Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Said Aqil: Pilpres Suara Kita Dimanfaatkan, Selesai Kita Ditinggalkan 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Potongan video pidato Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj viral di media sosial.

Dalam video tersebut, Said Aqil menagih janji Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menggelontorkan dana Rp1,5 triliun kepada PBNU.

Kata Said, janji Sri Mulyani tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Keuangan dengan PBNU.

“Pernah kami MoU dengan Menteri Sri Mulyani katanya akan menggelontorkan kredit murah Rp 1,5 triliun. Ila hadza yaum, sampai hari ini, satu peser pun belum terlaksana. Ini biar tahu anda semua seperti apa pemerintah ini,” ucap Said dalam video yang beredar, Kamis (26/12/2019).

Dari penelusuran Pojoksatu.id, video itu diambil ketika Said Aqil berpidato dalam acara wisuda mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) di Parung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 14 Desember 2019.

Video Saiq Aqil berdurasi 32 menit 2 detik itu diunggah di channel Youtube, NU Channel pada 15 Desember 2019.

Selain menagih janji, Said Aqil juga menyoroti ketimpangan ekonomi di Indonesia.

Baca Juga:  Syafril: PKS Ini Pakai Mesin Turbo

Ia menyebut Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Tapi kekayaan itu hanya dinikmati oleh sekelompok orang.

“Sekelompok kecil menikmati kekayaan alam yang sangat luar biasa. Freeport, uranium, apalagi batubara. Semua akan dihabisi oleh segelintir orang saja,” kata Said.

Said juga meniyinggung soal toleransi ekonomi. Ia menyinggung proyek-proyek besar pemerintah yang dinikmati oleh segelintir orang saja.

“Yang belum ada adalah toleransi dalam ekonomi, harmoni dalam ekonomi, harmonis dalam beragama, harmonis dalam bermasyarakat sudah kami lakukan. Tapi harmonis dalam ekonomi masih jauh panggang dari api,” katanya.

Ia menyebut ada oknum yang monopoli proyek-proyek pemerintah. Setiap ada proyek dari pemerintah, pasti yang dapat adalah orang itu.

Said lantas mempertanyakan di mana ekonomi untuk pemerataan. Jangan sampai harta dinikmati oleh orang-orang itu saja.

“Setiap proyek besar pasti bukan Haji Hasan, bukan Haji Muhammad. Pasti yang mendapat proyek besar bukan kita, bisa dibacalah. Sampai kapan seperti ini? wallahu alam,” tuturnya.

Baca Juga:  Janji Perbaiki Citra dan Kinerja DPR

Dikatakan Saiq, percuma berorganisasi, percuma bernegera jika tidak bisa membangun hal-hal positif. Membangun pendidikan, membangun kesehatan, membangun prestasi-prestasi yang bisa dibanggakan.

Dikatakan Said, Alquran menegaskan barang siapa yang tidak peduli dengan hal-hal tersebut, maka orang itu akan terkutuk. Allah tidak ridho kalau tidak peduli dengan peningkatan martabat dan prestasi.

Karena itu, Saiq mengajak umat Islam untuk meningkatkan martabat dan prestasi.

“Umat Islam harus berprestasi. Umat Islam harus kompetitif, bukan hanya komparatif,” katanya.

Selama ini, lanjut Saiq, warga NU hanya bisa bangga karena menjadi ormas Islam terbesar di Indonesia yang jumlahnya sekitat 91 juta jiwa.

“Paling kita bisanya cuma NU mayortas, 91 juta. Itu komparatif namanya. Tapi kompetitif, tidak bisa fastabiqul khairat. Belum bisa musabaqoh, belum bisa balapan,” katanya.

“Makanya, jangan salah. Jangan salahkan siapa-siapa, kalau ketika Pemilu, ketika Pilpres suara kita dimanfaatkan, tapi ketika selesai kita ditinggal,” tandas Said Aqil.

Sumber: Pojoksatu.id
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Potongan video pidato Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj viral di media sosial.

Dalam video tersebut, Said Aqil menagih janji Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menggelontorkan dana Rp1,5 triliun kepada PBNU.

- Advertisement -

Kata Said, janji Sri Mulyani tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Keuangan dengan PBNU.

“Pernah kami MoU dengan Menteri Sri Mulyani katanya akan menggelontorkan kredit murah Rp 1,5 triliun. Ila hadza yaum, sampai hari ini, satu peser pun belum terlaksana. Ini biar tahu anda semua seperti apa pemerintah ini,” ucap Said dalam video yang beredar, Kamis (26/12/2019).

- Advertisement -

Dari penelusuran Pojoksatu.id, video itu diambil ketika Said Aqil berpidato dalam acara wisuda mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) di Parung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 14 Desember 2019.

Video Saiq Aqil berdurasi 32 menit 2 detik itu diunggah di channel Youtube, NU Channel pada 15 Desember 2019.

Selain menagih janji, Said Aqil juga menyoroti ketimpangan ekonomi di Indonesia.

Baca Juga:  Hari Ini, Agung Nugroho Dilantik sebagai Pimpinan DPRD Riau

Ia menyebut Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Tapi kekayaan itu hanya dinikmati oleh sekelompok orang.

“Sekelompok kecil menikmati kekayaan alam yang sangat luar biasa. Freeport, uranium, apalagi batubara. Semua akan dihabisi oleh segelintir orang saja,” kata Said.

Said juga meniyinggung soal toleransi ekonomi. Ia menyinggung proyek-proyek besar pemerintah yang dinikmati oleh segelintir orang saja.

“Yang belum ada adalah toleransi dalam ekonomi, harmoni dalam ekonomi, harmonis dalam beragama, harmonis dalam bermasyarakat sudah kami lakukan. Tapi harmonis dalam ekonomi masih jauh panggang dari api,” katanya.

Ia menyebut ada oknum yang monopoli proyek-proyek pemerintah. Setiap ada proyek dari pemerintah, pasti yang dapat adalah orang itu.

Said lantas mempertanyakan di mana ekonomi untuk pemerataan. Jangan sampai harta dinikmati oleh orang-orang itu saja.

“Setiap proyek besar pasti bukan Haji Hasan, bukan Haji Muhammad. Pasti yang mendapat proyek besar bukan kita, bisa dibacalah. Sampai kapan seperti ini? wallahu alam,” tuturnya.

Baca Juga:  Syarief Hasan Sebut Pemerintah Tak Konsisten Atasi Covid-19

Dikatakan Saiq, percuma berorganisasi, percuma bernegera jika tidak bisa membangun hal-hal positif. Membangun pendidikan, membangun kesehatan, membangun prestasi-prestasi yang bisa dibanggakan.

Dikatakan Said, Alquran menegaskan barang siapa yang tidak peduli dengan hal-hal tersebut, maka orang itu akan terkutuk. Allah tidak ridho kalau tidak peduli dengan peningkatan martabat dan prestasi.

Karena itu, Saiq mengajak umat Islam untuk meningkatkan martabat dan prestasi.

“Umat Islam harus berprestasi. Umat Islam harus kompetitif, bukan hanya komparatif,” katanya.

Selama ini, lanjut Saiq, warga NU hanya bisa bangga karena menjadi ormas Islam terbesar di Indonesia yang jumlahnya sekitat 91 juta jiwa.

“Paling kita bisanya cuma NU mayortas, 91 juta. Itu komparatif namanya. Tapi kompetitif, tidak bisa fastabiqul khairat. Belum bisa musabaqoh, belum bisa balapan,” katanya.

“Makanya, jangan salah. Jangan salahkan siapa-siapa, kalau ketika Pemilu, ketika Pilpres suara kita dimanfaatkan, tapi ketika selesai kita ditinggal,” tandas Said Aqil.

Sumber: Pojoksatu.id
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari