Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Dobrak Rutinitas, Jokowi Minta Menteri Tinggalkan Kebiasaan Monoton

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pada 2045 mendatang Indonesia bisa masuk 5 besar negara ekonomi terkuat di dunia dengan pendapatan Rp 320 juta per kapita per tahunnya. Serta angka kemiskinan bisa ditekan hingga 0 persen.

Untuk mewujudkan ini, Jokowi menilai harus ada inovasi baru. Sehingga tidak hanya cara-cara lama yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan bangsa.

“Dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, dan yang kompetitif, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton,” kata Jokowi dalam pidato pertamanya di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10).

Sebagai contoh, Jokowi mengenang tahun pertamanya menjadi seorang Presiden pada 2014 lalu. Saat itu dia mengundang masyarakat untuk halalbihalal, dan protokol meminta dia untuk berdiri di titik yang sudah ditentukan. Dia pun menurutinya.

Setahun kemudian dia kembali menggelar acara serupa. Lagi-lagi protokol menempatkan dia di titik yang sama. Sontak dia bereaksi kepada Mensesneg, Pratikno untuk segera beranjak dari titik tersebut.

Baca Juga:  Bupati Orang Pertama Sensus Penduduk Online

“Kalau kita tidak pindah, akan jadi kebiasaan. Itu akan dianggap sebagai aturan dan bahkan nantinya akan dijadikan seperti undang-undang. Ini yang namanya monoton dan rutinitas,” ucap Jokowi.

Atas dasar itu, Jokowi.meminta agar seluruh pejabat di pemerintahannya mau mendobrak rutinitas yang terus menerus berulang. Harus ada peningkatan produktivitas. Jangan lagi kerja berorientasi hanya kepada proses, tapi harus pula mementingkan hasil nyata.

Jokowi berpesan kepada seluruh menterinya agar tidak hanya bertugas sebagai membuat dan melaksanakan kebijakan. Namun pemerintah harus mampu memastikan masyarakat menikmati pelayanan dan hasil pembangunan.

“Kalau ditanya, jawabnya ‘program sudah terlaksana pak’ tetapi, setelah dicek di lapangan, setelah saya tanya ke rakyat, ternyata masyarakat belum menerima manfaat,” imbuh Jokowi.

“Saya tidak mau birokrasi pekerjaannya hanya sending-sending saja. Saya minta dan akan saya paksa bahwa tugas birokrasi adalah making delivered. Tugas birokrasi itu menjamin agar manfaat program dirasakan oleh masyarakat,” pungkasnya.

Baca Juga:  Dumai Kembali Raih WTP

Sebelumnya, Jokowi menargetkan cita-cita jangka panjang. Yakni, pada 2045 mendatang, Indonesia harus sudah masuk ekonomi 5 besar dunia. Serta angka kemiskinan bisa terus dikurangi.

“Mimpi kita di tahun 2045, produk domestik bruto Indonesia mencapai USD 7 triliun. Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen,” ujar Jokowi di Ruang Rapat Paripurna I komplek Parlemen Senayan, Jakarta.

Jokowi menerangkan, pada 2045 mendatang juga tepat satu abad usia Indonesia. Oleh karena itu menurut dia sudah sepatutnya bangsa ini melesat tinggi di kancah internasional.

Rakyat harus bisa keluar dari pendapat kelas menengah. Indonesia sudah saatnya menjadi negara maju dengan pendapatan Rp 320 juta per kapita per tahun atau Rp 27 juta per kapita per bulan. Target ini harus menjadi fokus utama seluruh komponen bangsa.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pada 2045 mendatang Indonesia bisa masuk 5 besar negara ekonomi terkuat di dunia dengan pendapatan Rp 320 juta per kapita per tahunnya. Serta angka kemiskinan bisa ditekan hingga 0 persen.

Untuk mewujudkan ini, Jokowi menilai harus ada inovasi baru. Sehingga tidak hanya cara-cara lama yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan bangsa.

- Advertisement -

“Dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, dan yang kompetitif, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton,” kata Jokowi dalam pidato pertamanya di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10).

Sebagai contoh, Jokowi mengenang tahun pertamanya menjadi seorang Presiden pada 2014 lalu. Saat itu dia mengundang masyarakat untuk halalbihalal, dan protokol meminta dia untuk berdiri di titik yang sudah ditentukan. Dia pun menurutinya.

- Advertisement -

Setahun kemudian dia kembali menggelar acara serupa. Lagi-lagi protokol menempatkan dia di titik yang sama. Sontak dia bereaksi kepada Mensesneg, Pratikno untuk segera beranjak dari titik tersebut.

Baca Juga:  Bupati Orang Pertama Sensus Penduduk Online

“Kalau kita tidak pindah, akan jadi kebiasaan. Itu akan dianggap sebagai aturan dan bahkan nantinya akan dijadikan seperti undang-undang. Ini yang namanya monoton dan rutinitas,” ucap Jokowi.

Atas dasar itu, Jokowi.meminta agar seluruh pejabat di pemerintahannya mau mendobrak rutinitas yang terus menerus berulang. Harus ada peningkatan produktivitas. Jangan lagi kerja berorientasi hanya kepada proses, tapi harus pula mementingkan hasil nyata.

Jokowi berpesan kepada seluruh menterinya agar tidak hanya bertugas sebagai membuat dan melaksanakan kebijakan. Namun pemerintah harus mampu memastikan masyarakat menikmati pelayanan dan hasil pembangunan.

“Kalau ditanya, jawabnya ‘program sudah terlaksana pak’ tetapi, setelah dicek di lapangan, setelah saya tanya ke rakyat, ternyata masyarakat belum menerima manfaat,” imbuh Jokowi.

“Saya tidak mau birokrasi pekerjaannya hanya sending-sending saja. Saya minta dan akan saya paksa bahwa tugas birokrasi adalah making delivered. Tugas birokrasi itu menjamin agar manfaat program dirasakan oleh masyarakat,” pungkasnya.

Baca Juga:  AMSI Rumuskan Indikator Trust Digital Media

Sebelumnya, Jokowi menargetkan cita-cita jangka panjang. Yakni, pada 2045 mendatang, Indonesia harus sudah masuk ekonomi 5 besar dunia. Serta angka kemiskinan bisa terus dikurangi.

“Mimpi kita di tahun 2045, produk domestik bruto Indonesia mencapai USD 7 triliun. Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen,” ujar Jokowi di Ruang Rapat Paripurna I komplek Parlemen Senayan, Jakarta.

Jokowi menerangkan, pada 2045 mendatang juga tepat satu abad usia Indonesia. Oleh karena itu menurut dia sudah sepatutnya bangsa ini melesat tinggi di kancah internasional.

Rakyat harus bisa keluar dari pendapat kelas menengah. Indonesia sudah saatnya menjadi negara maju dengan pendapatan Rp 320 juta per kapita per tahun atau Rp 27 juta per kapita per bulan. Target ini harus menjadi fokus utama seluruh komponen bangsa.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari