PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kanker serviks menjadi penyakit yang paling ditakuti perempuan setelah kanker payudara. Kanker ini menyerang area mulut rahim dan rentan pada perempuan berisiko, di antaranya, mereka yang sudah berhubungan intim atau yang sering berganti pasangan dalam berhubungan intim. Kanker serviks ternyata lebih rentan menyerang pada perempuan yang menikah di usia muda. Mengapa demikian?
Plt Direktur Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Widwiono menjelaskan, perempuan dengan risiko kanker serviks lebih rentan menyerang pada mereka yang menikah di usia dini. Artinya menikah sebelum usia 20 tahun.
“Kanker serviks riskan menyerang yang menikah di usia muda. Memang tak serta merta begitu nikah langsung terkena, ya. Angka kejadiannya sekitar 10-15 tahun kemudian,” tegasnya dalam kampanye #SehatSebelumNikah di Jakarta, Selasa (26/11).
Widwiono mengungkapkan, hal itu disebabkan kondisi uterus perempuan di bawah usia 20 tahun memiliki mulut rahim yang masih terbuka. Mulut rahim yang terbuka itu memiliki banyak jaringan halus.
“Di situlah tempat berkembang biaknya virus tadi. Tapi perempuan usia 20 tahun ke atas, uterusnya sudah menutup. Jadi kalau kena benturan-benturan lebih aman. Makanya kalau kami bilang usia 21 tahun ke atas aman untuk menikah. Kalau kurang dari 20 rawan,” jelasnya.
Catatan BKKBN sedikitnya angka pernikahan dini di kalangan perempuan masih ada 11 persen. Sehingga mereka yang belum siap masuk usia menikah juga berisiko.
Kanker serviks merupakan kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). Data GLOBOCAN 2018 menunjukkan bahwa kasus baru kanker serviks di Indonesia mencapai 32.469 kasus atau 17,2 persen dari presentase kanker perempuan di Indonesia.
Kanker ini merupakan salah satu kanker terbesar yang menyebabkan kematian pada perempuan. Bahkan, kematian akibat kanker serviks mencapai 18.279 per tahun atau sebanyak 50 perempuan Indonesia meninggal setiap harinya. Padahal kanker serviks merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi HPV.
Perwakilan dari Yayasan Kanker Indonesia DKI Jakarta dr. Venita Eng, MSc, menjelaskan, selama ini vaksin HPV memang dikenal sebagai upaya pencegahan kanker serviks pada perempuan. Namun, vaksin HPV sebenarnya juga dapat melindungi laki-laki dari beragam potensi penyakit yang muncul akibat virus HPV.
“Maka para pasangan yang memiliki rencana untuk membangun keluarga agar mereka segera melakukan vaksinasi HPV pranikah. Sehingga dapat terhindar dari bahaya kanker serviks dan penyakit terkait virus HPV lainnya. Apalagi mengingat selain menyebabkan kanker serviks pada perempuan, virus HPV juga dapat menyebabkan beberapa penyakit kulit dan kelamin pada laki-laki,” tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman