Selasa, 1 Juli 2025
spot_img

Waspada Kabut Asap! Karhutla di Riau Kembali Ganggu Aktivitas Warga

RIAUPOS.CO – Kota Pekanbaru kembali diselimuti kabut asap pada Senin pagi (30/6). Mulai pukul 05.00 hingga 09.00 WIB, udara terasa tidak sehat. Banyak pengendara motor dan pejalan kaki mengeluhkan sesak napas dan jarak pandang yang menurun.

Salah satunya, Syafrizal (39), yang melintas di kawasan HR Soebrantas dan Tuanku Tambusai. “Bau asap cukup menyengat, jarak pandang cuma sekitar 100 meter. Saya terpaksa pakai masker karena sesak di dada,” katanya.

Ia berharap kabut ini tidak menjadi tanda-tanda akan terulangnya bencana kabut asap besar seperti tahun 2019 lalu. Hal serupa juga dirasakan Veri (52), yang mengeluhkan mata perih dan napas yang mulai terganggu akibat paparan asap.

Baca Juga:  Malam Takbiran di Pekanbaru dan Wilayah Riau Diperkirakan Berpotensi Hujan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau menyebut sumber kabut asap berasal dari kebakaran lahan gambut di Tapung, Kabupaten Kampar, yang sudah berlangsung selama tiga hari.

“Lokasinya di lahan gambut, jadi proses pemadaman butuh waktu lebih lama,” jelas Kepala BPBD Riau, M Edy Afrizal. Ia juga menyebut hanya satu helikopter water bombing yang tersedia saat ini, sehingga pemadaman belum optimal. Bantuan helikopter tambahan tengah diupayakan.

Saat ini, seluruh kabupaten/kota di Riau telah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat penanganan dan antisipasi kebakaran agar tidak meluas.

Menurut Kepala BMKG Pekanbaru, Irwansyah Nasution, satelit mendeteksi empat titik panas di wilayah Riau—namun tidak secara spesifik di Kampar atau Pekanbaru. Namun, berdasarkan pengamatan visual dan laporan lapangan, kabut asap kemungkinan berasal dari sisa kebakaran skala kecil.

Baca Juga:  11 Orang Klaster Magetan di 3 Kabupaten

Di Tapung, lahan yang terbakar merupakan milik warga berupa semak belukar dan kebun sawit seluas dua hektare. Tim gabungan masih melakukan penyekatan dan pendinginan di lokasi untuk mencegah api kembali menyala.

 

RIAUPOS.CO – Kota Pekanbaru kembali diselimuti kabut asap pada Senin pagi (30/6). Mulai pukul 05.00 hingga 09.00 WIB, udara terasa tidak sehat. Banyak pengendara motor dan pejalan kaki mengeluhkan sesak napas dan jarak pandang yang menurun.

Salah satunya, Syafrizal (39), yang melintas di kawasan HR Soebrantas dan Tuanku Tambusai. “Bau asap cukup menyengat, jarak pandang cuma sekitar 100 meter. Saya terpaksa pakai masker karena sesak di dada,” katanya.

Ia berharap kabut ini tidak menjadi tanda-tanda akan terulangnya bencana kabut asap besar seperti tahun 2019 lalu. Hal serupa juga dirasakan Veri (52), yang mengeluhkan mata perih dan napas yang mulai terganggu akibat paparan asap.

Baca Juga:  Tinggal 5 Daerah yang Masih Banjir

Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau menyebut sumber kabut asap berasal dari kebakaran lahan gambut di Tapung, Kabupaten Kampar, yang sudah berlangsung selama tiga hari.

“Lokasinya di lahan gambut, jadi proses pemadaman butuh waktu lebih lama,” jelas Kepala BPBD Riau, M Edy Afrizal. Ia juga menyebut hanya satu helikopter water bombing yang tersedia saat ini, sehingga pemadaman belum optimal. Bantuan helikopter tambahan tengah diupayakan.

- Advertisement -

Saat ini, seluruh kabupaten/kota di Riau telah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat penanganan dan antisipasi kebakaran agar tidak meluas.

Menurut Kepala BMKG Pekanbaru, Irwansyah Nasution, satelit mendeteksi empat titik panas di wilayah Riau—namun tidak secara spesifik di Kampar atau Pekanbaru. Namun, berdasarkan pengamatan visual dan laporan lapangan, kabut asap kemungkinan berasal dari sisa kebakaran skala kecil.

- Advertisement -
Baca Juga:  Malam Takbiran di Pekanbaru dan Wilayah Riau Diperkirakan Berpotensi Hujan

Di Tapung, lahan yang terbakar merupakan milik warga berupa semak belukar dan kebun sawit seluas dua hektare. Tim gabungan masih melakukan penyekatan dan pendinginan di lokasi untuk mencegah api kembali menyala.

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

Dumai Tetapkan Status Siaga Karhutla 

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

RIAUPOS.CO – Kota Pekanbaru kembali diselimuti kabut asap pada Senin pagi (30/6). Mulai pukul 05.00 hingga 09.00 WIB, udara terasa tidak sehat. Banyak pengendara motor dan pejalan kaki mengeluhkan sesak napas dan jarak pandang yang menurun.

Salah satunya, Syafrizal (39), yang melintas di kawasan HR Soebrantas dan Tuanku Tambusai. “Bau asap cukup menyengat, jarak pandang cuma sekitar 100 meter. Saya terpaksa pakai masker karena sesak di dada,” katanya.

Ia berharap kabut ini tidak menjadi tanda-tanda akan terulangnya bencana kabut asap besar seperti tahun 2019 lalu. Hal serupa juga dirasakan Veri (52), yang mengeluhkan mata perih dan napas yang mulai terganggu akibat paparan asap.

Baca Juga:  Wagubri: Gesa Pembangunan Makorem

Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau menyebut sumber kabut asap berasal dari kebakaran lahan gambut di Tapung, Kabupaten Kampar, yang sudah berlangsung selama tiga hari.

“Lokasinya di lahan gambut, jadi proses pemadaman butuh waktu lebih lama,” jelas Kepala BPBD Riau, M Edy Afrizal. Ia juga menyebut hanya satu helikopter water bombing yang tersedia saat ini, sehingga pemadaman belum optimal. Bantuan helikopter tambahan tengah diupayakan.

Saat ini, seluruh kabupaten/kota di Riau telah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat penanganan dan antisipasi kebakaran agar tidak meluas.

Menurut Kepala BMKG Pekanbaru, Irwansyah Nasution, satelit mendeteksi empat titik panas di wilayah Riau—namun tidak secara spesifik di Kampar atau Pekanbaru. Namun, berdasarkan pengamatan visual dan laporan lapangan, kabut asap kemungkinan berasal dari sisa kebakaran skala kecil.

Baca Juga:  Demo Mahasiswa UIN Suska Berakhir Ricuh, Lemas Terkurung, Kasat Sabhara Terpaksa Dievakuasi

Di Tapung, lahan yang terbakar merupakan milik warga berupa semak belukar dan kebun sawit seluas dua hektare. Tim gabungan masih melakukan penyekatan dan pendinginan di lokasi untuk mencegah api kembali menyala.

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari