PERLU BUKTI

ITALIA (RIAUPOS.CO) — Timnas Italia tidak perlu waktu lama untuk bangkit pasca kegagalan di kualifikasi Piala Dunia 2018 pada akhir 2017. Kini, tim asuhan Roberto Mancini itu berpotensi jadi satu-satunya tim yang sapu bersih fase kualifikasi Euro 2020.

Itu setelah Gli Azzurri–julukan Italia–menghajar Armenia 9-1 pada matchday pemungkas kemarin dini hari. Tim lainnya yang berpotensi menemani Italia dengan status serupa adalah Belgia di Grup I jika mampu menang dari Siprus dini hari tadi. Ini kali pertama sepanjang sejarah mereka berhasil sapu bersih laga di kualifikasi. Baik itu Euro atau Piala Dunia.

- Advertisement -

Praktis, Mancio–sapaan akrab Mancini–banjir pujian. Sejak melatih Italia per 14 Mei 2018, eks pelatih Inter Milan dan Manchester City itu sudah memainkan 20 laga. Rinciannya, 14 menang, 4 seri, dan hanya 2 kali kalah. 70 persen jadi persenaset kemenangannya. Rasio tertinggi dari beberapa pelatih Italia sebelumnya dengan minimal memainkan 20 pertandingan.

Salah satu kejelian Mancini adalah memadukan beberapa pemain muda. Nama-nama seperti gelandang serang Nicolo Zaniolo, wide attacker Federico Chiesa, kiper Gianluigi Donnarumma, dan gelandang Nicolo Barella diberi jatah menit bermain lebih banyak.

- Advertisement -

Langkah itu terbukti jitu. Deretan pemain muda pilihan Mancini tidak canggung bekerja sama dengan penggawa senior seperti bek Bonucci, wide attacker Lorenzo Insigne, kiper Salvatore Sirigu, gelandang Jorginho, dan gelandang Marco Verratti.

Salah satu bukti bahwa Mancio tidak anggap remeh pemain mudanya adalah Gigio–sapaan Donnarumma–dan Barella jadi pemain nomor 3 dan 4 yang punya minute play terbanyak (988 menit dan 986 menit). Keduanya hanya kalah dari Jorginho (1.474 menit) dan Bonucci (1.430 menit).

"Para pemain muda sudah memberi sesuatu yang istimewa. Salah satu faktornya adalah mereka punya jiwa nasionalis tinggi plus didukung penuh oleh tifosi dari beberapa tim yang berbeda," ucap pelatih 54 tahun itu seperti dilansir Corriere dello Sport.

Tetapi, laju mulus di fase kualifikasi bukan garansi bakal berujung juara di putaran final tahun depan. Bahkan, belum ada tim yang mampu jadi nomor satu meski sapu bersih fase kualiflikasi.(eca)

Laporan JPG, Palermo

ITALIA (RIAUPOS.CO) — Timnas Italia tidak perlu waktu lama untuk bangkit pasca kegagalan di kualifikasi Piala Dunia 2018 pada akhir 2017. Kini, tim asuhan Roberto Mancini itu berpotensi jadi satu-satunya tim yang sapu bersih fase kualifikasi Euro 2020.

Itu setelah Gli Azzurri–julukan Italia–menghajar Armenia 9-1 pada matchday pemungkas kemarin dini hari. Tim lainnya yang berpotensi menemani Italia dengan status serupa adalah Belgia di Grup I jika mampu menang dari Siprus dini hari tadi. Ini kali pertama sepanjang sejarah mereka berhasil sapu bersih laga di kualifikasi. Baik itu Euro atau Piala Dunia.

Praktis, Mancio–sapaan akrab Mancini–banjir pujian. Sejak melatih Italia per 14 Mei 2018, eks pelatih Inter Milan dan Manchester City itu sudah memainkan 20 laga. Rinciannya, 14 menang, 4 seri, dan hanya 2 kali kalah. 70 persen jadi persenaset kemenangannya. Rasio tertinggi dari beberapa pelatih Italia sebelumnya dengan minimal memainkan 20 pertandingan.

Salah satu kejelian Mancini adalah memadukan beberapa pemain muda. Nama-nama seperti gelandang serang Nicolo Zaniolo, wide attacker Federico Chiesa, kiper Gianluigi Donnarumma, dan gelandang Nicolo Barella diberi jatah menit bermain lebih banyak.

Langkah itu terbukti jitu. Deretan pemain muda pilihan Mancini tidak canggung bekerja sama dengan penggawa senior seperti bek Bonucci, wide attacker Lorenzo Insigne, kiper Salvatore Sirigu, gelandang Jorginho, dan gelandang Marco Verratti.

Salah satu bukti bahwa Mancio tidak anggap remeh pemain mudanya adalah Gigio–sapaan Donnarumma–dan Barella jadi pemain nomor 3 dan 4 yang punya minute play terbanyak (988 menit dan 986 menit). Keduanya hanya kalah dari Jorginho (1.474 menit) dan Bonucci (1.430 menit).

"Para pemain muda sudah memberi sesuatu yang istimewa. Salah satu faktornya adalah mereka punya jiwa nasionalis tinggi plus didukung penuh oleh tifosi dari beberapa tim yang berbeda," ucap pelatih 54 tahun itu seperti dilansir Corriere dello Sport.

Tetapi, laju mulus di fase kualifikasi bukan garansi bakal berujung juara di putaran final tahun depan. Bahkan, belum ada tim yang mampu jadi nomor satu meski sapu bersih fase kualiflikasi.(eca)

Laporan JPG, Palermo

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya