Kamis, 10 April 2025

Alumni Pertanian Diberi Pemahaman Sertifikasi ISPO

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pertumbuhan dan pengembangan kelapa sawit di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Bahkan tersebar luas di setiap provinsi, termasuk Provinsi Riau. Agar tercipta perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan dan dapat menghasilkan crude palm oil (CPO) unggul dan berkualitas, perlu adanya peningkatan good agricultural practice (GAP) melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Peningkatan ini disosialisasikan oleh dosen Laboratorium Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau yang diketuai oleh Deby Kurnia SP Msi kepada para alumni pertanian. Kata dia, sertifikasi ISPO sangat diperlukan untuk peningkatan kualifikasi maupun pengetahuan tentang keamanan lingkungan. Sehingga tidak terjadi penebangan hutan maupun pembakaran hutan dalam melakukan ekstensifikasi perkebunan kelapa sawit.

“Sertifkasi ISPO memberi dampak positif terhadap kesejahteraan pekebun swadaya. Misalnya, melalui penerapan GAP yang dapat meningkatkan produktivitas dan kemudahan akses pasar,” ujar Deby Kurnia kepada Riaupos.co, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga:  Rotasi Jabatan, Dua Orang Pejabat Eselon II Meranti Nonjob

Menurut dia, alumni pertanian terutama fresh graduate memiliki tantangan untuk ambil bagian dalam upaya mencapai sertifikasi ISPO tersebut. Baik dalam perannya membantu masyarakat, ataupun menjadi bekal yang bermanfaat dalam menghadapi dunia kerja. Khususnya di perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Hal ini dikarenakan sertifikasi ISPO juga berlaku dan penting bagi perusaan perkebunan kelapa sawit sehingga perlu ditangani oleh sumber daya yang mumpuni. Maka dari itu, pada 22 Juni 2022 lalu, dalam rangka pengabdian dirinya memberikan sosialisasi ini kepada para alumni pertanian. Bertempat di Inkubator Agribisnis Universitas Riau ada beberapa narsumber yang dihadirkan.

“Puncak dari kegiatan sosialisasi ISPO dilaksanakan Juni 2022. Bertempat di Inkubator Agribisnis Universitas Riau yang diikuti oleh 29 peserta dengan latar pendidikan di bidang pertanian,” ucapnya.

Adapun narasumber yang hadir saat itu dikatakan Deby di antaranya, Ir Sakti Hutabarat MAgr Econ yang membahas tentang prinsip dan kriteria ISPO (Pengenalan, Prinsip 1). Selanjutnya ada Dr Ir Syaiful Hadi M Si dengan materi good agricultural practice kelapa sawit (Prinsip 2).

Baca Juga:  Pemkab Alokasikan Dana Pilkada 2020 Rp35 Miliar

 

“Dan terakhir Bapak Dr Djaimi Bakce SP MSi dengan materi manajemen perkebunan berkelanjutan (Prinsip 3, 4, dan 5),” paparnya.

Ditambahkan dia, adapun tujuan kegiatan pengabdian yang diadakan adalah memberikan sosialisasi dan pengenalan tentang kebijakan ISPO secara komprehensif kepada alumni pertanian. Sosialisasi dimaksud memberikan manfaat baik bagi perguruan tinggi maupun masyarakat sasaran.

“Bagi perguruan tinggi, kegiatan ini merupakan wadah penerapan Tri Dharma Perguruan tinggi. Sedangkan bagi masyarakat sasaran, dengan adanya kegiatan pengadian ini, mereka akan mengetahui dan memahami secara komprehensif tentang kebijakan ISPO yang harus mereka ikuti agar bisa bertahan,” tambahnya.

Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

 

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pertumbuhan dan pengembangan kelapa sawit di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Bahkan tersebar luas di setiap provinsi, termasuk Provinsi Riau. Agar tercipta perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan dan dapat menghasilkan crude palm oil (CPO) unggul dan berkualitas, perlu adanya peningkatan good agricultural practice (GAP) melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Peningkatan ini disosialisasikan oleh dosen Laboratorium Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau yang diketuai oleh Deby Kurnia SP Msi kepada para alumni pertanian. Kata dia, sertifikasi ISPO sangat diperlukan untuk peningkatan kualifikasi maupun pengetahuan tentang keamanan lingkungan. Sehingga tidak terjadi penebangan hutan maupun pembakaran hutan dalam melakukan ekstensifikasi perkebunan kelapa sawit.

“Sertifkasi ISPO memberi dampak positif terhadap kesejahteraan pekebun swadaya. Misalnya, melalui penerapan GAP yang dapat meningkatkan produktivitas dan kemudahan akses pasar,” ujar Deby Kurnia kepada Riaupos.co, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga:  Rotasi Jabatan, Dua Orang Pejabat Eselon II Meranti Nonjob

Menurut dia, alumni pertanian terutama fresh graduate memiliki tantangan untuk ambil bagian dalam upaya mencapai sertifikasi ISPO tersebut. Baik dalam perannya membantu masyarakat, ataupun menjadi bekal yang bermanfaat dalam menghadapi dunia kerja. Khususnya di perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Hal ini dikarenakan sertifikasi ISPO juga berlaku dan penting bagi perusaan perkebunan kelapa sawit sehingga perlu ditangani oleh sumber daya yang mumpuni. Maka dari itu, pada 22 Juni 2022 lalu, dalam rangka pengabdian dirinya memberikan sosialisasi ini kepada para alumni pertanian. Bertempat di Inkubator Agribisnis Universitas Riau ada beberapa narsumber yang dihadirkan.

“Puncak dari kegiatan sosialisasi ISPO dilaksanakan Juni 2022. Bertempat di Inkubator Agribisnis Universitas Riau yang diikuti oleh 29 peserta dengan latar pendidikan di bidang pertanian,” ucapnya.

Adapun narasumber yang hadir saat itu dikatakan Deby di antaranya, Ir Sakti Hutabarat MAgr Econ yang membahas tentang prinsip dan kriteria ISPO (Pengenalan, Prinsip 1). Selanjutnya ada Dr Ir Syaiful Hadi M Si dengan materi good agricultural practice kelapa sawit (Prinsip 2).

Baca Juga:  Kejati Masih Lakukan Penyelidikan Dugaan Korupsi Dana Kasbon Inhu 2005-2008

 

“Dan terakhir Bapak Dr Djaimi Bakce SP MSi dengan materi manajemen perkebunan berkelanjutan (Prinsip 3, 4, dan 5),” paparnya.

Ditambahkan dia, adapun tujuan kegiatan pengabdian yang diadakan adalah memberikan sosialisasi dan pengenalan tentang kebijakan ISPO secara komprehensif kepada alumni pertanian. Sosialisasi dimaksud memberikan manfaat baik bagi perguruan tinggi maupun masyarakat sasaran.

“Bagi perguruan tinggi, kegiatan ini merupakan wadah penerapan Tri Dharma Perguruan tinggi. Sedangkan bagi masyarakat sasaran, dengan adanya kegiatan pengadian ini, mereka akan mengetahui dan memahami secara komprehensif tentang kebijakan ISPO yang harus mereka ikuti agar bisa bertahan,” tambahnya.

Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Alumni Pertanian Diberi Pemahaman Sertifikasi ISPO

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pertumbuhan dan pengembangan kelapa sawit di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Bahkan tersebar luas di setiap provinsi, termasuk Provinsi Riau. Agar tercipta perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan dan dapat menghasilkan crude palm oil (CPO) unggul dan berkualitas, perlu adanya peningkatan good agricultural practice (GAP) melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Peningkatan ini disosialisasikan oleh dosen Laboratorium Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau yang diketuai oleh Deby Kurnia SP Msi kepada para alumni pertanian. Kata dia, sertifikasi ISPO sangat diperlukan untuk peningkatan kualifikasi maupun pengetahuan tentang keamanan lingkungan. Sehingga tidak terjadi penebangan hutan maupun pembakaran hutan dalam melakukan ekstensifikasi perkebunan kelapa sawit.

“Sertifkasi ISPO memberi dampak positif terhadap kesejahteraan pekebun swadaya. Misalnya, melalui penerapan GAP yang dapat meningkatkan produktivitas dan kemudahan akses pasar,” ujar Deby Kurnia kepada Riaupos.co, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga:  Kejati Masih Lakukan Penyelidikan Dugaan Korupsi Dana Kasbon Inhu 2005-2008

Menurut dia, alumni pertanian terutama fresh graduate memiliki tantangan untuk ambil bagian dalam upaya mencapai sertifikasi ISPO tersebut. Baik dalam perannya membantu masyarakat, ataupun menjadi bekal yang bermanfaat dalam menghadapi dunia kerja. Khususnya di perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Hal ini dikarenakan sertifikasi ISPO juga berlaku dan penting bagi perusaan perkebunan kelapa sawit sehingga perlu ditangani oleh sumber daya yang mumpuni. Maka dari itu, pada 22 Juni 2022 lalu, dalam rangka pengabdian dirinya memberikan sosialisasi ini kepada para alumni pertanian. Bertempat di Inkubator Agribisnis Universitas Riau ada beberapa narsumber yang dihadirkan.

“Puncak dari kegiatan sosialisasi ISPO dilaksanakan Juni 2022. Bertempat di Inkubator Agribisnis Universitas Riau yang diikuti oleh 29 peserta dengan latar pendidikan di bidang pertanian,” ucapnya.

Adapun narasumber yang hadir saat itu dikatakan Deby di antaranya, Ir Sakti Hutabarat MAgr Econ yang membahas tentang prinsip dan kriteria ISPO (Pengenalan, Prinsip 1). Selanjutnya ada Dr Ir Syaiful Hadi M Si dengan materi good agricultural practice kelapa sawit (Prinsip 2).

Baca Juga:  Ajak Pelaku Usaha Olahan Pangan Daftarkan Izin Edar

 

“Dan terakhir Bapak Dr Djaimi Bakce SP MSi dengan materi manajemen perkebunan berkelanjutan (Prinsip 3, 4, dan 5),” paparnya.

Ditambahkan dia, adapun tujuan kegiatan pengabdian yang diadakan adalah memberikan sosialisasi dan pengenalan tentang kebijakan ISPO secara komprehensif kepada alumni pertanian. Sosialisasi dimaksud memberikan manfaat baik bagi perguruan tinggi maupun masyarakat sasaran.

“Bagi perguruan tinggi, kegiatan ini merupakan wadah penerapan Tri Dharma Perguruan tinggi. Sedangkan bagi masyarakat sasaran, dengan adanya kegiatan pengadian ini, mereka akan mengetahui dan memahami secara komprehensif tentang kebijakan ISPO yang harus mereka ikuti agar bisa bertahan,” tambahnya.

Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

 

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pertumbuhan dan pengembangan kelapa sawit di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Bahkan tersebar luas di setiap provinsi, termasuk Provinsi Riau. Agar tercipta perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan dan dapat menghasilkan crude palm oil (CPO) unggul dan berkualitas, perlu adanya peningkatan good agricultural practice (GAP) melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Peningkatan ini disosialisasikan oleh dosen Laboratorium Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau yang diketuai oleh Deby Kurnia SP Msi kepada para alumni pertanian. Kata dia, sertifikasi ISPO sangat diperlukan untuk peningkatan kualifikasi maupun pengetahuan tentang keamanan lingkungan. Sehingga tidak terjadi penebangan hutan maupun pembakaran hutan dalam melakukan ekstensifikasi perkebunan kelapa sawit.

“Sertifkasi ISPO memberi dampak positif terhadap kesejahteraan pekebun swadaya. Misalnya, melalui penerapan GAP yang dapat meningkatkan produktivitas dan kemudahan akses pasar,” ujar Deby Kurnia kepada Riaupos.co, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga:  Pemkab Alokasikan Dana Pilkada 2020 Rp35 Miliar

Menurut dia, alumni pertanian terutama fresh graduate memiliki tantangan untuk ambil bagian dalam upaya mencapai sertifikasi ISPO tersebut. Baik dalam perannya membantu masyarakat, ataupun menjadi bekal yang bermanfaat dalam menghadapi dunia kerja. Khususnya di perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Hal ini dikarenakan sertifikasi ISPO juga berlaku dan penting bagi perusaan perkebunan kelapa sawit sehingga perlu ditangani oleh sumber daya yang mumpuni. Maka dari itu, pada 22 Juni 2022 lalu, dalam rangka pengabdian dirinya memberikan sosialisasi ini kepada para alumni pertanian. Bertempat di Inkubator Agribisnis Universitas Riau ada beberapa narsumber yang dihadirkan.

“Puncak dari kegiatan sosialisasi ISPO dilaksanakan Juni 2022. Bertempat di Inkubator Agribisnis Universitas Riau yang diikuti oleh 29 peserta dengan latar pendidikan di bidang pertanian,” ucapnya.

Adapun narasumber yang hadir saat itu dikatakan Deby di antaranya, Ir Sakti Hutabarat MAgr Econ yang membahas tentang prinsip dan kriteria ISPO (Pengenalan, Prinsip 1). Selanjutnya ada Dr Ir Syaiful Hadi M Si dengan materi good agricultural practice kelapa sawit (Prinsip 2).

Baca Juga:  Empat Terpidana Kasus Pemilu Dieksekusi JPU

 

“Dan terakhir Bapak Dr Djaimi Bakce SP MSi dengan materi manajemen perkebunan berkelanjutan (Prinsip 3, 4, dan 5),” paparnya.

Ditambahkan dia, adapun tujuan kegiatan pengabdian yang diadakan adalah memberikan sosialisasi dan pengenalan tentang kebijakan ISPO secara komprehensif kepada alumni pertanian. Sosialisasi dimaksud memberikan manfaat baik bagi perguruan tinggi maupun masyarakat sasaran.

“Bagi perguruan tinggi, kegiatan ini merupakan wadah penerapan Tri Dharma Perguruan tinggi. Sedangkan bagi masyarakat sasaran, dengan adanya kegiatan pengadian ini, mereka akan mengetahui dan memahami secara komprehensif tentang kebijakan ISPO yang harus mereka ikuti agar bisa bertahan,” tambahnya.

Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari