ROKAN HULU (RIAUPOS.CO) – Bupati Rohul H Sukiman meminta tingkatkan koordinasi, sinergitas dan kerja sama seluruh instansi lintas sektor, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan stakeholder dalam upaya percepatan penurunan stunting pada tahun 2024.
Menurutnya, dirinya telah menandatangani SK penetapan daerah lokus tengkes (stunting). Terdapat 12 desa yang tersebar di 9 Kecamatan di Kabupaten Rohul, sebagai lokasi fokus intervensi percepatan penurunan dan penanganan tengkes tahun 2024 oleh Pemkab Rohul.
Diakuinya, 12 desa yang menjadi lokasi fokus intervensi percepatan penurunan dan penanganan tengkes didasarkan, dengan kriteria jumlah balita tengkes dan prevalesi balita tengkes.
‘’Ada 276 balita di 12 desa yang menjadi sasaran intervensi percepatan penurunan dan penananganan tengkes Rohul tahun 2024. Kita berharap dengan adanya komitmen bersama dari seluruh elemen, instansi lintas sektoral serta stakeholder di Rohul, dapat menurunkan kasus stunting sesuai target nasional 14 persen,’’ ungkap Bupati Rohul H Sukiman kepada Riau Pos, Rabu (15/5), usai membuka Rembuk tengkes tingkat kabupaten Tahun 2024 di Pendopo Rumdis Bupati Rohul.
276 balita yang menjadi sasaran fokus penanganan dan penurunan tengkes di 12 desa tersebut yakni, Kecamatan Rambah di Desa Tanjung Belit 12 orang, Kecamatan Rambah Hilir di Desa Muara Musu 16 orang.
Kecamatan Bangun Purba di Desa Bangun Purba, Bangun Purba Barat, Bangun Purba Timur dengan total 92 orang.
Kemudian Kecamatan Tambusai di Desa Tambusai Timur sebanyak 30 orang, Kecamatan Kunto
Darussalam di Desa Pasir Indah 10 orang.
Kecamatan Bonai Darussalam di Desa Bonai sebanyak 16 orang, Kecamatan Rokan IV Koto di Desa Cipang Kiri Hulu dan Desa Cipang Kanan totalnya 70 orang, Kecamatan Pendalian IV Koto di Desa Suligi 12 orang, Kecamatan Kabun di Desa Bencah Kesuma 18 orang.
Bupati dua periode itu mengaku upaya Pemkab Rohul dalam penanganan kasus tengkes setiap tahunnya menunjukan trend penurunan.
Yakni data Riskesda tahun 2018 menunjukkan 27,3 persen. Kemudian tahun 2019 turun menjadi 24,37 persen hingga tahun 2022 turun menjadi 22 persen angka tengkes sesuai data studi status gizi Indonesia (SSGI).
Sementara pada tahun 2023 kasus tengkes turun menjadi 15,9 persen.
’’Akhir tahun 2024 kita maksimalkan, dengan target angka tengkes di Rohul turun menjadi 2 digit atau menjadi 13 persen atau diatas dari target nasional yang hanya 14 persen. Tentu seluruh yang terlibat agar bekerja keras dan ikhlas untuk melakukan sasaran intervensi melalui program kegiatan strategis dalam rangkan penurunan tengkes di 12 desa yang tersebar 9 Kecamatan di Rohul,” katanya.
Upaya pecepatan penurunan tengkes di Rohul, tegas Sukiman, perlu intervensi spsesifik dan sensitif yang dilaksanakan secara holistik, integratif dan berkualitas melalui koodinasi sinergi dan sinkronisasi antara Pemkab, Desa dan Kelurahan serta pemangku kegiatan di Rohul.
Adapun program pelaksanaan konvergensi percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan sejumlah OPD terkait dan desa di Rohul yakni Program Pembinaan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Peningkatan Keluarga Sejahtera, Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan pangan Masyarakat Dinas Ketanahan Pangan.
Program Pengolahan dan pemasaran Hasil Perikanan, Program Pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Program penunjang urusan pemerintah daerah Kabupaten/kota.(adv)