Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Sudah 6 Daerah di Riau Positif Corona

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — KASUS positif corona (Covid-19) di Riau bertambah dari 10 jadi 11 orang. Yang terbaru berasal dari Kabupaten Kampar. Kampar menjadi kabupaten/kota keenam di Riau yang ditemukan positif corona setelah Pekanbaru (5), Pelalawan (2), Bengkalis (1), Dumai (1), dan Rokan Hulu (1).

Warga Kampar yang pertama kali terinfeksi virus corona berinisial HN (38). Diketahui HN positif corona setelah pihak Dinas Kesehatan (Diskes) Riau mendapatkan hasil uji swab dari Kementerian Kesehatan, Ahad (5/4). Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, saat ini HN telah diisolasi di rumah sakit di Kampar. Berdasarkan penelusuran, yang bersangkutan pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit, yakni Jakarta pada 14 Maret lalu. "Total pasien positif corona di Riau saat ini berjumlah 11 orang. Satu orang sudah sembuh, sementara 10 masih dirawat. Tambahan satu pasien positif tersebut merupakan warga Kampar," kata Mimi.

Dengan adanya penambahan satu pasien positif corona tersebut, pihaknya sudah bekerja sama dengan Pemkab Kampar dan pihak kepolisian untuk melakukan tracking kontak pasien positif tersebut. "Tracking kontak dilakukan untuk mengetahui dengan siapa saja pasien tersebut pernah melakukan kontak. Jika sudah didapat, maka orang-orang tersebut akan diambil swab-nya untuk mengetahui apakah ikut terjangkit atau tidak," jelasnya.

Sementara itu, terkait adanya informasi bahwa ada pasien positif corona yang meninggal dunia di Riau, Mimi menampiknya. Dia menjelaskan, yang meninggal itu adalah pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih menunggu hasil uji swab untuk memastikan yang bersangkutan positif corona atau tidak. "Kami meminta masyarakat untuk mengikuti protokol penanganan jenazah seperti berstatus positif corona, meskipun yang bersangkutan masih berstatus PDP," pintanya.

Dalam kesempatan itu, Mimi juga menginformasikan bahwa saat ini ada sebanyak 3.779 orang di Riau telah dinyatakan selesai proses pemantauan, dan dinyatakan sehat atau tidak terinfeksi virus corona. Di mana ke-3.779 tersebut masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) setelah pulang dari daerah terjangkit baik di dalam mau pun luar negeri. Dengan telah selesai proses pemantauan terhadap 3.779 orang tersebut, maka yang masih berstatus ODP hingga saat ini 19.604 orang. "Kalau ditotalkan, jumlah ODP di Riau sejak 3 Maret hingga 5 April sebanyak 23.383 orang," kata Mimi.

Sedangkan untuk PDP hingga saat ini berjumlah 147 orang. Dari jumlah tersebut, 66 orang sudah dinyatakan sehat sedangkan yang masih dirawat 77 orang.

"Untuk PDP yang meninggal sebanyak empat orang," jelasnya.

Mulai Membaik
Kondisi kesehatan pasien positif corona di Rokan Hulu, AS (56) mulai membaik. Yang bersangkutan saat ini dirawat di ruang isolasi RSUD Rokan Hulu. Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Rohul Drs Yusmar MSi menyebut, berdasarkan keterangan tim medis, keadaan pasien secara umum baik. Kesadaran juga baik, tekanan darah normal, keluhan sesak mulai berkurang.

"Dalam penanganan pasien corona, selain tata laksana sesuai protokoler Kemenkes RI, tim medis juga melakukan support psikologis kepada pasien," ungkap Yusmar kepada Riau Pos, Ahad (5/4).

Pascadinyatakan warga Kecamatan Rambah positif corona, ujar Yusmar, Bupati Rohul H Sukiman atas nama pribadi dan keluarga menyampaikan penghormatan dan penghargaan kepada tim medis yang telah berjasa menyelamatkan pasien dan hendaknya tetap sabar dan tabah melaksanakan tugas mulia ini.

"Kami dan masyarakat tetap memberi dukungan dan spirit kepada tim medis semua," ujarnya.

Baca Juga:  Pertama di Dumai, Hotel dengan Sky Pool dan Sky Lounge

Kepada keluarga pasien, diminta untuk tetap tabah, sabar dan disiplin  melaksanakan anjuran yang direkomendasikan tim medis. Ini bukanlah suatu aib, mudah-mudahan ada hikmah di baliknya. Selanjutnya kepada masyarakat, baik yang dekat dengan domisili pasien, mau pun jauh tetap tenang, tapi perlu waspada dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan anjuran pemerintah dan anjuran dari sumber-sumber yang resmi.

"Kami harapkan seluruh elemen masyarakat Rohul tidak menghukum dan memberikan penafsiran lain. Apalagi menyebarluaskan identitas pribadi pasien, karena telah dilindungi undang-undang dengan ancaman 4 (empat) tahun penjara dan atau denda Rp500 juta," tegasnya.

Rapid Test  Belum Jadi Jaminan
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Dumai terus melakukan upaya-upaya untuk mendeteksi dini penyeberan Covid-19 di Kota Dumai. Salah satunya dengan melakukan rapid test. Total sudah ada 100 alat rapid test yang digunakan baik kepada ODP mau pun PDP serta orang yang berkontak langsung dengan satu pasien positif Covid-19 di Dumai. Dari 100 rapid test yang dilakukan, terdeteksi 7 orang yang positif terinfeksi virus, namun hasil tersebut belum menjamin apakah orang yang ditest tersebut terinfeksi virus corona atau tidak. Pasalnya perlu pemeriksaan lebih lanjut dengan pengambilan swab terhadap yang bersangkutan.

"Kasus positif Covid-19 berdasarkan swab baru 1 orang. Belum ada penambahan. Memang ada 7 kasus positif berdasarkan hasil rapid test, namun belum bisa jadi patokan. Masih perlu dilanjutkan dengan swab," kata Plt Kadis Kesehatan Kota Dumai H Syahrinaldi, Ahad (5/5) sore.

Ia mengatakan saat ini kondisi pasien yang positif Covid-19 berdasarkan hasil swab sudah membaik. "Kondisi klinis menunjukkan perkembangan signifikan dan terus membaik mudah-mudahan bisa sembuh dan kembali kepada keluarga," tuturnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulan Covid-19 Kota Dumai dr H Syaiful juga mengatakan hal yang sama. Ia menyebutkan hasil rapid test dilakukan untuk deteksi awal orang-orang yang  diduga kuat terpapar virus sehingga bisa dilakukan langkah cepat. "Rapid test hanya untuk skrining atau penyaringan awal bagi mereka yang berisiko. Sementara itu untuk mendiagnosis seseorang terinfeksi Covid-19, hasil pemeriksaan swab yang digunakan," kata Syaiful.

Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Dumai ini juga menjelaskan soal 7 orang yang positif terpapar virus berdasarkan rapid test tersebut.

"Satu di antaranya terkait kasus positif 01. Setelah dilakukan tracking contact, ada 15 orang yang pernah melakukan kontak dengan positif 01. Setelah dilakukan skrining rapid test, 1 orang dinyatakan positif," papar Syaiful.

Selanjutnya terhadap sebagian PDP juga dilakukan rapid test. Hasilnya 2 orang dinyatakan positif. "Terhadap mereka yang dianggap potensial, juga dilakukan skrining. Hasilnya sebanyak empat  orang dinyatakan positif terpapar virus, karena rapid test yang dilihat adalah antibodi seseorang, dalam jangka 5 sampai 7 hari seseorang terpapar virus, maka antibodi akan naik, kami sudah mengambil swab mereka, biasanya hasil keluar dalam jangka waktu 10 hari," terangnya.

Dikatakannya, rapid test ini dilakukan untuk penyelidikan epidemiologi dan bagaimana meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19 ini. "Hasil positif rapid test ini bisa juga didapatkan dari terpapar virus yang lain. Jadi tidak seratus persen bisa memastikan seorang itu terinfeksi virus corona. Makanya hasil rapid test ini tidak bisa dipakai untuk menetapkan seseorang positif Covid-19," terangnya.

Ia mengatakan terhadap ketujuh orang positif berdasarkan rapid test tersebut ada yang diisolasi di RSUD Kota Dumai dan diisolasi mandiri di rumah dengan pengawasan yang ketat. Selain itu pihaknya  juga sudah  melakukan pelacakan kontak terhadap ketujuh orang yang positif tersebut.  "Ini sangat penting dilakukan agar mata rantai penyeberan virus bisa segera diputuskan," terangnya.

Baca Juga:  Peran Satpam Sangat Diperlukan

Ragu PDP Meranti Nihil
Kepulauan Meranti tercatat sebagai daerah penyumbang ODP terbanyak di Riau, dengan jumlah 4.341 jiwa. Di samping itu juga terdapat 2 orang yang telah dinyatakan negatif, sehingga jumlah PDP di Meranti bisa dikatakan nihil. Data tersebut diragukan tokoh masyarakat Kecamatan Rangsang Pesisir, Aziz Arika. "Ragu dengan data itu. Kami selaku masyarakat tentu berharap nihil dengan jumlah ODP dan PDP, apalagi yang positif Covid-19. Namun dilihat dari jumlah PDP yang kecil dengan dengan jumlah ODP yang paling tinggi di Riau, tampak menjadi suatu hal yang pantas diragukan," ujar Aziz Arika kepada Riau Pos.

Mantan anggota DPRD Kepulauan Meranti tersebut mencontohkan jika saat ini ODP di Kabupaten Siak saja terdapat 908 jiwa, sementara PDP-nya 5 orang. Begitu juga dengan Kota Pekanbaru. Meranti 4.341 jiwa, tapi PDP bisa dikatakan nihil setelah dua orang pasien dinyatakan negatif. Sementara, menurutnya status PDP adalah mereka yang memiliki gejala panas badan dan gangguan saluran pernapasan. Gangguan saluran pernapasan itu bisa ringan atau berat, serta pernah berkunjung atau tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan Covid-19.

"Dan informasi yang kami tau ODP Meranti 90 persen adalah TKI dari Malaysia. Dan masak gak ada gejala tersebut. Kalau tak ada, ya alhamdulillah," ujarnya.

Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepulauan Meranti Fahri Skm sedikit kecewa terhadap keraguan soal jumlah PDP tersebut. Namun ia mengaku itu adalah suatu hal yang wajar.

"Itu kan hak mereka untuk ragu dengan data kami. Ya, yang kami data sesuai dengan kondisi di lapangan. Ya tak mungkin juga mengada-ada. Kalau PDP dua, tak mungkin juga kami buat lebih dari itu," ungkapnya.

Walau pun demikian ia mengaku Pemkab Meranti terus bersiaga. Terutama dalam mempersiapkan segala sesuatu yang dinilai perlu. Salah satunya keberadaan ruang isolasi bagi pasien PDP. Mereka sedang mempersiapkan sebanyak 50 unit. Ruang isolasi akan tersebar di beberapa tempat fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas di Selatpanjang.

7 PDP Masih Dirawat
Perkembangan penanganan virus corona di Kabupaten Bengkalis menunjukkan tren yang positif. Setidaknya bisa dilihat dari jumlah pasien yang dirawat di RS rujukan. Dari total 14 PDP, termasuk pasien positif Covid-19, hanya menyisakan 7 orang yang saat ini sedang menjalani perawatan. Berdasarkan data PDP dan ODP terkini, Ahad (5/4), belum ada penambahan PDP. Bahkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) pun cenderung  menurun. Selain sebagian sudah melewati masa karantina 14 hari dan dengan kondisi sehat, jumlah yang pulang dari Malaysia melalui Tanjung Balai Karimun juga menurun dalam tiga hari terakhir.

Tujuh PDP yang masih menjalani perawatan adalah Fa (18), NV (36) S (78) dan MS (61). Semuanya dirawat di RSUD Bengkalis. Kemudian  Mh (39) dan KK  yang saat ini dirawat di RSUD Mandau dan merupakan pasien rujukan dari Bengkalis. Ditambah dengan pasien positif Covid-19 dari Duri 1 orang inisial AA (54). Total secara keseluruhan PDP berjumlah 14 orang.(sol/epp/hsb/wir/esi/ted)

Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — KASUS positif corona (Covid-19) di Riau bertambah dari 10 jadi 11 orang. Yang terbaru berasal dari Kabupaten Kampar. Kampar menjadi kabupaten/kota keenam di Riau yang ditemukan positif corona setelah Pekanbaru (5), Pelalawan (2), Bengkalis (1), Dumai (1), dan Rokan Hulu (1).

Warga Kampar yang pertama kali terinfeksi virus corona berinisial HN (38). Diketahui HN positif corona setelah pihak Dinas Kesehatan (Diskes) Riau mendapatkan hasil uji swab dari Kementerian Kesehatan, Ahad (5/4). Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, saat ini HN telah diisolasi di rumah sakit di Kampar. Berdasarkan penelusuran, yang bersangkutan pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit, yakni Jakarta pada 14 Maret lalu. "Total pasien positif corona di Riau saat ini berjumlah 11 orang. Satu orang sudah sembuh, sementara 10 masih dirawat. Tambahan satu pasien positif tersebut merupakan warga Kampar," kata Mimi.

- Advertisement -

Dengan adanya penambahan satu pasien positif corona tersebut, pihaknya sudah bekerja sama dengan Pemkab Kampar dan pihak kepolisian untuk melakukan tracking kontak pasien positif tersebut. "Tracking kontak dilakukan untuk mengetahui dengan siapa saja pasien tersebut pernah melakukan kontak. Jika sudah didapat, maka orang-orang tersebut akan diambil swab-nya untuk mengetahui apakah ikut terjangkit atau tidak," jelasnya.

Sementara itu, terkait adanya informasi bahwa ada pasien positif corona yang meninggal dunia di Riau, Mimi menampiknya. Dia menjelaskan, yang meninggal itu adalah pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih menunggu hasil uji swab untuk memastikan yang bersangkutan positif corona atau tidak. "Kami meminta masyarakat untuk mengikuti protokol penanganan jenazah seperti berstatus positif corona, meskipun yang bersangkutan masih berstatus PDP," pintanya.

- Advertisement -

Dalam kesempatan itu, Mimi juga menginformasikan bahwa saat ini ada sebanyak 3.779 orang di Riau telah dinyatakan selesai proses pemantauan, dan dinyatakan sehat atau tidak terinfeksi virus corona. Di mana ke-3.779 tersebut masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) setelah pulang dari daerah terjangkit baik di dalam mau pun luar negeri. Dengan telah selesai proses pemantauan terhadap 3.779 orang tersebut, maka yang masih berstatus ODP hingga saat ini 19.604 orang. "Kalau ditotalkan, jumlah ODP di Riau sejak 3 Maret hingga 5 April sebanyak 23.383 orang," kata Mimi.

Sedangkan untuk PDP hingga saat ini berjumlah 147 orang. Dari jumlah tersebut, 66 orang sudah dinyatakan sehat sedangkan yang masih dirawat 77 orang.

"Untuk PDP yang meninggal sebanyak empat orang," jelasnya.

Mulai Membaik
Kondisi kesehatan pasien positif corona di Rokan Hulu, AS (56) mulai membaik. Yang bersangkutan saat ini dirawat di ruang isolasi RSUD Rokan Hulu. Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Rohul Drs Yusmar MSi menyebut, berdasarkan keterangan tim medis, keadaan pasien secara umum baik. Kesadaran juga baik, tekanan darah normal, keluhan sesak mulai berkurang.

"Dalam penanganan pasien corona, selain tata laksana sesuai protokoler Kemenkes RI, tim medis juga melakukan support psikologis kepada pasien," ungkap Yusmar kepada Riau Pos, Ahad (5/4).

Pascadinyatakan warga Kecamatan Rambah positif corona, ujar Yusmar, Bupati Rohul H Sukiman atas nama pribadi dan keluarga menyampaikan penghormatan dan penghargaan kepada tim medis yang telah berjasa menyelamatkan pasien dan hendaknya tetap sabar dan tabah melaksanakan tugas mulia ini.

"Kami dan masyarakat tetap memberi dukungan dan spirit kepada tim medis semua," ujarnya.

Baca Juga:  Kembali Ajukan  SPALD-T Regional 

Kepada keluarga pasien, diminta untuk tetap tabah, sabar dan disiplin  melaksanakan anjuran yang direkomendasikan tim medis. Ini bukanlah suatu aib, mudah-mudahan ada hikmah di baliknya. Selanjutnya kepada masyarakat, baik yang dekat dengan domisili pasien, mau pun jauh tetap tenang, tapi perlu waspada dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan anjuran pemerintah dan anjuran dari sumber-sumber yang resmi.

"Kami harapkan seluruh elemen masyarakat Rohul tidak menghukum dan memberikan penafsiran lain. Apalagi menyebarluaskan identitas pribadi pasien, karena telah dilindungi undang-undang dengan ancaman 4 (empat) tahun penjara dan atau denda Rp500 juta," tegasnya.

Rapid Test  Belum Jadi Jaminan
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Dumai terus melakukan upaya-upaya untuk mendeteksi dini penyeberan Covid-19 di Kota Dumai. Salah satunya dengan melakukan rapid test. Total sudah ada 100 alat rapid test yang digunakan baik kepada ODP mau pun PDP serta orang yang berkontak langsung dengan satu pasien positif Covid-19 di Dumai. Dari 100 rapid test yang dilakukan, terdeteksi 7 orang yang positif terinfeksi virus, namun hasil tersebut belum menjamin apakah orang yang ditest tersebut terinfeksi virus corona atau tidak. Pasalnya perlu pemeriksaan lebih lanjut dengan pengambilan swab terhadap yang bersangkutan.

"Kasus positif Covid-19 berdasarkan swab baru 1 orang. Belum ada penambahan. Memang ada 7 kasus positif berdasarkan hasil rapid test, namun belum bisa jadi patokan. Masih perlu dilanjutkan dengan swab," kata Plt Kadis Kesehatan Kota Dumai H Syahrinaldi, Ahad (5/5) sore.

Ia mengatakan saat ini kondisi pasien yang positif Covid-19 berdasarkan hasil swab sudah membaik. "Kondisi klinis menunjukkan perkembangan signifikan dan terus membaik mudah-mudahan bisa sembuh dan kembali kepada keluarga," tuturnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulan Covid-19 Kota Dumai dr H Syaiful juga mengatakan hal yang sama. Ia menyebutkan hasil rapid test dilakukan untuk deteksi awal orang-orang yang  diduga kuat terpapar virus sehingga bisa dilakukan langkah cepat. "Rapid test hanya untuk skrining atau penyaringan awal bagi mereka yang berisiko. Sementara itu untuk mendiagnosis seseorang terinfeksi Covid-19, hasil pemeriksaan swab yang digunakan," kata Syaiful.

Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Dumai ini juga menjelaskan soal 7 orang yang positif terpapar virus berdasarkan rapid test tersebut.

"Satu di antaranya terkait kasus positif 01. Setelah dilakukan tracking contact, ada 15 orang yang pernah melakukan kontak dengan positif 01. Setelah dilakukan skrining rapid test, 1 orang dinyatakan positif," papar Syaiful.

Selanjutnya terhadap sebagian PDP juga dilakukan rapid test. Hasilnya 2 orang dinyatakan positif. "Terhadap mereka yang dianggap potensial, juga dilakukan skrining. Hasilnya sebanyak empat  orang dinyatakan positif terpapar virus, karena rapid test yang dilihat adalah antibodi seseorang, dalam jangka 5 sampai 7 hari seseorang terpapar virus, maka antibodi akan naik, kami sudah mengambil swab mereka, biasanya hasil keluar dalam jangka waktu 10 hari," terangnya.

Dikatakannya, rapid test ini dilakukan untuk penyelidikan epidemiologi dan bagaimana meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19 ini. "Hasil positif rapid test ini bisa juga didapatkan dari terpapar virus yang lain. Jadi tidak seratus persen bisa memastikan seorang itu terinfeksi virus corona. Makanya hasil rapid test ini tidak bisa dipakai untuk menetapkan seseorang positif Covid-19," terangnya.

Ia mengatakan terhadap ketujuh orang positif berdasarkan rapid test tersebut ada yang diisolasi di RSUD Kota Dumai dan diisolasi mandiri di rumah dengan pengawasan yang ketat. Selain itu pihaknya  juga sudah  melakukan pelacakan kontak terhadap ketujuh orang yang positif tersebut.  "Ini sangat penting dilakukan agar mata rantai penyeberan virus bisa segera diputuskan," terangnya.

Baca Juga:  Sampai Akhir Tahun Listrik Tidak Naik

Ragu PDP Meranti Nihil
Kepulauan Meranti tercatat sebagai daerah penyumbang ODP terbanyak di Riau, dengan jumlah 4.341 jiwa. Di samping itu juga terdapat 2 orang yang telah dinyatakan negatif, sehingga jumlah PDP di Meranti bisa dikatakan nihil. Data tersebut diragukan tokoh masyarakat Kecamatan Rangsang Pesisir, Aziz Arika. "Ragu dengan data itu. Kami selaku masyarakat tentu berharap nihil dengan jumlah ODP dan PDP, apalagi yang positif Covid-19. Namun dilihat dari jumlah PDP yang kecil dengan dengan jumlah ODP yang paling tinggi di Riau, tampak menjadi suatu hal yang pantas diragukan," ujar Aziz Arika kepada Riau Pos.

Mantan anggota DPRD Kepulauan Meranti tersebut mencontohkan jika saat ini ODP di Kabupaten Siak saja terdapat 908 jiwa, sementara PDP-nya 5 orang. Begitu juga dengan Kota Pekanbaru. Meranti 4.341 jiwa, tapi PDP bisa dikatakan nihil setelah dua orang pasien dinyatakan negatif. Sementara, menurutnya status PDP adalah mereka yang memiliki gejala panas badan dan gangguan saluran pernapasan. Gangguan saluran pernapasan itu bisa ringan atau berat, serta pernah berkunjung atau tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan Covid-19.

"Dan informasi yang kami tau ODP Meranti 90 persen adalah TKI dari Malaysia. Dan masak gak ada gejala tersebut. Kalau tak ada, ya alhamdulillah," ujarnya.

Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepulauan Meranti Fahri Skm sedikit kecewa terhadap keraguan soal jumlah PDP tersebut. Namun ia mengaku itu adalah suatu hal yang wajar.

"Itu kan hak mereka untuk ragu dengan data kami. Ya, yang kami data sesuai dengan kondisi di lapangan. Ya tak mungkin juga mengada-ada. Kalau PDP dua, tak mungkin juga kami buat lebih dari itu," ungkapnya.

Walau pun demikian ia mengaku Pemkab Meranti terus bersiaga. Terutama dalam mempersiapkan segala sesuatu yang dinilai perlu. Salah satunya keberadaan ruang isolasi bagi pasien PDP. Mereka sedang mempersiapkan sebanyak 50 unit. Ruang isolasi akan tersebar di beberapa tempat fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas di Selatpanjang.

7 PDP Masih Dirawat
Perkembangan penanganan virus corona di Kabupaten Bengkalis menunjukkan tren yang positif. Setidaknya bisa dilihat dari jumlah pasien yang dirawat di RS rujukan. Dari total 14 PDP, termasuk pasien positif Covid-19, hanya menyisakan 7 orang yang saat ini sedang menjalani perawatan. Berdasarkan data PDP dan ODP terkini, Ahad (5/4), belum ada penambahan PDP. Bahkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) pun cenderung  menurun. Selain sebagian sudah melewati masa karantina 14 hari dan dengan kondisi sehat, jumlah yang pulang dari Malaysia melalui Tanjung Balai Karimun juga menurun dalam tiga hari terakhir.

Tujuh PDP yang masih menjalani perawatan adalah Fa (18), NV (36) S (78) dan MS (61). Semuanya dirawat di RSUD Bengkalis. Kemudian  Mh (39) dan KK  yang saat ini dirawat di RSUD Mandau dan merupakan pasien rujukan dari Bengkalis. Ditambah dengan pasien positif Covid-19 dari Duri 1 orang inisial AA (54). Total secara keseluruhan PDP berjumlah 14 orang.(sol/epp/hsb/wir/esi/ted)

Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari