bank dan lembaga keuangan internasional lainnya untuk meminimalkan dampak pandemi terhadap perekonomian. Bank-bank sentral negara-negara maju juga didorong untuk membantu negara berkembang.
“Perhatian utama kami dalam krisis ini adalah meningkatkan pembiayaan dengan cepat untuk negara-negara, terutama pasar negara berkembang,†ucapnya.
Menurut Georgieva, negara-negara berkembang cenderung mempunyai lebih sedikit sumber daya untuk membentengi diri mereka dari pandemi. Sistem kesehatan mereka juga lemah.
Namun, dia memuji langkah Presiden RI Joko Widodo dalam menangani pandemi. Dia mengapresiasi koordinasi Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan dalam menanggulangi dampak ekonomi.
“Kami melihat Indonesia mengambil kebijakan signifikan dan tepat sasaran untuk mendukung perekonomian,†jelasnya.
Sumber: JawaPos.com
Editor: Deslina