Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Uniknya si Emen, Siswa Jangkung 2,06 Meter dari Rokan Hilir

Tidak banyak orang yang memiliki tinggi di atas 2 meter di negeri ini. Kalau pun ada, itu adalah atlet basket yang memang berasal dari keturunan jangkung. Uniknya di Rokan Hilir (Rohil) ada orang seperti itu. Bukan atlet basket atau dari keturunan si jangkung. Namanya Armenda Jamel  alias Emen. Umur 16 tahun. Masih duduk di bangku SMA.

TANAH PUTIH (RIAUPOS.CO) — SEPASANG sepatu berukuran jumbo warna hitam tersusun rapi di depan sebuah rumah yang menjurus ke dalam dari pinggir jalan Mutiara, Kelurahan Banjar XII, Tanah Putih. Hawa sejuk terasa. Rumah yang terbuat dari kayu itu seolah terlindung oleh pohon karet dan sawit di bagian kiri dan kanannya. Di sinilah Emen, tinggal bersama orangtua dan adik perempuannya.

"Emen sedang makan, dia baru pulang dari sekolah," kata Miharni pemilik rumah ketika didatangi sejumlah wartawan, Selasa (20/8).

Emen adalah anak pertama pasangan Joko Kuswoyo dan Miharni. Putranya itu adalah pelajar SMA Negeri 4 Tanah Putih. Si sulung dari dua bersaudara itu diperkirakan mengalami gigantisme, badannya terus tumbuh melebihi ukuran normal. Di usia yang relatif muda, baru sekitar 16 tahun tubuhnya sudah mencapai 2 meter 6 cm. Pertumbuhan yang tak biasa itu disadari orang tuanya sejak Emen berusia 10 tahun. Masih duduk di kelas 5 SD.

Baca Juga:  Istri: Saya Tidak Menyesal, Puas Hati Saya

"Waktu itu dia disunat badannya sudah sebaya dengan saya dan setelahnya nampak tumbuh tinggi terus," ujar Joko Kuswoyo bercerita.

Kendati bertubuh tak biasa Joko mengaku tak risau dengan kondisi sang anak. Apalagi sejauh ini keadaannya baik-baik saja. Hanya karena ukuran tubuh yang serba wah tersebut terpaksa setiap peralatan yang digunakan Emen berukuran lebih dari biasanya.Mulai sepatu, sandal, pakaian termasuk bangku dan meja belajar. Sepasang sepatu besar yang terletak di depan rumah tadi dibuat secara khusus dan saat ini sudah tidak bisa dikenakan. "Katanya, sudah tak nyaman lagi dipakai," tutur Joko.

Untuk ukuran sepatu atau sendal terangnya tidak diketahui berapa, yang jelas saat dibuatkan berdasarkan ukuran kaki Emen, panjang kakinya 36 cm lebih. Tak lama menunggu, Emen sudah selesai makan dan terlihat keluar. Dia masih berpakain sekolah lengkap. Langkahnya nampak pelan. Ia terpaksa merunduk begitu melewati pintu depan. Dengan tubuh yang tinggi menjulang, Emen nampak mencolok. Dari pengamatan Riau Pos, jika pintu depan biasanya masih menyisakan ruang beberapa centi bagi orang dewasa yang lewat, berbeda dengan Emen. Saat berdiri di depan, kepalanya melewati tinggi pintu puluhan cm.

Baca Juga:  Sasaran Perekaman KTP-el Siswa di Sekolah 

Bahkan pintu kamar yang biasanya setinggi orang dewasa, terpaksa dijebol pada bagian atas karena selalu terantuk kepala Emen setiap keluar masuk kamar. Miharni mengaku sempat melarang pintu kamar dijebol karena sudah telanjur dibuat . Namun karena sering terbentur kepala Emen, Joko memutuskan membongkar bagian atas pintu.

Sejumlah ruangan lain di rumah yang menghalangi gerak Emen juga tak luput harus dibuka agar si jangkung lebih leluasa bergerak. Joko mengaku kesulitan setiap mempersiapkan pakaian Emen karena sepertinya, sejauh ini pertumbuhan sang anak tak berhenti. Belum beberapa lama pakaiannya ditempah, dalam hitungan bulan terpaksa menempah lagi pakaian baru.

Video: Emen, Siswa Jangkung 2,06 Meter dari Rokan Hilir

Tidak banyak orang yang memiliki tinggi di atas 2 meter di negeri ini. Kalau pun ada, itu adalah atlet basket yang memang berasal dari keturunan jangkung. Uniknya di Rokan Hilir (Rohil) ada orang seperti itu. Bukan atlet basket atau dari keturunan si jangkung. Namanya Armenda Jamel  alias Emen. Umur 16 tahun. Masih duduk di bangku SMA.

TANAH PUTIH (RIAUPOS.CO) — SEPASANG sepatu berukuran jumbo warna hitam tersusun rapi di depan sebuah rumah yang menjurus ke dalam dari pinggir jalan Mutiara, Kelurahan Banjar XII, Tanah Putih. Hawa sejuk terasa. Rumah yang terbuat dari kayu itu seolah terlindung oleh pohon karet dan sawit di bagian kiri dan kanannya. Di sinilah Emen, tinggal bersama orangtua dan adik perempuannya.

- Advertisement -

"Emen sedang makan, dia baru pulang dari sekolah," kata Miharni pemilik rumah ketika didatangi sejumlah wartawan, Selasa (20/8).

Emen adalah anak pertama pasangan Joko Kuswoyo dan Miharni. Putranya itu adalah pelajar SMA Negeri 4 Tanah Putih. Si sulung dari dua bersaudara itu diperkirakan mengalami gigantisme, badannya terus tumbuh melebihi ukuran normal. Di usia yang relatif muda, baru sekitar 16 tahun tubuhnya sudah mencapai 2 meter 6 cm. Pertumbuhan yang tak biasa itu disadari orang tuanya sejak Emen berusia 10 tahun. Masih duduk di kelas 5 SD.

- Advertisement -
Baca Juga:  Mengejar Awan, Menyemai Garam

"Waktu itu dia disunat badannya sudah sebaya dengan saya dan setelahnya nampak tumbuh tinggi terus," ujar Joko Kuswoyo bercerita.

Kendati bertubuh tak biasa Joko mengaku tak risau dengan kondisi sang anak. Apalagi sejauh ini keadaannya baik-baik saja. Hanya karena ukuran tubuh yang serba wah tersebut terpaksa setiap peralatan yang digunakan Emen berukuran lebih dari biasanya.Mulai sepatu, sandal, pakaian termasuk bangku dan meja belajar. Sepasang sepatu besar yang terletak di depan rumah tadi dibuat secara khusus dan saat ini sudah tidak bisa dikenakan. "Katanya, sudah tak nyaman lagi dipakai," tutur Joko.

Untuk ukuran sepatu atau sendal terangnya tidak diketahui berapa, yang jelas saat dibuatkan berdasarkan ukuran kaki Emen, panjang kakinya 36 cm lebih. Tak lama menunggu, Emen sudah selesai makan dan terlihat keluar. Dia masih berpakain sekolah lengkap. Langkahnya nampak pelan. Ia terpaksa merunduk begitu melewati pintu depan. Dengan tubuh yang tinggi menjulang, Emen nampak mencolok. Dari pengamatan Riau Pos, jika pintu depan biasanya masih menyisakan ruang beberapa centi bagi orang dewasa yang lewat, berbeda dengan Emen. Saat berdiri di depan, kepalanya melewati tinggi pintu puluhan cm.

Baca Juga:  Sasaran Perekaman KTP-el Siswa di Sekolah 

Bahkan pintu kamar yang biasanya setinggi orang dewasa, terpaksa dijebol pada bagian atas karena selalu terantuk kepala Emen setiap keluar masuk kamar. Miharni mengaku sempat melarang pintu kamar dijebol karena sudah telanjur dibuat . Namun karena sering terbentur kepala Emen, Joko memutuskan membongkar bagian atas pintu.

Sejumlah ruangan lain di rumah yang menghalangi gerak Emen juga tak luput harus dibuka agar si jangkung lebih leluasa bergerak. Joko mengaku kesulitan setiap mempersiapkan pakaian Emen karena sepertinya, sejauh ini pertumbuhan sang anak tak berhenti. Belum beberapa lama pakaiannya ditempah, dalam hitungan bulan terpaksa menempah lagi pakaian baru.

Video: Emen, Siswa Jangkung 2,06 Meter dari Rokan Hilir

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari