Minggu, 10 November 2024

Tiga Kabupaten di Riau Terdampak Asap Kiriman

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terjadi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi. Berdasarkan Berdasarkan pencitraan satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Sumatera terpantau 343 titik panas (hot spot). Yang terbanyak berada di Sumsel 237 titik, Jambi 70 titik, Babel 20 titik,  Lampung 13 titik. Sementara di Riau hanya ada tiga titik yang tersebar di Pelalawan dua titik dan Indragiri Hilir (Inhil) satu titik.

 

- Advertisement -

Karhutla yang terjadi membuat kabut asap parah terjadi di Sumsel, Senin (14/10). Saking parahnya, jarak pandang di Kota Palembang berkisar 50-150 meter. Kondisi ini ikut berdampak terhadap Provinsi Riau yang diselimuti kabut asap tipis. Prakirawan BMKG Pekanbaru Ahmad Agus Widodo mengatakan, tiga kabupaten di Riau yang mendapat asap kiriman adalah Indragiri Hulu (Inhu), Indragiri Hilir (Inhil), dan Pelalawan.

"Kalau Pekanbaru tidak terlalu, cuma tetap ada kekaburan udara," kata Ahmad.

Meski begitu, lanjut dia, kiriman kabut asap tak hanya dari wilayah Sumatera saja. Tetapi dari ada kontribusi dari kabupaten Riau lainnya, yakni Inhil dan Pelalawan yang saat ini terjadi kebakaran juga.

- Advertisement -
Baca Juga:  Festival Kelapa 2019 Diharapkan Beri Dampak Positif

"Ada kebakaran juga di sini. Kalau dari Pusdalops sendiri ada water bombing di daerah Kerumutan, Pelalawan dan Inhil," jelasnya.

Ditambah arah angin juga mengarah ke wilayah selatan. Sehingga asap dari Sumsel dan Jambi terbawa hingga ke beberapa wilayah Riau lainnya.

"Kalau lihat dari satelit, sebaran asap terdeteksi dari wilayah Riau bagian selatan itu," tambahnya.

Kabut Asap Parah

Sementara itu pantauan Sumatera Ekspres (Sumeks), akibat parahnya kondisi kabut asap pagi kemarin, Jembatan Ampera dan stadion di Gelora Sriwijaya Jakabaring tidak terlihat karena ditelan asap. Begitu juga Sungai Musi seolah "hilang" meski dilihat dari Benteng Kuto Besak.

BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang mencatat, angin permukaan yang umumnya dari arah Timur–Tenggara dengan kecepatan 5-20 knot (9-37 km/jam) mengakibatkan potensi masuknya kabut asap ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya. Sementara titik panas berdasarkan pantauan satelit Lapan, terpantau di wilayah sebelah Tenggara Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen. Daerah yang berkontribusi membawa asap ke Kota Palembang yakni pada wilayah Banyu Asin 1, Pampangan, Tulung Selapan, Pedamaran, Pemulutan, Cengal, Pematang Panggang dan Mesuji.

Baca Juga:  Riau Siap Terima Kunjungan Kerja Presiden

Total titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen untuk wilayah Sumsel sebanyak 260 titik. Titik panas terbanyak pada wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan 139 titik panas dan Kabupaten Banyu Asin 67 titik panas. Kondisi ini menjadikan kondisi terekstrim selama berlangsungnya karhutla dengan indikasi kuantitas dan jarak pandang yang terjadi.

"Intensitas asap (smoke) umumnya meningkat pada pagi hari (04.00-08.00 WIB) dan sore hari (16.00-20.00). Ini karenakan labilitas udara yang stabil (tidak ada massa udara naik) pada waktu-waktu tersebut," ujar Kasi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang Bambang Benny Setiaji dalam rilisnya kemarin.(*1/rls/jpg)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terjadi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi. Berdasarkan Berdasarkan pencitraan satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Sumatera terpantau 343 titik panas (hot spot). Yang terbanyak berada di Sumsel 237 titik, Jambi 70 titik, Babel 20 titik,  Lampung 13 titik. Sementara di Riau hanya ada tiga titik yang tersebar di Pelalawan dua titik dan Indragiri Hilir (Inhil) satu titik.

 

- Advertisement -

Karhutla yang terjadi membuat kabut asap parah terjadi di Sumsel, Senin (14/10). Saking parahnya, jarak pandang di Kota Palembang berkisar 50-150 meter. Kondisi ini ikut berdampak terhadap Provinsi Riau yang diselimuti kabut asap tipis. Prakirawan BMKG Pekanbaru Ahmad Agus Widodo mengatakan, tiga kabupaten di Riau yang mendapat asap kiriman adalah Indragiri Hulu (Inhu), Indragiri Hilir (Inhil), dan Pelalawan.

"Kalau Pekanbaru tidak terlalu, cuma tetap ada kekaburan udara," kata Ahmad.

- Advertisement -

Meski begitu, lanjut dia, kiriman kabut asap tak hanya dari wilayah Sumatera saja. Tetapi dari ada kontribusi dari kabupaten Riau lainnya, yakni Inhil dan Pelalawan yang saat ini terjadi kebakaran juga.

Baca Juga:  Riau Siap Terima Kunjungan Kerja Presiden

"Ada kebakaran juga di sini. Kalau dari Pusdalops sendiri ada water bombing di daerah Kerumutan, Pelalawan dan Inhil," jelasnya.

Ditambah arah angin juga mengarah ke wilayah selatan. Sehingga asap dari Sumsel dan Jambi terbawa hingga ke beberapa wilayah Riau lainnya.

"Kalau lihat dari satelit, sebaran asap terdeteksi dari wilayah Riau bagian selatan itu," tambahnya.

Kabut Asap Parah

Sementara itu pantauan Sumatera Ekspres (Sumeks), akibat parahnya kondisi kabut asap pagi kemarin, Jembatan Ampera dan stadion di Gelora Sriwijaya Jakabaring tidak terlihat karena ditelan asap. Begitu juga Sungai Musi seolah "hilang" meski dilihat dari Benteng Kuto Besak.

BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang mencatat, angin permukaan yang umumnya dari arah Timur–Tenggara dengan kecepatan 5-20 knot (9-37 km/jam) mengakibatkan potensi masuknya kabut asap ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya. Sementara titik panas berdasarkan pantauan satelit Lapan, terpantau di wilayah sebelah Tenggara Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen. Daerah yang berkontribusi membawa asap ke Kota Palembang yakni pada wilayah Banyu Asin 1, Pampangan, Tulung Selapan, Pedamaran, Pemulutan, Cengal, Pematang Panggang dan Mesuji.

Baca Juga:  Tapal Batas Rohul dan Kampar Belum Final

Total titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen untuk wilayah Sumsel sebanyak 260 titik. Titik panas terbanyak pada wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan 139 titik panas dan Kabupaten Banyu Asin 67 titik panas. Kondisi ini menjadikan kondisi terekstrim selama berlangsungnya karhutla dengan indikasi kuantitas dan jarak pandang yang terjadi.

"Intensitas asap (smoke) umumnya meningkat pada pagi hari (04.00-08.00 WIB) dan sore hari (16.00-20.00). Ini karenakan labilitas udara yang stabil (tidak ada massa udara naik) pada waktu-waktu tersebut," ujar Kasi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang Bambang Benny Setiaji dalam rilisnya kemarin.(*1/rls/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari