PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hot spot (titik panas) di Riau sempat berkurang setelah pekan lalu hujan turun dengan intensitas sedang. Pekan ini Riau kembali dilanda karhutla yang meluas di beberapa daerah. Dampaknya kabut asap mulai mucul. Pekat di pagi hari dan mulai menipis saat siang.
Tidak hanya itu, bau asap juga mulai menyengat. Kondisi ini membuat udara beberapa daerah dinilai tidak sehat. Seperti Indragiri Hulu (Inhu) dan Bengkalis. Di Inhu udara disimpulkan dalam status tidak sehat menyusul merebaknya kabut asap akhir-akhir ini. Atas laporan dari kesimpulan hasil pemantauan udara yang dilakukan di berbagai titik berbeda di Inhu tersebut, Dinas Kesehatan (Diskes) Inhu mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan. Data diperoleh dari hasil pengukuran Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.
"Sejak udara mulai diliputi kabut asap, pada dasarnya kami sudah melakukan tindakan dan antisipasi, terutama terhadap dampak kesehatan masyarakat. Kini, setelah melalui pengukuran ISPU (indeks standar pencemar udara, red) diperoleh data bahwa udara dalam kondisi tidak sehat. Karenanya kami mengambil langkah menentukan kontijensi plan. Yakni proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontijensi serta membuat kesepakatan untuk tindakan bersama,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan Inhu, Elis Juliarti saat ditemui di kantornya di sela-sela rapat bersama para staf, Kamis (22/8).
Disebutkannya, tindakan yang diambil adalah melakukan mitigasi untuk mengurangi risiko bencana. Baik secara sarana prasarana maupun penyadaran kepada masyarakat.
"Kami juga sudah mengeluarkan instruksi kepada puskesmas agar siaga 24 jam melayani masyarakat. Terutama mereka yang rentan terpapar kabut asap. Termasuk penyiagaan rumah sakit, ambulans, dokter umum dan spesialis serta para medis lainnya," ujarnya.
Dalam rangka pencegahan penyakit, Diskes Inhu sudah menyalurkan 104 ribu masker kepada masyarakat. Saat ini pihaknya masih menyiagakan masker sebanyak 20 ribu helai. Langkah lebih luas lagi akan terus dilakukan setelah menyimpulkan hasil dari kontijensi plan yang dibahas bersama instansi terkait.
"Untuk kegiatan belajar-mengajar, kami merekomendasikan untuk tetap dilakukan. Tetapi kami mengimbau pihak sekolah untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Jika para siswa ke luar ruangan diimbau menggunakan masker dan disosialisasikan perilaku hidup sehat seperti memperbanyak meminum air putih," ujarnya.
Ditanya tentang penderita dampak kabut asap, Elis menyebutkan, dari pekan ke pekan tercatat mengalami penurunan. Pada pekan pertama Agustus, jumlah penderita ISPA sebanyak 123 orang. Angka ini turun pada pekan kedua yakni 69 orang dan pada pekan ketiga turun lagi ke angka 29 orang.
Sementara kondisi udara di Bengkalis sedang hingga tidak sehat. Ini terlihat dari data ISPU yang bersumber dari Duri Camp dan Duri Field. Angka ISPU 107 dan 91. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bengkalis H Arman AA, Kamis (22/8). Menurut data ISPU yang diperoleh dari DLH dan Kehutanan Provinsi Riau, ISPU berada di posisi warna kuning dan biru.
"Data ISPU kami dari dua lokasi yakni Duri Camp dan Duri Field berada pada warna kuning dan biru. Kesimpulan kualitas udara sedang hingga tidak sehat," kata Arman.
Arman menyarankan, agar masyarakat perbanyak minum air putih dan tidak sering keluar rumah. Sehingga terhindar dari penyakit akibat dampak karhutla yang terjadi akhir-akhir ini. Pada prinsipnya, data ISPU kemarin menandakan tingkat kualitas udara sedang hingga tidak sehat.(fas/esi)
>>>Berita selengkapnya baca koran Riau Pos edisi hari ini.