Upaya menurunkan stunting tidak bisa hanya dilakukan para ibu, tapi juga suami dan pihak terbaik. Menurun stunting dilakukan sejak bayi masih dalam kandungan.
Demikian dijelaskan Ketua TP PKK Kabupaten Siak Rasidah Alfedri dalam pencanangan di Posyandu Delima Kampung Sabak Permai, Kecamatan Sabak Auh sebagai lokasi stunting, Senin (5/7) pagi.
Dalam kesempatan itu, Rasidah menyerahkan bantuan makanan tambahan untuk 82 balita dan batita serta 14 ibu hamil. “Penyerahan ini dalam pencanangan Gerakan TP PKK Kabupaten Siak Menurunkan angka stunting, bekerja sama dengan BOB PT Bumi Siak Pusako dan Pemerintah Kabupaten Siak di kampung lokasi fokus (lokus) stunting,” ungkap Rasidah.
Rasidah Alfedri selalu menekankan kepada orangtua anak maupun kader posyandu pada 1.000 hari pertama kehidupan. Artinya mencegah anak stunting dimulai semenjak dalam kandungan.
Makanya kata Rasidah, pemberian makanan tambahan ini bukan saja untuk balita dan batita, tetapi juga untuk ibu-ibu hamil. Karena pada saat itulah dimulai hari pertama kehidupan. "Pemberian gizi yang paling penting adalah pada 1.000 hari pertama kehidupan atau dimulai dari ibu hamil sampai usia anak 2 tahun," sebutnya.
Menurut Rasidah, pada seribu hari pertama kehidupan itulah, akan dimulai pertumbuhan fisik maupun kecerdasan anak. "Antara 70 sampai 80 persen pertumbuhan sel otak di saat 1.000 hari pertama kehidupan ini, makanya saya harapkan agar menjadi perhatian dari ibu dan bapak sebagai orangtua," ucapnya.
Rasidah menyampaikan, stunting ini terjadi akibat dari kurangnya gizi yang terlalu lama pada saat kehamilan sampai anak berusia 2 tahun. Ciri-ciri anak stunting adalah, pertumbuhan atau tinggi badannya tidak sama dengan anak-anak seusianya.
"Masalah stunting ini perlu perhatian khusus, oleh karena itu peran aktif dari semua pihak, baik itu dari pemerintah, swasta dan masyarakat maupun organisasi PKK sebagai mitra pemerintah," ucap istri Bupati Alfedri ini.
Rasidah mengajak kader posyandu sebagai ujung tombak untuk selalu memberikan penyuluhan mengenai makanan yang bergizi, pola asuh yang baik, serta serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi yang baik.
Lebih lanjut Rasidah mengatakan, stunting ini menjadi isu nasional karena angka stunting di Indonesia mencapai 28 persen. Tiap-tiap 10 anak yang lahir, 3 diantaranya terkena stunting. "Kami berharap ke depannya tidak ada lagi kasus stunting di Kabupaten Siak, khususnya di Kecamatan Sabak Auh ini," harapnya.
Rasidah juga menjelaskan dampak stunting dalam jangka pendek adalah kekurangan gizi, sehingga menyebabkan gangguan kecerdasan dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme.(gem)
Laporan MONANG LUBIS, Siak