PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Rama menghabiskan waktu libur sekolah di kampung halamannya. Ia sangat senang, karena banyak keluarganya di sana. Ia pun sering diajak ke berbagai tempat.
Sore itu, ia diajak oleh sepupunya Azmi untuk nongkrong di sebuah cafe. Nama kafe itu adalah Rumah Nenek.
Karena yang lain sudah pergi duluan, Rama pun menyusul sendiri dengan sepeda motor.
Namun, ia tak tahu lokasi pastinya karena ia tak hapal benar jalanan di kampung tersebut.
Ia pun bertanya ke tukang bengkel di pinggir jalan. ”Bang, tahu Kafe Rumah Nenek? Katanya di dekat sini,” tanyanya.
Bukannya mendapat jawaban, ia justru dimarahi dan dikira orang iseng. ”Apa kata kau? Rumah, rumah nenek kau. Masa kau tanya pula sama aku. Agak laen kau ku lihat,” jawab tukang bengkel itu emosi.
Rama pun langsung terdiam.
”Alamaaaak…!!! Salah paham abang ni. Kayaknya dia nggak ngerti maksud aku,” gumam Rama.
Ia pun segera pergi dan pamit dari tempat itu.(azr)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Rama menghabiskan waktu libur sekolah di kampung halamannya. Ia sangat senang, karena banyak keluarganya di sana. Ia pun sering diajak ke berbagai tempat.
Sore itu, ia diajak oleh sepupunya Azmi untuk nongkrong di sebuah cafe. Nama kafe itu adalah Rumah Nenek.
- Advertisement -
Karena yang lain sudah pergi duluan, Rama pun menyusul sendiri dengan sepeda motor.
Namun, ia tak tahu lokasi pastinya karena ia tak hapal benar jalanan di kampung tersebut.
- Advertisement -
Ia pun bertanya ke tukang bengkel di pinggir jalan. ”Bang, tahu Kafe Rumah Nenek? Katanya di dekat sini,” tanyanya.
Bukannya mendapat jawaban, ia justru dimarahi dan dikira orang iseng. ”Apa kata kau? Rumah, rumah nenek kau. Masa kau tanya pula sama aku. Agak laen kau ku lihat,” jawab tukang bengkel itu emosi.
Rama pun langsung terdiam.
”Alamaaaak…!!! Salah paham abang ni. Kayaknya dia nggak ngerti maksud aku,” gumam Rama.
Ia pun segera pergi dan pamit dari tempat itu.(azr)