Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Riau Hijau Jangan Hanya Seremonial

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Tagline Riau Hijau yang diluncurkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau pada HUT ke-62 Riau tahun lalu, mulai dipertanyakan banyak pihak. Sejauh mana tagline tersebut dijalankan. Pasalnya, masih banyak yang belum mengetahui makna dari Riau Hijau yang dimaksud tersebut.

Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Al azhar saat menjadi pembicara pada kegiatan diskusi Satu Tahun Riau Hijau dan Pilkada Serentak 2020 yang ditaja Jikalahari di Balai Adat Melayu Riau, Senin (24/2) mengatakan, Riau Hijau seharusnya bukan hanya kegiatan pembagian SK perhutanan sosial yang selama ini digadang-gadang sudah sukses dilakukan.

"Jadi bukan hanya soal perhutanan sosial saja, tapi bagaimana pemenuhan hak-hak masyarakat terutama masyarakat adat yang selama ini terabaikan," ujarnya.

Sementara itu Direktur Riau Pos M Hapiz  yang juga hadir sebagai pembicara pada kegiatan itu mengatakan, konsep Riau Hijau dalam kacamata media dan masyarakat hingga saat ini masih dipahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan penanaman pohon.

Baca Juga:  Disperindag Harus Intens Lobi Pusat

"Sebelum menghadiri diskusi ini, saya sempat bertemu dengan rekan-rekan media, teman-teman redaksi di Riau. Saya menanyakan ke mereka, paham tidak dengan konsep Riau Hijau itu. Banyak yang menjawab apa seperti menanam pohon," ujar Hapiz.

Atas dasar tersebut, lanjut Hapiz, pihaknya menilai hingga saat ini Pemprov Riau masih belum berhasil membuat publik paham apa sebenarnya Riau Hijau tersebut. Di samping juga karena program kegiatan yang dilakukan terkait hal itu juga belum banyak.

"Dengan kondisi itu, kami dari pihak media juga tidak tahu apa yang harus kami tulis atau kami sampaikan kepada masyarakat terkait konsep Riau Hijau ini," sebutnya.

Untuk itu, selaku kalangan media, Hapiz berharap agar Pemprov Riau lebih serius lagi dalam hal menjalankan konsep Riau Hijau ini. Sehingga tidak hanya terkesan hanya kegiatan seremonial saat HUT Riau saja. "Jadi jangan hanya sekadar kegiatan seremonial saja," katanya.

Terpisah, Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar saat dikonfirmasi perihal sejauh mana konsep Riau Hijau sudah dijalankan mengatakan, bprogres dari konsep ini sebenarnya sudah banyak.

Baca Juga:  Danrem 031/Wirabima Ajak PWI Pokja Pekanbaru Lawan Hoaks

"Sebenarnya Riau Hijau ini sudah banyak progress. Dan untuk dimaklumi kegiatan penandatanganan rendah karbon di Bali beberapa waktu lalu juga merupakan salah satu upaya mewujudkan Riau Hijau," katanya.

Selain itu, lanjut Syamsuar, pada 2019 lalu juga sudah dilakukan kegiatan penanaman pohon, perbaikan tanaman mangrove dan beberapa kegiatan lainnya. Untuk itu, pihaknya akan terus berkomitmen mengembangkan konsep ini.

"Karena kalau kita tidak peduli lingkungan, maka akan mengganggu komoditas kita, seperti sawit. Saya juga mengajak semua pihak melalui Dinas ESDM untuk menggunakan solar cell, sehingga bisa mengurangi penggunaan energi listrik," ujarnya.

Dalam kegiatan diskusi di LAM Riau, juga hadir sebagai pembicara Made Ali selaku Koordinator Jikalahari, Albon Zikra selaku Direktur Riset VOX Institut, dan Ervin Rizaldi selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Riau.(sol)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Tagline Riau Hijau yang diluncurkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau pada HUT ke-62 Riau tahun lalu, mulai dipertanyakan banyak pihak. Sejauh mana tagline tersebut dijalankan. Pasalnya, masih banyak yang belum mengetahui makna dari Riau Hijau yang dimaksud tersebut.

Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Al azhar saat menjadi pembicara pada kegiatan diskusi Satu Tahun Riau Hijau dan Pilkada Serentak 2020 yang ditaja Jikalahari di Balai Adat Melayu Riau, Senin (24/2) mengatakan, Riau Hijau seharusnya bukan hanya kegiatan pembagian SK perhutanan sosial yang selama ini digadang-gadang sudah sukses dilakukan.

- Advertisement -

"Jadi bukan hanya soal perhutanan sosial saja, tapi bagaimana pemenuhan hak-hak masyarakat terutama masyarakat adat yang selama ini terabaikan," ujarnya.

Sementara itu Direktur Riau Pos M Hapiz  yang juga hadir sebagai pembicara pada kegiatan itu mengatakan, konsep Riau Hijau dalam kacamata media dan masyarakat hingga saat ini masih dipahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan penanaman pohon.

- Advertisement -
Baca Juga:  DPRD Lanjutkan Sejumlah Agenda Usai Pemilu

"Sebelum menghadiri diskusi ini, saya sempat bertemu dengan rekan-rekan media, teman-teman redaksi di Riau. Saya menanyakan ke mereka, paham tidak dengan konsep Riau Hijau itu. Banyak yang menjawab apa seperti menanam pohon," ujar Hapiz.

Atas dasar tersebut, lanjut Hapiz, pihaknya menilai hingga saat ini Pemprov Riau masih belum berhasil membuat publik paham apa sebenarnya Riau Hijau tersebut. Di samping juga karena program kegiatan yang dilakukan terkait hal itu juga belum banyak.

"Dengan kondisi itu, kami dari pihak media juga tidak tahu apa yang harus kami tulis atau kami sampaikan kepada masyarakat terkait konsep Riau Hijau ini," sebutnya.

Untuk itu, selaku kalangan media, Hapiz berharap agar Pemprov Riau lebih serius lagi dalam hal menjalankan konsep Riau Hijau ini. Sehingga tidak hanya terkesan hanya kegiatan seremonial saat HUT Riau saja. "Jadi jangan hanya sekadar kegiatan seremonial saja," katanya.

Terpisah, Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar saat dikonfirmasi perihal sejauh mana konsep Riau Hijau sudah dijalankan mengatakan, bprogres dari konsep ini sebenarnya sudah banyak.

Baca Juga:  Antisipasi DBD dengan Menjaga Kebersihan 

"Sebenarnya Riau Hijau ini sudah banyak progress. Dan untuk dimaklumi kegiatan penandatanganan rendah karbon di Bali beberapa waktu lalu juga merupakan salah satu upaya mewujudkan Riau Hijau," katanya.

Selain itu, lanjut Syamsuar, pada 2019 lalu juga sudah dilakukan kegiatan penanaman pohon, perbaikan tanaman mangrove dan beberapa kegiatan lainnya. Untuk itu, pihaknya akan terus berkomitmen mengembangkan konsep ini.

"Karena kalau kita tidak peduli lingkungan, maka akan mengganggu komoditas kita, seperti sawit. Saya juga mengajak semua pihak melalui Dinas ESDM untuk menggunakan solar cell, sehingga bisa mengurangi penggunaan energi listrik," ujarnya.

Dalam kegiatan diskusi di LAM Riau, juga hadir sebagai pembicara Made Ali selaku Koordinator Jikalahari, Albon Zikra selaku Direktur Riset VOX Institut, dan Ervin Rizaldi selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Riau.(sol)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari