KAMPAR (RIAUPOS.CO) – Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid gerak cepat menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir di wilayah Desa Sendayan, Kecamatan Kampar Utara, Senin (3/3). Banjir tersebut disebabkan meluapnya Sungai Kampar setelah dibukanya pintu bendungan PLTA Koto Panjang.
“Untuk antisipasi jangka pendek, kami telah berkoordinasi dengan Pak Bupati Kampar untuk membantu warga yang terdampak terlebih dahulu,” ujarnya.
Dalam peninjauannya bersama Bupati Kampar Ahmad Yuzar, Abdul Wahid menegaskan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama bagi pemerintah.
“Musibah ini harus kita tangani dengan komprehensif. Prioritas utama kita adalah nyawa masyarakat terlebih dahulu yang harus diselamatkan, baru harta benda dan fasilitas umum,” terangnya.
Adapun bantuan yang disalurkan meliputi kebutuhan pokok seperti beras, mi instan, telur, karpet, dan selimut. Selain itu, tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, dan relawan terus dikerahkan untuk membantu evakuasi warga yang masih berada di daerah rawan banjir.
“Untuk solusi jangka panjangnya, tentu kami akan berdiskusi dengan Bupati Kampar,PLN, dan Pemerintah Pusat bagaimana agar banjir seperti ini tidak terulang kembali dan harus kita cari solusinya. Kalau ide dari saya perlu untuk adanya pembangunan bendungan lagi,” tutup Gubri.
Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati dan segera melapor jika membutuhkan bantuan. Pemda bersama berbagai pihak berkomitmen untuk menangani dampak banjir dengan cepat dan efektif. Gubri menuturkan dirinya juga akan segera melakukan peninjauan ke Kabupaten Rokan Hulu dan Kuantan Singingi yang juga terdampak banjir.
“Kami akan berkoordinasi lagi mengenai status siaga banjir ini. Saya sudah mengagendakan untuk ke dua kabupaten itu, kemungkinan besok atau lusa,” tutur Abdul Wahid.
Gubri menyampaikan, untuk solusi yang akan disampaikannya ke pemerintah pusat, agar tidak terjadi lagi banjir yang setiap tahun terjadi akibat dibukanya spillway PLTA Koto Panjang ini. Solusinya dengan menambah bendungan baru untuk menampung debit air akibat hujan yang tinggi melanda di wilayah Sumbar dan Riau.
“Solusinya sebenarnya kita mau minta buat bendungan lagi, kalau debit air di sana dibuka, umpannya di sini ditahan, nanti pelan-pelan diangsur. Sebenarnya harus ada satu atau dua bendungan lagi supaya bisa teratasi,” kata Wahid.
Sementara itu, salah seorang warga Kampung Panjang Air Tiris, Rohim, saat ditemui mengatakan ia bersama masyarakat lainnya setiap tahun mengalami banjir yang cukup besar. Karena air sungai Kampar naik akibat dibukanya pintu waduk PLTA Koto Panjang. Untuk itu, ia meminta agar pemerintah bisa mencarikan solusi segera, agar banjir yang sama tidak terjadi lagi.
“Malam itu tiba-tiba air masuk ke dalam rumah saya, ini airnya tinggi hampir sampai sepinggang. Tentu kami sekeluarga panik dengan kondisi banjir yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah. Memang tiap tahun terjadi seperti ini akibat dibukanya waduk PLTA Koto Panjang. Tolong carikan kami solusi agar tidak lagi banjir tiap tahun seperti ini,” kata Rohim.
Sementara itu, dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, untuk wilayah terdampak di Kampar Utara, berdasarkan laporan dari pemerintah setempat ada 315 rumah di Kampung Panjang terdampak banjir. Desa Sendayan sebanyak 177 KK, 69 KK di Desa Naga Beralih.
Banjir juga berdampak di Desa Muara Jalai yang merendam sebanyak 168 KK, lalu di Desa Sawah 262 KK, Sungai Tonang 12 KK, dan Desa Sungai Jalau 95 KK. Secara keseluruhan, sebanyak 1.098 KK di Kecamatan Kampar Utara terkena dampak banjir.(adv/sol)