JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah akhirnya memutuskan menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium. Kenaikan ini berlaku di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Riau. Dengan kisaran kenaikan Rp1.000 per kilogram (kg). Kenaikan ini berlaku hingga 23 Maret, kemudian akan dievaluasi kembali. Apakah kembali ke harga semula, tetap naik, atau bahkan naik lagi.
Kenaikan HET beras premium itu dijelaskan Kelana Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Ahad (10/3). Dia menuturkan alasan perubahan HET beras premium itu karena melihat kondisi lapangan saat ini. ’’Untuk menjaga keseimbangan hulu dan hilir,’’ katanya.
Untuk wilayah pertama yaitu Jawa, Lampung, dan Sumsel, HET beras premium naik dari Rp13.900 per kg menjadi Rp14.900 per kg. Sedangkan HET beras medium tetap di harga Rp10.900 per kg. HET beras premium paling tinggi ada di wilayah Maluku dan Papua yaitu Rp15.800 per kg.
Arief mengatakan kebijakan kenaikan HET itu tentu tidak bisa menyenangkan secara 100 persen bagi pihak terkait. Baik itu bagi petani maupun konsumen. Tetapi baginya kebijakan itu adalah bagian dari mencari titik keseimbangan.
Dengan adanya kenaikan HET beras premium itu, diharapkan pasokan beras di pasar tradisional maupun modern bisa terjaga. Sehingga masyarakat bisa tenang memasuki bulan Ramadan.
Dia menjelaskan Bapanas sudah mencermati kondisi di lapangan. Mulai dari ketersediaan pasokan, sampai dengan harga jual terbaru di pasar tradisional hingga ritel modern. Keputusannya mereka perlu mengambil kebijakan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras premium di tingkat konsumen.
’’Relaksasi berlaku mulai 10 Maret sampai 23 Maret,’’ katanya. Setelah itu Bapanas akan melakukan evaluasi kembali. Apakah HET beras premium kembali turun merujuk patokan di Surat Kepala Bapanas 7/2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras tertanggal 30 Maret 2023.
Arief mengatakan, mereka memang menggunakan istilah relaksasi. Pertimbangannya karena ada pembatasan kenaikan HET beras premium untuk sementara ditetapkan sampai dengan 23 Maret 2023. ’’Sambil flush out beras yang harga perolehan sebelumnya jauh lebih tinggi,’’ katanya.
Dia menjelaskan bahwa panen raya dalam negeri saat ini semakin banyak. Harapannya stok beras di pasar modern dan tradisional kembali melimpah. Sehingga bisa menurunkan harga jual ke konsumen.
Sebelumnya Wakil Presiden Ma’ruf Amin kembali berkomentar soal gejolak harga beras. Dia mengatakan sebelumnya memang upaya menurunkan harga jual beras cukup sulit. Karena memang stoknya terbatas akibat panen mundur efek dari El Nino. ’’Karena memang belum panen,’’ katanya.
Tetapi saat ini sejumlah daerah sudah mulai panen raya beras. Sehingga dia berharap pasokan besar di pasaran kembali stabil lagi. Ma’ruf mengatakan pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas pasokan beras. Baik itu lewat produksi dalam negeri maupun impor dari negara lain.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, jika HET naik sampai Rp14.900 imbasnya tentu ke penyesuaian beras di ritel. Serta ada kecenderungan penjual menyesuaikan harga mendekat HET untuk memaksimalkan marjin keuntungan. Selain itu efeknya berimbas juga ke masyarakat kelompok menengah rentan.
Mengenai kepastian ketika HET naik berbanding lurus dengan ketersediaan dijamin aman, Bhima cukup menyangsikan itu. Mengingat, stok beras saat ini terbatas. Apalagi usai penyaluran bansos beras yang jor-joran jelang pemilu lalu.
Ditambah, beberapa daerah masih menunggu panen raya. Khususnya di wilayah lumbung
padi nasional seperti Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Timur. “Pasokan beras dengan HET terbaru bisa digelontorkan lagi oleh pelaku ritel, tapi apa stoknya ada? Jadi HET naik tapi stok belum otomatis berlimpah di ritel,” ujar Bhima kepada Jawa Pos (JPG).
Justru yang perlu disoroti adalah dugaan penimbunan beras. Apalagi ketika HET naik lantas stok beras di pasaran memadai. “Nah ini perlu diwaspadai kecenderungan stok baru dilepas setelah ada penyesuaian HET,” bebernya.
Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, sejauh ini harga beberapa bahan pangan memang mengalami kenaikan dibanding pekan sebelumnya. Meski, ada juga komoditas yang turun harga.
Untuk harga beras medium rata-rata nasional berada di kisaran Rp14.310 per kg, dan beras premium Rp16.420 per kg. ’’Menjelang nanti kita masuk bulan suci Ramadan ada beberapa hal yang perlu di-update. Pertama, harga pangan ini, beras medium yang tadi monitor Rp14.310 per kg, itu ada turun sedikit, kemudian beras premium di Rp16.420,’’ ujarnya di Jakarta, Jumat (8/3).
Adapun komoditas pangan yang mengalami penurunan yakni daging sapi di kisaran Rp135.670 per kg, gula konsumsi Rp17.740 per kg, dan minyak goreng curah di kisaran Rp15.540 per kg. Dilihat secara mingguan, komoditas yang mengalami kenaikan harga di antaranya adalah daging ayam ras naik 0,32 persen rata-rata harga nasional menjadi Rp38.150 per kg.
Kemudian, harga telur ayam ras naik 0,45 persen di kisaran Rp 31.490 per kg. Lalu, komoditas cabai juga mengalami peningkatan, baik itu cabai rawit merah, dan cabai merah keriting.
’’Ada beberapa yang naik secara week to week. Yang tadi secara week to week penurunan sedikit yang naik adalah daging ayam ras besar Rp 38.150 naiknya 0,32 persen, telur ayam ras Rp 31.490 naiknya 0,45 persen, kemudian cabai rawit merah naik 1,79 persen yaitu Rp63.160 dan cabai merah keriting Rp63.850,’’ tuturnya.(wan/han/dee/jpg)