Selasa, 17 September 2024

Dua Hari, Kasus Baru Covid-19 di Riau Tambah 1.744

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Angka penambahan pasien positif Covid-19 di Riau kembali tinggi. Sabtu (26/2), tercatat sebanyak 957 orang terkonfirmasi positif. Dengan tambahan ini maka selama dua hari terjadi penambahan 1.744 orang. Sehari sebelumnya, tercatat terjadi penambahan 787 orang.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Riau, Masrul Kasmy mengatakan, dengan penambahan tersebut, maka total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 140.039 orang. Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 640 orang sehingga total ada 128.107 orang yang sembuh.

Lebih lanjut Masrul menjelaskan, dari penambahan 957 kasus baru, terdapat 107 kasus merupakan warga luar Provinsi Riau. Sedangkan kasus terbanyak di Riau terdapat di Pekanbaru sebanyak 423 orang.

"Kemudian Dumai 147 kasus, Inhu 63 kasus, Kampar 49 kasus, Siak 37 kasus, Rohul 37 kasus, Kepulauan Meranti 26 kasus, Pelalawan 19 kasus, Rohil 17 kasus, Bengkalis 16 kasus, Inhil 10 kasus, dan Kuansing 6 kasus, " tuturnya, Sabtu (26/2).

- Advertisement -

Untuk kabar dukanya, terdapat empat pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau menjadi 4.174 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang menjalani perawatan di rumah sakit 145 orang dan yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 7.613 orang.

"Sehingga saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Riau baik yang masih menjalani perawatan di rumah atau isolasi mandiri sebanyak 7.758 orang,” ujarnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Sekolah Belum Diliburkan

Sementara itu, untuk suspek yang menjalani isolasi mandiri 3.429 orang dan yang isolasi di rumah sakit 132 orang. Total suspek yang selesai menjalani isolasi 157.739 danmeninggal dunia 529 orang.

Masrul juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan, terutama saat beraktivitas di luar rumah. "Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan dengan cara mencuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan masker,” ajaknya.

Sementara itu, Pemerintah memperpendek aturan jeda waktu antara vaksinasi dosis kedua dan dosis ketiga atau booster. Dari semula enam bulan menjadi tiga bulan. Itu berlaku untuk kalangan lansia atau usia 60 tahun ke atas. Kebijakan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Ditjen P2P Kemenkes Nomor SR.02.06/II/1180/2022.

Menurut Jubir Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, keputusan tersebut mempertimbangkan masukan dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Namun, sebelumnya sudah ada kajian soal pemberian vaksin dosis kedua dan ketiga dalam rentang 3-6 bulan. "Tidak ada risiko sama sekali," jelas Nadia kepada Jawa Pos (JPG), Sabtu (26/2).

Dia mengatakan, Kemenkes terus melakukan percepatan program vaksinasi Covid-19 nasional, terutama untuk kelompok lansia. Per 22 Februari, jumlah kasus aktif Covid-19 mencapai 549.431 orang dengan total 37.638 pasien yang dirawat di rumah sakit. Dari jumlah itu, ada 813 pasien dengan kondisi berat dan 185 pasien dengan kondisi kritis.

Baca Juga:  Pernah Haji, Tunggu 10 Tahun Lagi

Dari analisis terhadap 17.871 pasien yang dirawat di RS pada periode 21 Januari–22 Februari 2022, terdapat 2.489 pasien yang meninggal. Sebagian besar belum divaksinasi lengkap.

Pasien yang meninggal, kata Nadia, terdiri atas berbagai kategori kelompok. Yakni, kelompok pasien lansia dan nonlansia, kelompok pasien komorbid dan nonkomorbid, serta kelompok pasien yang belum divaksin dan telah divaksin. "Angka kematian terpantau meningkat pada kelompok lansia, komorbid, dan yang belum melengkapi vaksinasi," terangnya.

Dia memaparkan, risiko kematian bagi nonlansia tanpa komorbid yang telah mendapat booster adalah 0,49 persen. Sementara itu, risiko kematian bagi lansia tanpa komorbid yang sudah mendapat booster adalah 7,5 persen. Risiko kematian nonlansia tanpa komorbid yang telah divaksinasi lengkap dua dosis adalah 2,9 persen. Lalu, risiko kematian lansia tanpa komorbid yang telah mendapat vaksin lengkap dosis 22,8 persen.

Jumlah kematian pada kelompok dengan komorbid yang belum divaksinasi lengkap mencapai 739 kasus jika dibandingkan dengan yang telah mendapat booster, yakni 20 kematian. "Vaksinasi lengkap, ditambah booster, dapat memberikan perlindungan hingga 91 persen dari kematian atau risiko terburuk lainnya akibat Covid-19," ujarnya.(tau/c18/fal/jpg)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Angka penambahan pasien positif Covid-19 di Riau kembali tinggi. Sabtu (26/2), tercatat sebanyak 957 orang terkonfirmasi positif. Dengan tambahan ini maka selama dua hari terjadi penambahan 1.744 orang. Sehari sebelumnya, tercatat terjadi penambahan 787 orang.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Riau, Masrul Kasmy mengatakan, dengan penambahan tersebut, maka total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 140.039 orang. Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 640 orang sehingga total ada 128.107 orang yang sembuh.

Lebih lanjut Masrul menjelaskan, dari penambahan 957 kasus baru, terdapat 107 kasus merupakan warga luar Provinsi Riau. Sedangkan kasus terbanyak di Riau terdapat di Pekanbaru sebanyak 423 orang.

"Kemudian Dumai 147 kasus, Inhu 63 kasus, Kampar 49 kasus, Siak 37 kasus, Rohul 37 kasus, Kepulauan Meranti 26 kasus, Pelalawan 19 kasus, Rohil 17 kasus, Bengkalis 16 kasus, Inhil 10 kasus, dan Kuansing 6 kasus, " tuturnya, Sabtu (26/2).

Untuk kabar dukanya, terdapat empat pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau menjadi 4.174 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang menjalani perawatan di rumah sakit 145 orang dan yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 7.613 orang.

"Sehingga saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Riau baik yang masih menjalani perawatan di rumah atau isolasi mandiri sebanyak 7.758 orang,” ujarnya.

Baca Juga:  Kemenag Segera Gelar Kompetisi Sains Madrasah

Sementara itu, untuk suspek yang menjalani isolasi mandiri 3.429 orang dan yang isolasi di rumah sakit 132 orang. Total suspek yang selesai menjalani isolasi 157.739 danmeninggal dunia 529 orang.

Masrul juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan, terutama saat beraktivitas di luar rumah. "Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan dengan cara mencuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan masker,” ajaknya.

Sementara itu, Pemerintah memperpendek aturan jeda waktu antara vaksinasi dosis kedua dan dosis ketiga atau booster. Dari semula enam bulan menjadi tiga bulan. Itu berlaku untuk kalangan lansia atau usia 60 tahun ke atas. Kebijakan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Ditjen P2P Kemenkes Nomor SR.02.06/II/1180/2022.

Menurut Jubir Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, keputusan tersebut mempertimbangkan masukan dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Namun, sebelumnya sudah ada kajian soal pemberian vaksin dosis kedua dan ketiga dalam rentang 3-6 bulan. "Tidak ada risiko sama sekali," jelas Nadia kepada Jawa Pos (JPG), Sabtu (26/2).

Dia mengatakan, Kemenkes terus melakukan percepatan program vaksinasi Covid-19 nasional, terutama untuk kelompok lansia. Per 22 Februari, jumlah kasus aktif Covid-19 mencapai 549.431 orang dengan total 37.638 pasien yang dirawat di rumah sakit. Dari jumlah itu, ada 813 pasien dengan kondisi berat dan 185 pasien dengan kondisi kritis.

Baca Juga:  Empat BUMD Riau Diubah Menjadi Perseroda

Dari analisis terhadap 17.871 pasien yang dirawat di RS pada periode 21 Januari–22 Februari 2022, terdapat 2.489 pasien yang meninggal. Sebagian besar belum divaksinasi lengkap.

Pasien yang meninggal, kata Nadia, terdiri atas berbagai kategori kelompok. Yakni, kelompok pasien lansia dan nonlansia, kelompok pasien komorbid dan nonkomorbid, serta kelompok pasien yang belum divaksin dan telah divaksin. "Angka kematian terpantau meningkat pada kelompok lansia, komorbid, dan yang belum melengkapi vaksinasi," terangnya.

Dia memaparkan, risiko kematian bagi nonlansia tanpa komorbid yang telah mendapat booster adalah 0,49 persen. Sementara itu, risiko kematian bagi lansia tanpa komorbid yang sudah mendapat booster adalah 7,5 persen. Risiko kematian nonlansia tanpa komorbid yang telah divaksinasi lengkap dua dosis adalah 2,9 persen. Lalu, risiko kematian lansia tanpa komorbid yang telah mendapat vaksin lengkap dosis 22,8 persen.

Jumlah kematian pada kelompok dengan komorbid yang belum divaksinasi lengkap mencapai 739 kasus jika dibandingkan dengan yang telah mendapat booster, yakni 20 kematian. "Vaksinasi lengkap, ditambah booster, dapat memberikan perlindungan hingga 91 persen dari kematian atau risiko terburuk lainnya akibat Covid-19," ujarnya.(tau/c18/fal/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari