PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pascadigelarnya Festival Jalan Agus Salim (JAS) akhir Maret 2022 lalu, hingga kini kawasan kuliner yang digadang-gadang akan menjadi pusat kuliner Kota Pekanbaru kondisinya memprihatinkan.
Pantauan Riau Pos, Rabu (27/7), Jalan Agus Salim kembali menjadi tempat berjualan pedagang seperti sebelumnya. Jalur pedestrian yang menjadi tempat UMKM dan sempat dipasangi tenda, kini tak ada lagi. Jalur pedestrian kini diisi oleh pedagang yang berjualan.
Salah seorang pedagang yang berjualan di atas jalur pedestrian, Yuni mengaku sudah lama pemerintah tidak lagi membuat kegiatan kuliner di Jalan Agus Salim seperti yang selama ini direncanakan. Sehingga para pedagang memberanikan diri untuk kembali berjualan di atas jalur pedestrian yang sudah tidak lagi digunakan.
Apalagi, semua peralatan seperti tenda dan gerobak yang sebelumnya dipersiapkan untuk tempat jualan kuliner sudah dilepaskan oleh pemiliknya. Sehingga jalur pedestrian kembali kosong.
"Ya daripada kosong, bagus kami pergunakan untuk berjualan. Lagi pula pemerintahkan tidak serius mau buat kegiatan kuliner itu. Awalnya saja yang semangat, sampai kami pedagang pasar digusurnya," ucap Yuni.
Hal senada juga ungkapan oleh Lina, salah seorang pembeli di Jalan Agus Salim. Menurutnya pemerintah harusnya konsisten dalam mengambil tindakan dan tidak merugikan masyarakat.
Pasalnya, saat ingin membuat kawasan kuliner tersebut pemerintah melakukan penertiban pedagang. Namun kemudian, tidak lantas konsisten menjadikan Jalan Agus Salim sebagai pusat kuliner yang diidamkan masyarakat.
"Kami menunggu pemerintah kembali membuat kawasan kuliner itu. Jangan cuma sekali sajalah dibuatnya, habis itu selesai dan lokasinya malah semakin tidak terawat," katanya.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut memastikan bahwa pengembangan Jalan Agus Salim menjadi kawasan kuliner dan wisata masih terus berlanjut. Di mana, pengelolaan kawasan itu sudah diserahkan kepada lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) setempat.
Bahkan dirinya minta agar LPM segera mengembangkan kawasan itu, sehingga sesuai dengan yang kita harapkan sebagai kawasan kuliner dan wisata. "Statusnya kawasan itu masih kami lanjutkan untuk kawasan kuliner dan wisata dan itu dikelola LPM," ujarnya.
Menurut Ingot, terkait keberadaan tenda dan sejumlah gerobak untuk UMKM kuliner yang kini telah dilepas oleh pihak LPM, hal ini bukan dikarenakan kawasan itu sudah gagal dikembangkan. Melainkan karena belum adanya pedagang kuliner yang berjualan di sana.
Di mana, dalam rencana penataan, sebelumnya kawasan Agus Salim akan terbagi menjadi tiga zona waktu. Yaitu di waktu Subuh menjadi lokasi pedagang grosiran, waktu pagi menjadi waktu bagi pengguna jalan, dan sore hari untuk pusat kuliner dan wisata.
"Mungkin karena kesannya kurang estetika dan sepi juga. Tenda itu kan kemarin disewa oleh LPM, jadi mungkin dilepas lagi," ungkapnya.(yls)
Laporan Prapti Dwi Lestari, Kota