SIDOARJO (RIAUPOS.CO) – Proses evakuasi korban runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, masih berlanjut hingga Senin (6/10) malam. Tim gabungan memperkirakan pembersihan puing tinggal sekitar 15 persen lagi, sementara 65 santri sudah berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia. Diperkirakan masih ada 5 hingga 8 korban yang tertimbun reruntuhan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggodo turun langsung ke lokasi bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Ia menegaskan Kementerian PUPR akan mengevaluasi kelayakan bangunan seluruh ponpes setelah proses evakuasi selesai.
“Fokus utama saat ini adalah evakuasi korban. Evaluasi soal bangunan akan dilakukan setelah semua proses rampung,” jelasnya.
BNPB menyebut tragedi ini sebagai bencana dengan korban jiwa terbanyak sepanjang 2025, bahkan melampaui gempa Poso dan banjir bandang di Bali. Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan mengatakan, korban diperkirakan tertimbun di lantai dasar musala. Karena itu, pembersihan puing dilakukan dengan hati-hati agar tidak memicu runtuhan susulan.
Di sisi lain, Menko PM A. Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyampaikan pemerintah akan melakukan audit besar-besaran terhadap bangunan pesantren di seluruh Indonesia. “Presiden menekankan agar keselamatan santri harus benar-benar terjamin. Pesantren adalah pilar masyarakat, maka bangunannya harus kokoh dan aman,” ujarnya.
Polda Jatim menegaskan proses hukum tetap berjalan setelah evakuasi tuntas. Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Jules Abraham Abast menyebut penyelidikan akan dimulai dari olah TKP untuk memastikan penyebab runtuhnya bangunan.