JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kehadiran Zulkifli Zaini sebagai dirut baru PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengindikasikan pemerintah menitikberatkan peningkatan kinerja keuangan PLN. Sebab, Zulkifli adalah sosok yang memiliki latar belakang kuat di bidang perbankan dan keuangan.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, tantangan yang akan dihadapi Zulkifli tidak mudah. Beberapa masalah yang disebut Komaidi akan menjadi perhatian utama adalah proyek 35.000 megawatt (mw) yang belum tuntas.
Selain itu, Zulkifli juga diwarisi utang yang membengkak. Karena itu, dia cukup mengerti alasan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan tim penilai akhir (TPA) yang memilih Zulkifli. Dirut anyar PLN itu dianggap memiliki kecakapan dalam bidang finansial.
Komaidi memaparkan, pada semester I 2019, PLN memiliki utang hingga Rp 604,46 triliun. Meningkat hingga 24 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, lanjut dia, rasio utang PLN terhadap pendapatan dan aset sudah masuk ”rambu kuning” atau patut berhati-hati. ”Apalagi, total kebutuhan pendanaan PLN untuk mewujudkan proyek 35.000 mw sangat besar,” tegasnya.
Senada dengan Komaidi, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa berpendapat, penunjukan Zulkifli mengindikasikan bahwa pemerintah ingin mengamankan dan meningkatkan keuangan PLN. ”Tantangan utama PLN yang dilihat menteri BUMN adalah pembiayaan dan kinerja keuangan,” ujar Fabby. Dia menambahkan, tantangan PLN akan semakin berat karena kemampuan pemerintah untuk memberikan subsidi dan penyertaan modal negara (PMN) semakin terbatas.
Selain itu, kendala terbesar PLN dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) adalah banyaknya kapasitas pembangkit termal, yakni PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) dan PLTG (pembangkit listrik tenaga gas), yang akan beroperasi pada rentang 2021 hingga 2024. ”Meskipun kapasitas EBT mencapai 12 persen, penyaluran listrik masih di bawah 7 persen,” beber Fabby.
Dukungan positif kepada Dirut baru PLN juga datang dari asosiasi-asosiasi yang selama ini bermitra dengan PLN. Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia Pandu P. Sjahrir menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh terpilihnya Zulkifli sebagai Dirut dan Amien Sunaryadi sebagai komisaris utama PLN. ”Ini merupakan kombinasi yang serasi antara profesionalisme dan transparansi. Kami sebagai pelaku di industri ini berharap, dengan pengalaman Pak Zulkifli sebagai profesional di Bank Mandiri dan Pak Amien sebagai wakil ketua KPK, dapat mendukung upaya PLN meningkatkan profesionalisme dan transparansi perseroan,” ujar Pandu.
Di pihak lain, Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) Arthur Simatupang menyampaikan apresiasinya kepada pemimpin baru PLN. APLSI berharap iklim investasi ketenagalistrikan di Indonesia semakin kondusif. ”Sehingga semua pelaku usaha, termasuk swasta, dapat lebih berperan dalam mendukung PLN untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia.”
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman