SIAK (RIAUPOS.CO) – Tiga harimau menyatroni permukiman warga Dusun 3 Sungai Mungkal, Desa Adat Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Selasa (20/2) pukul 22.20 WIB. Dusun berpenduduk 120 KK itu, berada di pesisir, diapit Sungai Siak dan Sungai Kampar serta berhadapan dengan Kepulauan Meranti.
Penghulu Kampung Adat Penyengat Abok Agustinus menjelaskan, satu dari tiga harimau masuk ke rumah warga bernama Iwan melalui dapur.
Kuku harimau sudah menempel di telapak kaki kiri putra Iwan bernama Iman Saputra yang berusia 2,1 tahun atau 25 bulan.
Istri Iwan bernama Lestari terbangun mendengar suara harimau, ternyata harimau sedang menarik kaki putranya. Mengetahui harimau sudah masuk ke kamar dan menyeret kaki putranya, Lestari menarik putranya, lalu memeluknya.
“Teriakan Lestari terdengar mertuanya. Lalu mertuanya yang tinggal di samping rumahnya datang membawa vleg sepeda motor, lalu melemparkannya ke arah harimau,” terang Abok lagi.
Harimau pun kabur dari rumah Iwan, lalu masuk ke semak tak jauh dari rumah Iwan.
“Informasi dari warga, harimau berjumlah tiga ekor. Kami mengimbau warga untuk waspada. Jangan ada yang berkeliaran saat malam hari. Lebih baik saat malam warga berkumpul di satu tempat,” terangnya.
Disebutkan Abok, jangan lupa mengunci rumah saat malam tiba. Pihaknya tetap berkoordinasi dan memonitor sekecil apapun perkembangan situasi. “Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam),” terang Abok.
Tim dari BPBD, BBKSDA, dan Polsek sudah turun, dan memantau situasi, sekaligus berkoordinasi dengan warga. Ketua Animal Rescue Irwan Priatna yang juga Kabid Damkar di BPBD Siak mengatakan, pihaknya sudah turun bersama BBKSDA. Dari jejaknya harimau lebih dari satu.
“Kami meminta warga waspada dan sebaliknya jangan keluar rumah saat malam hari. Pastikan rumah dikunci dengan baik. Namun, sebaiknya warga berkumpul di satu tempat saat malam hari, sehingga dapat berkoordinasi dengan baik,” katanya.
Informasi terakhir disebutkan Irwan Priatna, harimau masih berkeliaran, sehingga timnya dan BBKSDA sedang melakukan observasi untuk melakukan tindakan yang terukur terhadap hewan buas yang dilindungi itu.
BBKSDA Segera Pasang
Perangkap
Terkait hal ini, Kepala BBKSDA Riau Genman Hasibuan membenar peristiwa ini nahas ini. Namun syukurnya, balita yang yang sempat akan diseret binatang buas yang belum sepenuhnya teridentifikasi tersebut selamat.
“Benar, telah telah terjadi interaksi negatif antara satwa harimau Sumatera di camp permukiman pekerja yang berbatasan dengan permukiman masyarakat di lokasi HGU perkebunan sawit PT Trio Mas yang masuk dalam wilayah Dusun Mungkal, Desa Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak,” sebutnya.
Saat ini, sebut Genman, pihaknya sudah menurun tim untuk melakukan mitigasi konflik tersebut.
“Jarak tempuh memang agak sulit, karena hanya tersedia askses sungai atau laut. Namun tim sudah berkoordinasi dan segera melakukan pemasangan camera trap dan kandang jebak,” sebutnya.
Genman menambahkan, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam upaya mitigasi. BBKSDA Riau menurutnya juga melakukan koordinasi dengan pihak perusahaan dan pemerintah daerah untuk mengatasi konflik ini.(mng/end)