Salah satu musibah terbesar yang dicatat sejarah dunia berupa tsunami yang menghantam dan memperondakan Aceh akhir tahun 2004. Membuka lembaran sejarah, tragedi maha dahsyat tsunami Aceh itu meninggalkan duka yang sangat dalam bagi warga Aceh khususnya dan Indonesia serta dunia umumnya. Pasca tsunami menghantam Aceh, ada sekitar 25.600 perumahan penduduk, komersial, pemerintah dan sekolah dibangun di dalam zona berisiko tinggi, yang telah mengalami kehancuran total pada tahun 2004 silam. Proses rekonstruksi dan rehabilitasi terus dilakukan mulai tahun 2005-2009 demi membangun kembali wajah Aceh.
Tak terasa sudah 19 tahun (2004-2023) peristiwa tersebut telah terjadi dan berdasarkan catatan sejarah menunjukkan bahwa tragedi tsunami pada 26 Desember 2004 tersebut menjadi tragedi tsunami terbesar dan mematikan di dunia. Hal ini sebagaimana diungkapkan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan bencana alam tsunami Aceh ini sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah dunia.
Bencana alam adalah rahasia Allah SWT. Kita tidak memiliki kapasitas untuk memprediksi kapan, dimana, dan bagaimana bencana itu datang dan menghadang kita. Pun demikian, ancaman bencana itu jangan membuat kita takut dan trauma berlebihan. Kita harus terus belajar untuk meningkatkan pengetahuan dalam menghadapi setiap ancaman bencana. Tragedi tsunami yang mengguncang Aceh hendaknya menjadi sebuah pelajaran dan hikmah untuk kita semua. Mari kita introspeksi diri dan bertaubat terhadap kesalahan yang telah kita lakukan.
Kehidupan yang kita lakoni dalam kehidupan sehari-hari tidak selamanya indah. Terkadang hadir di tengah-tengah kita berbagai macam musibah. Bencana datang melanda. Hadir tanpa diduga termasuk tsunami yang melanda Aceh beberapa tahun silam. Sejatinya kehidupan manusia tidak pernah luput dari ujian. Kebahagiaan dan kesedihan nyatanya terus dipergilirkan. Suka serta duka menjadi hiasan.
Syari’at Islam menyebutkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi di muka bumi ini tanpa seizin-Nya. Allah SWT berfirman, “Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS al-An’am: 17).
Sesungguhnya setiap musibah yang merupakan ujian yang datang dari Allah memiliki manfaat kebaikan. Hanya, kita sering luput menyingkap kebaikan tersebut. Dalam hadits disebutkan:“Tidaklah seorang Muslim itu semata-mata ditimpakan musibah dengan keletihan, kesulitan, penyakit, kesedihan, bahkan dengan tusukan sebuah duri sekalipun, kecuali Allah akan menjadikannya sebagai penebus dosa dan segala kesalahannya.” (HR. Bukhari).
Sudah saatnya kita melakukan renungan dan instrospeksi diri dengan meningkatkan ketakwaan dan berpegang teguh pada petunjuk Al Quran dan Sunnah Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga.***
Helmi Abu Bakar el-Langkawi, Dosen IAIA Samalanga Aceh.