KEPULAUAN MERANTI (RIAUPOS.CO) – Sejak dari dulu Kepulauan Meranti telah menjadi lalu lintas perdagangan nasional dan internasional. Dengan geografis yang strategis pada bagian pesisir timur Pulau Sumatra, dan pesisir pantai yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara.
Meranti sebagai salah satu daerah yang masuk dalam dalam zona Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia–Malaysia–Singapura (IMS-GT) dan secara tidak langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam-Tanjung Balai Karimun.
Dalam rangka memanfaatkan peluang dan keuntungan posisi geografis dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. Maka, wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti sangat potensial berfungsi sebagai gerbang lintas batas negara/pintu gerbang internasional yang menghubungan dengan Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut.
Namun sayang, dalam posisi yang sangat strategis dan menjadi urat nadi perdagangan dunia, Meranti belum memiliki pelabuhan yang representatif.
Meski sedikit terlambat, namun upaya pemerintah setempat tampak benar berjalan dalam mewujudkan pembangunan pelabuhan yang diimpikan.
Seperti baru-baru ini, Plt Bupati Kepulauan Meranti H Asmar mulai menggagas kerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk melanjutkan pembangunan Pelabuhan Dorak yang terbengkalai jauh sebelum masanya.
Kerja sama itu ditandai rampungnya penyerahan aset pelabuhan pada bagian darat dan laut yang semula menjadi aset Pemkab Kepulauan Meranti, kini beralih menjadi milik Kementerian Perhubungan.
Penyerahan seluruh aset mulai dari penandatanganan naskah perjanjian hibah hingga penyerahan berita acara serah terima barang milik daerah berupa tanah milik Pemkab Kepulauan Meranti kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang berlangsung, awal bulan.
Momentum itu digagas Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Meranti bersama Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Selatpanjang tersebut dilaksanakan di kantor KSOP Khusus Kota Batam.
Asmar mengaku kebijakan migrasi aset dinilai cukup penting agar pembangunan pelabuhan regional itu dapat segera ditindaklanjuti sehingga aset tersebut dapat segara difungsikan untuk menunjang peningkatan insfrastruktur fasilitas umum daerah setempat. Sehingga kata Asmar keberadaannya memiliki peran dalam menunjang peningkatan ekonomi masyarakat secara utuh.
Terlebih dalam menekan angka inflasi akibat tingginya biaya transportasi. Pasalnya ungkap Asmar, di Kepulauan Meranti belum memiliki pelabuhan domestik yang dianggap refresentatif. Sehingga nanti keberadaannya dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
“Kami siap membangun kesepakatan untuk peluang masuknya pendapatan asli daerah bagi Kabupaten Kepulauan Meranti. Terutama melalui optimalisasi pemanfaatan Pelabuhan Dorak, dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah di masyarakat,” ujar Asmar.
Dengan rampungnya tahapan serahterima aset terkait, hendaknya Kementerian Perhubungan melalui KSOP Kelas IV Selatpanjang dapat segera melakukan pembahasan untuk kelanjutan nasib pembangunan Pelabuhan Dorak. Terutama menggesa usulan pembiayaan pembangunan kepada Kemenhub pada ABPN 2024 dan 2025.
“Selain itu harapan saya, dalam proses pembangunan Pelabuhan Dorak dapat mengikutsertakan tenaga kerja lokal asal negeri Meranti sendiri,” ujarnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Lollan Panjaitan menyampaikan, apresiasi atas sinergitas yang telah dibangun kedua belah pihak.
“Kami menyambut baik dan mengapresiasi sinergitas yang telah terbangun ini, dan mencoba bersama pemerintah daerah untuk menggali potensi-potensi yang ada guna membantu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dalam pembangunan Pelabuhan Dorak,” ujarnya.
Ia menyebut, pihaknya bakal segera melakukan review rancangan induk pelabuhan ini dengan melibatkan instansi terkait, seperti KSOP kelas IV Selatpanjang dan Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Meranti.
“Segera kami akan review kembali rencana induk pelabuhan, sehingga nanti dapat memulai kegiatan pembangunan dengan baik,” katanya.
Selain itu pihaknya juga akan menindaklanjuti kelengkapan teknis lainnya untuk dapat memulai proses pembangunan. “Tentunya ada beberapa hal yang perlu kami tindaklanjuti yang terdiri dari berbagai kelengkapan teknis, sehingga nantinya pemanfaatan hibah ini dapat segera direalisasikan,” tutupnya
Seperti diketahui, semula Pelabuhan Dorak dibangun melalui proyek multiyear 2012 hingga 2014 menelan dana sekitar Rp 92 miliar. Langkah percepatan pembangunan ditempuh mengingat Kepulauan Meranti belum memiliki pelabuhan regional yang refresentiatif. Namun hingga 2013 hanya terealisasi 40,7 persen dengan dana Rp41,66 miliar.
Rehab Pelabuhan Tanjung Samak
Selain mempercepat pembanguna Pelabuhan Dorak, Asmar turut rampungkan rebabilitas Pelabuhan Domestik Tanjung Samak. Dan peresmian berlangsung, Kamis (18/1).
“Dengan adanya pelabuhan yang representatif dan berkeselamatan diharapkan dapat memperlancar arus transportasi laut di Meranti,” kata Asmar.
Dia berharap masyarakat dapat memanfaatkan Pelabuhan Tanjung Samak ini dengan sebaik-baiknya serta saling menjaga fasilitas yang telah dibangun pemerintah.
“Ke depan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Pulau Rangsang,” harapnya.
Asmar juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.
“Semoga apa yang telah sama-sama kita usahakan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Asmar.
Sementara itu, Camat Rangsang Setu turut menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang sudah membantu meningkatkan fasilitas pelabuhan tersebut.
“Kurang lebih ada 2.000 penumpang di pelabuhan kami dalam waktu satu bulan, tentu rehab ini akan sangat membantu masyarakat,” tuturnya.
Tampak hadir dalam peresmian tersebut, unsur Forkopimda Kepulauan Meranti, para kepala OPD, Upika Rangsang dan undangan lainnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kepulauan Meranti Agusyanto menjelaskan, rehabilitasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menyediakan pelabuhan yang representatif bagi masyarakat.
“Pemerintah menilai interkonektivitas akan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat dan menambah potensi pendapatan asli daerah,” jelasnya.
Rinci Agus, rehab Pelabuhan Tanjung Samak mencakup beberapa kegiatan. Seperti regabilitasi kelemgkapan dermaga, mulai dari fasilitas pelabuhan, border dan penggantian karet vender.
Selain itu juga termuat kegiatan rehab trestel, seperti penggantian atap, pengecatan hingga perbaikan besi besi yang telah kropos. Menurutnya seluruh kegiatan itu dikerjakan melalui dana alokasi khusu (DAK) Transportasi Laut Tahun Anggaran 2023 dengan pagu tidak kurang dari Rp3,4 miliar
Tidak hanya sampai di situ, khusus tahun anggaran 2023, pihaknya turut merampungkan pembangunan Pelabuhan Desa Wisata. Tepatnya di Desa Bokor dalam menunjang peningkatan sektor mutu pariwisata desa setempat. “Anggaran yang digelontorkan kembali menggunakan dana DAK dengan pagu tidak kurang dari Rp 2,28 milliar,” ujarnya.
Bangun Pelabuhan Penyagun
Agus juga mengatakan bahwa, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti berencana akan membangun pelabuhan Desa Penyagun dalam tahun anggaran 2024 ini.
“Ya, jika tidak ada aral melintang, maka pada akhir tahun 2024 ini, kita juga akan mulai membangun pelabuhan Desa Penyagun,” bebernya.
Bahkan rencana itu menurut Agus, sudah menjadi idaman Pemkab Kepulauan Meranti sejak lama. Karena studi kelayakan sudah lama rampung. “Rencana sudah lama. Tapi baru masuk dan dianggarkan dalam APBD pada tahun ini dengan pagu kurang lebih sekitar Rp3,1 milliar,” ujarnya.
Untuk itu Agus berharap besar dukungan dari seluruh pihak agar apa yang menjadi cita cita kepala daerah setempat berjalan lancar tanpa hambatan, dan apa yang diharapkan dan inginkan masyarakat dapat segera terwujud di tangan Asmar.(adv)