Kamis, 16 Oktober 2025
spot_img
spot_img

Malam 27 Ramadan Tanpa Festival Lampu Colok di Bengkalis

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Pada Ramadan kali ini, lampu colok yang menjadi salah satu tradisi unik di Bengkalis ditiadakan karena wabah virus corna. Lampu colok merupakan tradisi tahunan di Bengkalis yang biasanya di gelar pada setiap malam 27 Ramadan. 

Salah satu pantia persiapan pembuatan menara lampu colok, Yanda mengaku sedih karena tidak dapat merasakan festival lampu colok pada tahun ini. 

“Sebenernya saya dan teman-teman lainnya sudah lama merencanakan untuk festival lampucolok ini.  Kami juga sudah membuat designnya. Tapi ternyata lampu colok tidak ada pada tahun ini,” katanya.

Bulan April lalu, pemerintah kabupaten Bengkalis telah mengeluarkan himbauan untuk tidak melaksanakan festival lampu colok untuk tahun ini. Hal ini dilakukan untukmemutus mata rantai penyebaran virus corona. 

Baca Juga:  Outlet Oleh-Oleh dan Kerajinan di Rest Area KM 65 KM Diresmikan

Lebih lanjut, Yanda mengatakan walaupun tidak ada tradisi lampu colok pada tahun ini, ia masih bisa menikmatinya dengan membuat lampu colok sederhana di depan rumahnya. Lampu colok kecil ini juga terlihat di beberapa rumah lainnya. 

Festival lampu colok yang digelar oleh masyarakat pulau Bengkalis pada tiga malam terakhir bulan Ramadan atau dikenal dengan malam tujuh likur selalu dinantikan oleh masyarakat. Tak hanya itu, masyarakat dari luar Bengkalis juga banyak yang datang untuk mengabdikan momen ini. 

“Kebijakan yang diambil pemerintah untuk tidak membuat festival ini adalah yang terbaik untuk kita semua. Semogawabah ini cepat berlalu agar tahun depan kita bisa melihat kembali lampu colok,“ ucapnya. 

Baca Juga:  Danramil Instruksikan Babinsa Cegah Kebakaran

Laporan: */egp (Bengkalis)
Editor: Eka G Putra

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Pada Ramadan kali ini, lampu colok yang menjadi salah satu tradisi unik di Bengkalis ditiadakan karena wabah virus corna. Lampu colok merupakan tradisi tahunan di Bengkalis yang biasanya di gelar pada setiap malam 27 Ramadan. 

Salah satu pantia persiapan pembuatan menara lampu colok, Yanda mengaku sedih karena tidak dapat merasakan festival lampu colok pada tahun ini. 

“Sebenernya saya dan teman-teman lainnya sudah lama merencanakan untuk festival lampucolok ini.  Kami juga sudah membuat designnya. Tapi ternyata lampu colok tidak ada pada tahun ini,” katanya.

Bulan April lalu, pemerintah kabupaten Bengkalis telah mengeluarkan himbauan untuk tidak melaksanakan festival lampu colok untuk tahun ini. Hal ini dilakukan untukmemutus mata rantai penyebaran virus corona. 

Baca Juga:  Pasien Positif Corona Tak Pernah Dirawat di RSUD Mandau

Lebih lanjut, Yanda mengatakan walaupun tidak ada tradisi lampu colok pada tahun ini, ia masih bisa menikmatinya dengan membuat lampu colok sederhana di depan rumahnya. Lampu colok kecil ini juga terlihat di beberapa rumah lainnya. 

- Advertisement -

Festival lampu colok yang digelar oleh masyarakat pulau Bengkalis pada tiga malam terakhir bulan Ramadan atau dikenal dengan malam tujuh likur selalu dinantikan oleh masyarakat. Tak hanya itu, masyarakat dari luar Bengkalis juga banyak yang datang untuk mengabdikan momen ini. 

“Kebijakan yang diambil pemerintah untuk tidak membuat festival ini adalah yang terbaik untuk kita semua. Semogawabah ini cepat berlalu agar tahun depan kita bisa melihat kembali lampu colok,“ ucapnya. 

- Advertisement -
Baca Juga:  Gerak Jalan Sehat Bersama TP-PKK

Laporan: */egp (Bengkalis)
Editor: Eka G Putra

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Pada Ramadan kali ini, lampu colok yang menjadi salah satu tradisi unik di Bengkalis ditiadakan karena wabah virus corna. Lampu colok merupakan tradisi tahunan di Bengkalis yang biasanya di gelar pada setiap malam 27 Ramadan. 

Salah satu pantia persiapan pembuatan menara lampu colok, Yanda mengaku sedih karena tidak dapat merasakan festival lampu colok pada tahun ini. 

“Sebenernya saya dan teman-teman lainnya sudah lama merencanakan untuk festival lampucolok ini.  Kami juga sudah membuat designnya. Tapi ternyata lampu colok tidak ada pada tahun ini,” katanya.

Bulan April lalu, pemerintah kabupaten Bengkalis telah mengeluarkan himbauan untuk tidak melaksanakan festival lampu colok untuk tahun ini. Hal ini dilakukan untukmemutus mata rantai penyebaran virus corona. 

Baca Juga:  Danramil Instruksikan Babinsa Cegah Kebakaran

Lebih lanjut, Yanda mengatakan walaupun tidak ada tradisi lampu colok pada tahun ini, ia masih bisa menikmatinya dengan membuat lampu colok sederhana di depan rumahnya. Lampu colok kecil ini juga terlihat di beberapa rumah lainnya. 

Festival lampu colok yang digelar oleh masyarakat pulau Bengkalis pada tiga malam terakhir bulan Ramadan atau dikenal dengan malam tujuh likur selalu dinantikan oleh masyarakat. Tak hanya itu, masyarakat dari luar Bengkalis juga banyak yang datang untuk mengabdikan momen ini. 

“Kebijakan yang diambil pemerintah untuk tidak membuat festival ini adalah yang terbaik untuk kita semua. Semogawabah ini cepat berlalu agar tahun depan kita bisa melihat kembali lampu colok,“ ucapnya. 

Baca Juga:  PN Bengkalis Tangani 398 Perkara Pidana

Laporan: */egp (Bengkalis)
Editor: Eka G Putra

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari