SURABAYA (RIAUPOS.CO) — Memanasnya hubungan Iran-Amerika Serikat (AS) yang diduga memicu melambungnya harga emas murni, rupanya membuat jasa penjualan emas di Malang lesu. Dibanding hari biasanya, penjualan emas merosot sampai 50 persen.
Pemilik toko perhiasan Bulan Purnama Malang Muchlis Diagama menyatakan, penjualan emas murni di tokonya turun drastis, yakni hingga 50 persen. Menurutnya, selain karena kondisi geopolitik seperti memanasnya hubungan Iran-AS, kenaikan harga emas menjadi pemicu merosotnya penjualan
"Kelesuan ini jika dibandingkan dengan ekonomi global periode yang sama di tahun 2019," terangnya.
Faktor eksternal ini tentu tidak dapat dikendalikan oleh pengusaha seperti dirinya. Lebih detail dia menyebutkan, yang dapat dikendalikan adalah faktor internal meliputi manajemen dan pelayanan kepada pelanggan.
Salah satu upaya yang dia lakukan untuk menekan merosotnya penjualan emas adalah mengurangi keuntungan. Dengan kata lain, jika normalnya dia bisa mengais keuntungan 7 persen, kini diperkecil.
Apalagi dalam kondisi harga emas yang naik ini, transaksinya akan lebih banyak masyarakat yang menjual emasnya daripada membeli. Di tokonya sendiri, perbandingannya bisa mencapai 1:5.
Banyaknya masyarakat yang menjual emas ini juga salah satunya dipicu usainya libur sekolah. Dari yang biasanya tokonya mengambil untung 7–10 persen, Muchlis menurunkannya menjadi 3–5 persen, untuk tetap menstabilkan sirkulasi cash flow.
Muchlis juga memaksimalkan pada penjualan emas perhiasan. Kenaikan ini menurutnya sedikit lebih ekstrem dibandingkan setahun yang lalu. "Tahun 2019 lalu harga emas murni ada di kisaran Rp520 ribu–Rp535 ribu. Kenaikan sebanyak 70 persen," tutup dia.
Berdasarkan data yang dihimpun wartawan koran ini, beberapa hari belakangan ini harga emas murni naik dari Rp665 ribu menjadi Rp685 ribu per gram. Dengan demikian, kenaikannya sekitar Rp20 ribu per gram.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, sepanjang 2019 lalu, emas berada di urutan keenam sebagai penyumbang inflasi dengan perubahan harga 10,22 persen.(arl/c1/jpg)