JAKARTA )RIAUPOS.CO) — Tim Wiese, kiper 1899 Hoffenheim periode 2012–2014, adalah sosok pertama yang menjuluki pelatih RB Leipzig saat ini, Julian Nagelsmann, sebagai "Baby Mourinho". Padahal, saat itu atau enam tahun silam, Jose Mourinho sedang berjaya dengan kembali memenangi Premier League bersama Chelsea.
Nagelsmann? Selain masih berusia 26 tahun kala itu, dia hanya berstatus asisten der trainer TSG 1899 Hoffenheim Frank Kramer sekaligus pelatih U-19 klub tersebut. Nagelsmann pun tidak seberapa menanggapinya.
Rupanya, julukan itu kemudian seperti doa bagi Nagelsmann. Enam tahun berselang, Nagelsmann bertemu sosok sumber julukannya. Dini hari nanti (20/2) di Tottenham Hotspur Stadium, Nagelsmann beradu taktik dengan Mourinho yang jadi tactician Tottenham Hotspur dalam first leg babak 16 besar Liga Champions (siaran langsung SCTV/Champions TV 1 pukul 03.00 WIB).
"Kami tidak memiliki filosofi dan konsep yang sama dalam melihat sepak bola. Tetapi, diasosiasikan dengannya (Mourinho) bukan hal buruk," kata Nagelsmann dalam wawancara dengan The Independent.
Meski bukan salah satu patron kepelatihannya, Nagelsmann mengaku mengikuti press conference perdana Mourinho di Spurs. Itu pun dilakukan lantaran sosok yang digantikan Mourinho, Mauricio Pochettino, adalah pelatih yang dikaguminya. "Kalau dibandingkan dengan Mourinho, saya jelas tidak ada seujung kukunya. Mourinho memenangi 25 trofi sepanjang karirnya dengan dua di antaranya trofi Liga Champions. Saya? Belum memenangi apa pun," tutur pelatih yang hanya pernah memenangi Bundesliga U-19 2013–2014 tersebut.
Kalaupun ada kesamaan, itu adalah soal waktu memulai karir kepelatihan. Mourinho maupun Nagelsmann memulai karir kepelatihan dari usia muda. Mereka juga memahami pemakaian sports science sebagai kekuatan dan percaya pada detail.
"Mourinho dan Nagelsmann juga sama-sama mendapat rekomendasi dari pelatih andal di tim sebelumnya. Thomas Tuchel dan Ralf Rangnick memberikan pengakuan kepada Nagelsmann. Sedangkan Sir Bobby Robson dan Louis van Gaal melabeli Mourinho sebagai 'the next big thing'," tulis The Independent yang melabeli pertemuan dini hari nanti sebagai adu referensi dua pelatih beda generasi.
Di sisi lain, BT Sport melabeli pertemuan Nagelsmann versus Mourinho sebagai calon bintang versus bintang yang mulai pudar sinarnya. Nagelsmann sejak bergabung dengan RB Leipzig musim ini mampu menjadi ancaman serius bagi Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund dalam perburuan gelar Bundesliga.
Berbeda dengan Mourinho yang dulu, Mourinho tiga musim terakhir telah kehilangan tuah sebagai raja midas pemberi trofi. Kutukan "musim ketiga" pun masih berlanjut kepada pelatih asal Setubal, Portugal, itu saat menangani Manchester United (2016–2018).
Nagelsmann berharap Mourinho tetap menjalankan taktik bertahan dengan dalam serta tak memberikan ruang buat pemainnya di area pertahanan dini hari nanti. "Itu akan menjadi tantangan menarik bagi kami (untuk membongkarnya, Red)," ujarnya.
Bild menulis, Nagelsmann punya potensi mengejutkan Mourinho. Apalagi, Nagelsmann punya kebiasaan mengumumkan starting XI satu jam sebelum bertanding. Nagelsmann beralasan, hal itu dilakukan untuk membuat semua pemainnya merasa penting dan bersungguh-sungguh dalam latihan.
Namun, Mourinho pun mempersiapkan laga melawan Leipzig sejak jauh-jauh hari. Ketika Leipzig bertemu Bayern Muenchen di Allianz Arena pekan lalu (10/2), The Special One berada di tribun stadion.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal