PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ikut melestarikan budaya permainan tradisional dan menghindari ketergantungan anak terhadap gawai, maka masa liburan bisa diisi dengan memainkan permainan tradisional agar anak melupakan gawai dan terhindar dari dampak negatifnya.
‘‘Untuk hal ini, kami dari SDN 3 Pekanbaru konsen dalam pembinaan, pemenuhan berbagai sarana pendukung, instruktur dan guru pembimbing melalui sanggar seni sekolah,’’ kata Kepala SDN 3 Pekanbaru Zulhendri SPd.
Ditengah perkembangan teknologi digital dan komunikasi, permainan tradisional anak melayu saat ini sudah mulai jarang dijumpai. Permainan game online saat ini turut menjadi penyebab kurang minatnya murid untuk bermain permainan tradisional anak melayu Riau terdahulu.
Zulhendri juga mengatakan, dengan kondisi demikian sekolah menjadi penting untuk terus melestarikan dan membudayakan permainan tradisional anak melayu di bawah pembinaan koordinator sanggar seni sekolah agar murid kembali tertarik dan mencintai budaya lokal.
“Diharapkan dengan adanya sanggar seni sekolah ini, maka yang terlupa jadi ingat, yang belum mengenal jadi tertarik kembali. Permainan tradisional ini bisa menghindari ketergantungan anak terhadap gadget atau permaiman game online. Permainan tradisional ini bisa dimainkan saat mengisi liburan sekolah,” katanya kepada Riau Pos Rabu (17/4).
Disampaikanya juga, pihaknya terus mensupport kegiatan sanggar seni sekolah dengan dukungan dari orang tua walimurid, dan semua warga sekolah. (*1/rul)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ikut melestarikan budaya permainan tradisional dan menghindari ketergantungan anak terhadap gawai, maka masa liburan bisa diisi dengan memainkan permainan tradisional agar anak melupakan gawai dan terhindar dari dampak negatifnya.
‘‘Untuk hal ini, kami dari SDN 3 Pekanbaru konsen dalam pembinaan, pemenuhan berbagai sarana pendukung, instruktur dan guru pembimbing melalui sanggar seni sekolah,’’ kata Kepala SDN 3 Pekanbaru Zulhendri SPd.
- Advertisement -
Ditengah perkembangan teknologi digital dan komunikasi, permainan tradisional anak melayu saat ini sudah mulai jarang dijumpai. Permainan game online saat ini turut menjadi penyebab kurang minatnya murid untuk bermain permainan tradisional anak melayu Riau terdahulu.
Zulhendri juga mengatakan, dengan kondisi demikian sekolah menjadi penting untuk terus melestarikan dan membudayakan permainan tradisional anak melayu di bawah pembinaan koordinator sanggar seni sekolah agar murid kembali tertarik dan mencintai budaya lokal.
- Advertisement -
“Diharapkan dengan adanya sanggar seni sekolah ini, maka yang terlupa jadi ingat, yang belum mengenal jadi tertarik kembali. Permainan tradisional ini bisa menghindari ketergantungan anak terhadap gadget atau permaiman game online. Permainan tradisional ini bisa dimainkan saat mengisi liburan sekolah,” katanya kepada Riau Pos Rabu (17/4).
Disampaikanya juga, pihaknya terus mensupport kegiatan sanggar seni sekolah dengan dukungan dari orang tua walimurid, dan semua warga sekolah. (*1/rul)