Minggu, 7 Juli 2024

Jarak Pandang Bandara SSK II Sempat 2 Km, Ini Penyebabnya

PEKANBARU ( RIAUPOS. CO) – Jarak pandangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Ahad (28/3/2021) pagi sempat berada sekitar 2 km saja. 

Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Marzuki, kabut tipis tersebut merupakan haze yang menyelimuti kawasan Bandara SSK II Pekanbaru dan sejumlah kawasan di Kota Bertuah. 

- Advertisement -

"Kabut mist karena banyaknya partikel air yang melayang di udara, kalau matahari muncul akan langsung hilang, " ucapnya.. 

Dijelaskan Marzuki, Haze adalah kabut yang timbul dari suspensi partikel kecil dan kering di udara. 

Partikel-partikel ini terlalu kecil untuk dilihat atau dirasakan tetapi mengurangi visibilitas. Ini terbentuk melalui pantualan sinar matahari dari polutan udara yang terkempul jauh dari sumber polusi  udara.

- Advertisement -
Baca Juga:  Digitalisasi sebagai Media Modernisasi Kesastraan

Sementara itu, Kabut asap yang terjadi secara alami meliputi asap dari api, debu dan aerosol penurunan visibilitas seperti gas sulfur dioksidan yang dipancarkan melalui pembakaran. 

"Karena sekarang hotspot kita nihil. Jadi yang tampak seperti awan-awan rendah tipis di dekat permukaan bumi itu adalah Haze,"Tegasnya. 

 

Laporan: Prapti Dwi Lestari (Pekanbaru)

Editor: E Sulaiman

PEKANBARU ( RIAUPOS. CO) – Jarak pandangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Ahad (28/3/2021) pagi sempat berada sekitar 2 km saja. 

Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Marzuki, kabut tipis tersebut merupakan haze yang menyelimuti kawasan Bandara SSK II Pekanbaru dan sejumlah kawasan di Kota Bertuah. 

"Kabut mist karena banyaknya partikel air yang melayang di udara, kalau matahari muncul akan langsung hilang, " ucapnya.. 

Dijelaskan Marzuki, Haze adalah kabut yang timbul dari suspensi partikel kecil dan kering di udara. 

Partikel-partikel ini terlalu kecil untuk dilihat atau dirasakan tetapi mengurangi visibilitas. Ini terbentuk melalui pantualan sinar matahari dari polutan udara yang terkempul jauh dari sumber polusi  udara.

Baca Juga:  Gubri Paparkan Upaya Penanganan Covid-19

Sementara itu, Kabut asap yang terjadi secara alami meliputi asap dari api, debu dan aerosol penurunan visibilitas seperti gas sulfur dioksidan yang dipancarkan melalui pembakaran. 

"Karena sekarang hotspot kita nihil. Jadi yang tampak seperti awan-awan rendah tipis di dekat permukaan bumi itu adalah Haze,"Tegasnya. 

 

Laporan: Prapti Dwi Lestari (Pekanbaru)

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari