JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Ibadah dan perayaan Natal di Kabupaten Sijunjung dan Dharmasraya berlangsung aman. Situasi aman dan kondusif itu tegaskan oleh Kapolda Sumatera Barat Irjen Toni Harmanto.
Dia menyatakan pihaknya memastikan tidak ada gangguan dalam pelaksanaan ibadah bagi umat Nasrani di Dharmasraya, Sijunjung, maupun di daerah lain di Sumbar. “Dharmasraya saya sudah konfirmasi dengan Kapolresnya, dan di sana berjalan dengan aman,†kata Irjen Toni Harmanto sebagaimana yang dilaporkan Antara, Selasa (24/10).
Pada Selasa malam Kapolda Sumbar melakukan di gereja-gereja di Kota Padang. Pengecekan itu dilakukan bersama Kapolresta Padang Kombes Yulmar Try Himawan, unsur Forkompimda setempat di antaranya Kajati, TNI, dan lainnya.
Untuk di Dharmasraya, dia mengimbah masyarakat untuk sama-sama menjaga iklim kondusif daerah serta saling toleransi antarumat beragama. “Masyarakat Sumbar mempunyai sikap toleransi yang tinggi, ini harus dipertahankan,†katanya.
Dalam pengamanan Natal dan penyambutan Tahun Baru 2020, Polda Sumbar mengerahkan personel gabungan sebanyak 6.055 orang.
Di tempat lain, Pendeta Roy Hutapea memimpin ibadah Natal di HKBP Jorong Ranah Baru Nagari Kurnia Selatan, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya. Dia mengatakan ibadah natal berlangsung aman dan kondusif.
Tidak ada gangguan apa pun. Semua elemen di Dharmasraya ikut terlibat dalam menjaga kerukunan dan kelancaran ibadah Natal. Mulai dari wali nagari, SKPD, bupati, polisi, dan pihak terkait. “Berjalan dengan aman dan kondusif,†ungkap Roy Hutapea kepada wartawan, Rabu (25/12).
Roy Hutapea mengaku setiap tahun menggelar Natal di Sungai Rumbai. Selama ini melaksanakan ibadah tidak ada gangguan apa pun.
Pemandangan serupa juga terdapat di Jorong Kampung Baru. Di sana puluhan umat kristiani mengikuti Misa Natal dengan khidmat.
Situasi serupa juga terjadi di Kabupten Sijunjung. Salah seorang umat Kristen Protestan yang enggan disebut namanya mengaku telah menjalankan ibadah Natal di Jorong Sungai Tambang, Nagari Parik Marintang, Kecamatan Kamang Baru. Dia menyebut ibadah Natal pada Rabu pagi berlangsung khidmat dan diikuti oleh ratusan jemaat.
Dia mengakui ibadah mendapat pengamanan dari aparat kepolisian maupun TNI. Hanya saja pengamaman itu bersifat tertutup atau petugas yang menggunakan seragam preman. “Tadi aman-aman saja. Bahkan tahun-tahun sebelum kami di sini aman saja,†ujar warga berusia 30 tahun tersebut kepada JawaPos.com, Rabu (25/12).
Pria tersebut mengaku heran kenapa ada isu-isu negatif soal larangan Natal di Sijunjung. Padahal selama ini masyarakat di Sijunjung hidup rukun dan damai. Apalagi daerah tersebut adalah kawasan transmigran. Penduduknya beragam. Ada Jawa, Sunda, Nias, Batak, dan Minang. “Kami rukun dan damai selama ini. Tidak ada persoalan apa pun.â€
Editor : Deslina
Sumber: jawapos.com