Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Program Satu Desa Satu Rumah Tahfiz Dimatangkan

(RIAUPOS.CO) — Bupati Indragiri Hilir (Inhil) HM Wardan memimpin rapat pematangan dan pelaksanaan program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz, Selasa (25/6) malam.

Sejumlah pihak terkait hadir dalam rapat tersebut. Di antaranya Bagian Kesra, MUI, Baznas, DPMD, Disporabudpar dan lainnya dengan tujuan pemaduan konsep dan pemodelan program tersebut.

Sebagai salah satu program prioritas, Bupati mengungkapkan, bahwa dirinya sangat serius untuk menerapkan program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz di Kabupaten Inhil. Oleh karenanya diperlukan sebuah konsepsi maupun model yang tepat.

Di depan peserta, bupati mengaku belum melihat model yang dimaksud. Dia mengemukakan sejauh ini program itu baru sebatas gagasan, belum tergambar sebuah konsep program yang begitu matang.

“Program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz yang kita leburkan dalam program Desa Maju Inhil Jaya Plus Terintegrasi, mesti melibatkan seluruh pihak terkait,’’ jelasnya.

Baca Juga:  Pintu Masuk ke Riau Kembali Diperketat

Artinya maksud Bupati, tak hanya Dinas PMD saja yang mengerjakan program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz.  Akan tetapi melibatkan pihak-pihak terkait. Di sanalah letak plus dan terintegrasinya.

“Bahkan, saya berpikir fokusnya bisa oleh Kemenag secara teknis karena mereka punya orang yang bisa diberdayakan sampai di tingkat desa,” sebutnya.

Hal lain yang disampaikan Bupati, pada tahap awal pelaksanaan, program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz dapat menjadi sebuah syiar di setiap desa untuk menumbuhkan semangat generasi muda terhadap Alquran.

“Tahap awal ini kita tidak bicara soal hasil, akan tetapi ingin mendorong generasi muda untuk lebih gemar terhadap Alquran,” katanya.

Lebih lanjut, Bupati kembali menekankan, bahwa tidak menginginkan jalannya program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz pada tahun 2019 ini tanpa konsep dan model yang jelas. Ditegaskannya, agar program itu tepat pada sasaran.

Baca Juga:  Partisipasi Pemilih PSU di Dua TPS Menurun

“Ada kurikulumnya, ada silabusnya, instrukturnya. Termasuk siapa dan polanya seperti apa. Karena hal ini adalah kerja besar,” tutur Bupati.

Pada kesempatan itu, Bupati sempat menyinggung tentang keberadaan gedung Islamic Center. Dia mengatakan, penamaan gedung tersebut nantinya bukan lagi Islamic Center, melainkan Mahata Quran atau Mahata Tahfidz Quran.

Keberadaan Mahata Quran atau Mahata Tahfidz Quran itu dimaksudkan sebagai wadah pemusatan membaca quran bagi para tahfidz dan calon tahfidz. Anak-anak yang benar-benar bagus di tingkat desa dapat dibawa ke kabupaten.(adv)

(RIAUPOS.CO) — Bupati Indragiri Hilir (Inhil) HM Wardan memimpin rapat pematangan dan pelaksanaan program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz, Selasa (25/6) malam.

Sejumlah pihak terkait hadir dalam rapat tersebut. Di antaranya Bagian Kesra, MUI, Baznas, DPMD, Disporabudpar dan lainnya dengan tujuan pemaduan konsep dan pemodelan program tersebut.

- Advertisement -

Sebagai salah satu program prioritas, Bupati mengungkapkan, bahwa dirinya sangat serius untuk menerapkan program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz di Kabupaten Inhil. Oleh karenanya diperlukan sebuah konsepsi maupun model yang tepat.

Di depan peserta, bupati mengaku belum melihat model yang dimaksud. Dia mengemukakan sejauh ini program itu baru sebatas gagasan, belum tergambar sebuah konsep program yang begitu matang.

- Advertisement -

“Program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz yang kita leburkan dalam program Desa Maju Inhil Jaya Plus Terintegrasi, mesti melibatkan seluruh pihak terkait,’’ jelasnya.

Baca Juga:  Tol Permai Makan Korban Lagi, Dua Penumpang Tewas

Artinya maksud Bupati, tak hanya Dinas PMD saja yang mengerjakan program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz.  Akan tetapi melibatkan pihak-pihak terkait. Di sanalah letak plus dan terintegrasinya.

“Bahkan, saya berpikir fokusnya bisa oleh Kemenag secara teknis karena mereka punya orang yang bisa diberdayakan sampai di tingkat desa,” sebutnya.

Hal lain yang disampaikan Bupati, pada tahap awal pelaksanaan, program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz dapat menjadi sebuah syiar di setiap desa untuk menumbuhkan semangat generasi muda terhadap Alquran.

“Tahap awal ini kita tidak bicara soal hasil, akan tetapi ingin mendorong generasi muda untuk lebih gemar terhadap Alquran,” katanya.

Lebih lanjut, Bupati kembali menekankan, bahwa tidak menginginkan jalannya program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz pada tahun 2019 ini tanpa konsep dan model yang jelas. Ditegaskannya, agar program itu tepat pada sasaran.

Baca Juga:  Riau Pos Dukung Karya Anak Riau

“Ada kurikulumnya, ada silabusnya, instrukturnya. Termasuk siapa dan polanya seperti apa. Karena hal ini adalah kerja besar,” tutur Bupati.

Pada kesempatan itu, Bupati sempat menyinggung tentang keberadaan gedung Islamic Center. Dia mengatakan, penamaan gedung tersebut nantinya bukan lagi Islamic Center, melainkan Mahata Quran atau Mahata Tahfidz Quran.

Keberadaan Mahata Quran atau Mahata Tahfidz Quran itu dimaksudkan sebagai wadah pemusatan membaca quran bagi para tahfidz dan calon tahfidz. Anak-anak yang benar-benar bagus di tingkat desa dapat dibawa ke kabupaten.(adv)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari