BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Setelah sukses bercocok tanam cabai merah, Polres Bengkalis saat ini mulai mengembangkan budidaya tanaman porang yang akan dikembangkan di Bengklis.
Sebagai wujud keseriusan berbudidaya tanaman porang di Pulau Bengkalis, Polres Bengkalis mengelar pelatihan pembudidayaan porang kepada masyarakat dengan menghadirkan ahli umbi porang dari UD Akmal Salim Mandiri Porang dari Kabupaten Siak, Ahad (11/7/2021).
Pelatihan diikuti 15 kepala desa di Bengkalis, Bhabinkamtibmas, dan perwakilan pondok pesantren yang ada di Bengkalis.
Kapolres Bengkalis AKBP Hendra Gunawan, menyebutkan, pelatihan budidaya umbi porang ini, dilaksanakan pihaknya karena potensi porang secara ekonomi cukup tinggi. Apalagi saat ini umbi porang menjadi komoditas utama yang diharapkan pemerintah setelah burung walet berkembang di Indonesia.
"Porang ini cukup menjanjikan dalam nilai ekonominya. Untuk itu kami berharap Bengkalis ke depan bisa menjadi pusat penanam porang. Serta kampung tangguh Polres Bengkalis akan dijadikan pusat pelatihan dan pendidikan budidaya umbi porang," ujarnya.
Dalam pelatihan itu, peserta langsung belajar penanam porang. Ada beberapa pola yang diajarkan oleh tim ahli porang, di antaranya penanaman dengan umbinya langsung, katak porang maupun dari spora dipraktekkan langsung di kampung tangguh.
"Kita harapkan ilmu yang kita berikan tadi bisa digunakan masyarakat, diimplementasikan di lahan masing-masing dan menjadi nilai ekonomi ke depannya. Dengan demikian kita berperan membantu pemulihan ekonomi masyarakat Bengkalis," harap Kapolres.
Sementara itu, Pimpinan UD Akmal Salim Mandiri, Suwarno yang menjadi mentor dalam pelatihan budidaya porang mengatakan, pihaknya menilai porang sangat cocok dikembangkan di Bengkalis. Apalagi melihat kondisi tanah yang ada, Bengkalis bisa menjadi sentra pengembangan porang di masa yang akan datang.
"Kita sudah ajarkan beberapa teknik dalam budidaya porang, mulai dari pemilihan bibit, penanaman dilakukan di sini oleh peserta. Dengan pelatihan ini diharapkan bisa peserta kembangkan di lahan masing-masing," terangnya.
Menurut dia, sejauh ini budidaya porang di Sumatera baru dilakukan di Lampung dan Riau. Harapan pihaknya ke depan Riau juga bisa menjadi sentra umbi porang karena nilai ekonominya yang cukup menjanjikan, untuk Bengkalis baru Polres Bengkalis yang melalukan pelatihan budidaya porang ini.
Suwarno mengatakan, penanaman porang sendiri ada empat bibit yang bisa dimanfaatkan, di antaranya bibit spora, katak mini, katak super, dan umbi mini. Sementara untuk bibit yang cocok di Riau dengan iklim yang panas lebih baik memakai bibit katak super dan umbi mini.
"Makanya tadi dipelatihan yang kita gelar tadi kita ajarkan pemilihan bibit katak super dan umbi mini. Kemudian pemberian pupuk dasar serta pemberian obat perangsang dan penanaman langsung ke areal lahan," tambahnya.
Untuk masa panen porang memakan waktu sekitar delapan bulan. Nantinya hasilnya bisa dijual mulai dari buah atas atau disebut katak serta umbinya.
"Buah atas atau katak ini untuk bibit, sementara umbinya akan diolah dipabrik untuk produksi," tambahnya.
Untuk olahan bisa menjadi berupa chip ataupun tepung. Pembuatan chip bisa secara manual dilakukan oleh petani dan dikeringkan sendiri.
"Jadi petani bisa jual umbinya secara langsung atau dibuat chip terlebih dahulu baru dijual. Untuk penjualan umbi basah saja itu perkilogramnya sekitar tujuh ribu lima ratus rupiah, sedangkan dalam bentuk chip kering atau sudah dijemur dengan matahari perkilogramnya sekitar tiga puluh delapan ribu perkilogramnya," tambah Suwarno.
Harga ini cukup menjanjikan bagi petani, makanya pihaknya berharap petani di Bengkalis bisa mengembangkan ini. Kalau serius Bengkalis bisa menjadi sentra porang yang merupakan komuditi unggulan Indonesia.
Pelatihan budidaya porang yang dilakukan Polres Bengkalis ini juga disaksikan Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Pertenakan (DTPHP) Bengkalis Tarmizi. Pihak Dinas sangat mengapresiasi apa yang dilakukan pihak Kepolisian ini.
"Kita apresiasi apa yang dilakukan Kapolres Bengkalis untuk mendidik masyarakat dalam penanaman porang ini. Karena potensi prospek kedepannya cukup menjanjikan," tambahnya.
Laporan: Abu Kasim (Bengkalis)
Editor: E Sulaiman