SIAK (RIAUPOS.CO) – Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kabupaten Siak menyampaikan progres pengusulan Sultan Mahmud Abdul Jalil Muzaffar Syah yang bergelar Tengku Buwang Asmara sebagai Pahlawan Nasional, kepada Bupati Siak.
Penyampaian progres itu dilakukan di kediaman Bupati Siak Komplek Abdi Praja Jalan Raja Kecik Siak pada Kamis (25/8) petang.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Siak yang juga Ketua Tim Peneliti Pengkaji Daerah (TP2GD) Kabupaten Siak Wan Idris mengatakan, tujuannya menemui Bupati Siak menyampaikan progres kerja dari TP2GD. "Sejak terbentuk 10 Maret 2021, sampai saat ini, progres kerja kami sampaikan. Selanjutnya kami meminta arahan dan masukan untuk langkah selanjutnya," jelasnya.
Sesuai Peraturan Menteri Sosial terkait TP2GD, sambung Idris, terdiri dari unsur akademis, praktisi, budayawan, tokoh masyarakat maupun dari unsur OPD yang terdiri dari 13 orang.
Bertugas untuk membantu Pemerintah Kabupaten Siak, memberikan masukan, saran, serta mengusulkan yaitu salah satunya gelar daerah maupun gelar Pahlawan Nasional dari Kabupaten Siak.
TP2GD dibantu oleh sekretariat yang dikoordinir oleh Dinas Sosial sebagai OPD teknis umembantu memfasilitasi TP2GD bekerja menuju Tengku Buwang Asmara ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. "Kami bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Dan yang penting koordinasi kamu harus kuat serta bekerja sama dengan OPD atau lembaga lain itu kuncinya," jelas Wan Idris.
Karena ini terkait dengan sosialisasi pengumpulan dokumen untuk kelengkapan persyaratan yang diusulkan ke Kementerian Sosial sebagai usulan Pahlawan Nasional, makanya dilakukan penyampaian progres.
Bupati Alfedri sudah menyampaikan bentuk dukungan anggaran terkait seminar, baik itu seminar lokal maupun seminar tingkat nasional, didukung penuh Pemkab Siak.
Bupati Siak Alfedri menyampaikan, sudah banyak yang dilakukan sejauh ini untuk pengusulan Pahlawan Nasional, mulai diformatkan dalam anggaran sejak 2019 pada APBD perubahan. Lalu dilakukan rapat dan pertemuan, sehingga diambil langkah-langkah mulai 2020 untuk menyusun buku.
Kemudian mencari arsip dan dokumen di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dibantu oleh tim ahli dari UIN Sultan Syarif Hidayattullah Jakarta. Membuat sketsa wajah sultan, kemudian juga studi tiru kepada daerah yang baru saja mendapatkan gelar Pahlawan Nasional yaitu di Kabupaten Lingga,Provinsi Kepri.
"Tinggal untuk sketsa wajah harus ada pengakuan dari ahli waris, di mana ahli warisnya berada di Melaka. Hal ini belum bisa kami lakukan karena pandemi Covid-19," katanya.
Kemudian juga tambahan dokumen sebetulnya kalau bisa ada upaya ke Belanda untuk melengkapi, tetapi untuk yang sekarang ini baik dari ANRI referensi sejarah lainnya sudah kuat dasar kita untuk mengajukan sultan menjadi pahlawan nasional.
"Saat ini tinggal melakukan seminar tingkat kabupaten dan juga seminar nasional," sebutnya.(ifr)