Sabtu, 22 November 2025
spot_img

Dari PAUD ke Posyandu, Wako Agung Pastikan Pendidikan Dini Terjangkau Semua Anak

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terus berupaya menjadikan kota ini ramah anak dan berdaya saing. Salah satu langkahnya, Wali Kota Pekanbaru H Agung Nugroho SE MM melantik sekaligus mengukuhkan Tim Kelompok Kerja (Pokja) dan Bunda PAUD tingkat kota, kecamatan, serta kelurahan se-Pekanbaru, Senin (15/9). Acara berlangsung di Gedung Dang Merdu, Menara Bank Riau Kepri Syariah, dan dirangkaikan dengan kegiatan peningkatan kapasitas PAUD.

Wako Agung menegaskan, pengukuhan ini bukan sekadar seremonial, melainkan amanah besar untuk memastikan semua anak di Pekanbaru mendapat pendidikan sejak dini. “Kita sudah menetapkan wajib belajar 13 tahun. Artinya tidak boleh ada lagi anak yang tidak melalui jenjang PAUD maupun TK,” tegasnya.

Baca Juga:  Demokrat Pekanbaru Dirikan Rumah Tahfiz

Menurut Agung, pendidikan anak usia dini kini terintegrasi dengan sektor lain, termasuk kesehatan. Pemko bahkan berencana mengembangkan PAUD di posyandu agar anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap memiliki akses belajar sekaligus layanan kesehatan.

Ia juga menekankan pentingnya pendataan dari bawah. Melalui kerja sama dengan kader posyandu, pemko berhasil menemukan 1.778 anak putus sekolah yang kini sudah kembali bersekolah. “Ada pula kasus sosial lain, mulai dari anak yatim piatu tanpa dokumen hingga anak yang terhambat layanan kesehatan karena tidak terdaftar di BPJS. Ini semua harus segera ditangani,” ujarnya.

Agung menyoroti pula persoalan gizi anak. Awalnya hanya terdata 226 anak stunting, namun setelah pengecekan ulang, jumlahnya mencapai lebih dari 2.000 anak. “Ini tanggung jawab bersama. Anak-anak harus mendapat asupan gizi cukup agar tumbuh sehat dan cerdas,” katanya.

Baca Juga:  3.555 Peserta Ikuti UTBK PBUD PBM Unri

Wako menekankan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Ia mengajak masyarakat, kader posyandu, perangkat kelurahan, hingga organisasi sosial untuk bergotong royong mendukung pendidikan dan kesehatan anak.

Sementara itu, Bunda PAUD Kota Pekanbaru, Sulastri Agung, menyebut pengukuhan kali ini menjadi langkah penting memperkuat peran PAUD yang kini diatur secara holistik. “PAUD tidak hanya fokus pendidikan, tapi juga mencakup kesehatan, lingkungan, kebiasaan, dan gizi anak. Semua harus diperhatikan,” ujarnya.

Dengan kolaborasi ini, Pemko optimistis mampu melahirkan generasi Pekanbaru yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.(ali)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terus berupaya menjadikan kota ini ramah anak dan berdaya saing. Salah satu langkahnya, Wali Kota Pekanbaru H Agung Nugroho SE MM melantik sekaligus mengukuhkan Tim Kelompok Kerja (Pokja) dan Bunda PAUD tingkat kota, kecamatan, serta kelurahan se-Pekanbaru, Senin (15/9). Acara berlangsung di Gedung Dang Merdu, Menara Bank Riau Kepri Syariah, dan dirangkaikan dengan kegiatan peningkatan kapasitas PAUD.

Wako Agung menegaskan, pengukuhan ini bukan sekadar seremonial, melainkan amanah besar untuk memastikan semua anak di Pekanbaru mendapat pendidikan sejak dini. “Kita sudah menetapkan wajib belajar 13 tahun. Artinya tidak boleh ada lagi anak yang tidak melalui jenjang PAUD maupun TK,” tegasnya.

Baca Juga:  Kakanwil Gemaberseri di Masjid Da’wah Rumbai Pesisir

Menurut Agung, pendidikan anak usia dini kini terintegrasi dengan sektor lain, termasuk kesehatan. Pemko bahkan berencana mengembangkan PAUD di posyandu agar anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap memiliki akses belajar sekaligus layanan kesehatan.

Ia juga menekankan pentingnya pendataan dari bawah. Melalui kerja sama dengan kader posyandu, pemko berhasil menemukan 1.778 anak putus sekolah yang kini sudah kembali bersekolah. “Ada pula kasus sosial lain, mulai dari anak yatim piatu tanpa dokumen hingga anak yang terhambat layanan kesehatan karena tidak terdaftar di BPJS. Ini semua harus segera ditangani,” ujarnya.

Agung menyoroti pula persoalan gizi anak. Awalnya hanya terdata 226 anak stunting, namun setelah pengecekan ulang, jumlahnya mencapai lebih dari 2.000 anak. “Ini tanggung jawab bersama. Anak-anak harus mendapat asupan gizi cukup agar tumbuh sehat dan cerdas,” katanya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pemko Pekanbaru Pastikan Tunda Bayar Proyek Tetap Diselesaikan

Wako menekankan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Ia mengajak masyarakat, kader posyandu, perangkat kelurahan, hingga organisasi sosial untuk bergotong royong mendukung pendidikan dan kesehatan anak.

Sementara itu, Bunda PAUD Kota Pekanbaru, Sulastri Agung, menyebut pengukuhan kali ini menjadi langkah penting memperkuat peran PAUD yang kini diatur secara holistik. “PAUD tidak hanya fokus pendidikan, tapi juga mencakup kesehatan, lingkungan, kebiasaan, dan gizi anak. Semua harus diperhatikan,” ujarnya.

- Advertisement -

Dengan kolaborasi ini, Pemko optimistis mampu melahirkan generasi Pekanbaru yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.(ali)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terus berupaya menjadikan kota ini ramah anak dan berdaya saing. Salah satu langkahnya, Wali Kota Pekanbaru H Agung Nugroho SE MM melantik sekaligus mengukuhkan Tim Kelompok Kerja (Pokja) dan Bunda PAUD tingkat kota, kecamatan, serta kelurahan se-Pekanbaru, Senin (15/9). Acara berlangsung di Gedung Dang Merdu, Menara Bank Riau Kepri Syariah, dan dirangkaikan dengan kegiatan peningkatan kapasitas PAUD.

Wako Agung menegaskan, pengukuhan ini bukan sekadar seremonial, melainkan amanah besar untuk memastikan semua anak di Pekanbaru mendapat pendidikan sejak dini. “Kita sudah menetapkan wajib belajar 13 tahun. Artinya tidak boleh ada lagi anak yang tidak melalui jenjang PAUD maupun TK,” tegasnya.

Baca Juga:  Rusak, Jalan Sudirman Ditanami Pohon Pisang

Menurut Agung, pendidikan anak usia dini kini terintegrasi dengan sektor lain, termasuk kesehatan. Pemko bahkan berencana mengembangkan PAUD di posyandu agar anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap memiliki akses belajar sekaligus layanan kesehatan.

Ia juga menekankan pentingnya pendataan dari bawah. Melalui kerja sama dengan kader posyandu, pemko berhasil menemukan 1.778 anak putus sekolah yang kini sudah kembali bersekolah. “Ada pula kasus sosial lain, mulai dari anak yatim piatu tanpa dokumen hingga anak yang terhambat layanan kesehatan karena tidak terdaftar di BPJS. Ini semua harus segera ditangani,” ujarnya.

Agung menyoroti pula persoalan gizi anak. Awalnya hanya terdata 226 anak stunting, namun setelah pengecekan ulang, jumlahnya mencapai lebih dari 2.000 anak. “Ini tanggung jawab bersama. Anak-anak harus mendapat asupan gizi cukup agar tumbuh sehat dan cerdas,” katanya.

Baca Juga:  Anak Muda Jangan Mau Terpengaruh Narkoba

Wako menekankan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Ia mengajak masyarakat, kader posyandu, perangkat kelurahan, hingga organisasi sosial untuk bergotong royong mendukung pendidikan dan kesehatan anak.

Sementara itu, Bunda PAUD Kota Pekanbaru, Sulastri Agung, menyebut pengukuhan kali ini menjadi langkah penting memperkuat peran PAUD yang kini diatur secara holistik. “PAUD tidak hanya fokus pendidikan, tapi juga mencakup kesehatan, lingkungan, kebiasaan, dan gizi anak. Semua harus diperhatikan,” ujarnya.

Dengan kolaborasi ini, Pemko optimistis mampu melahirkan generasi Pekanbaru yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.(ali)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari