Sabtu, 9 November 2024

Juli-Oktober Ancaman Panas Ekstrem

- Advertisement -

(RIAUPOS.CO) — Riau bebas kabut asap berhasil diredam mulai 2016 lalu. Namun mempertahankannya perlu perjuangan berat dari seluruh pihak. Pola paling ampuh dinilai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah melalui pencegahan. Terlebih ancaman cuaca panas ekstrem diperkirakan kembali melanda Juli hingga Oktober nanti.

Karenanya, pemerintah pusat melalui BNPB memberi pembekalan kesiapan menghadapi bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau. Komitmen mewujudkan Riau tanpa asap inipun menjadi sebuah langkah bersama seluruh pihak di daerah yang terga­bung dalam tim Satgas Karhutla Provinsi. Terdiri dari BPBD, TNI, Polri dan pihak terkait lainnya.

- Advertisement -

Menurut Staf Ahli BNPB Mayjen TNI (Pur) Komaruddin, ada pun poin penting dari pembekalan yang dihadiri pihak terkait dari kabupaten/kota se-Riau. Yakni pola pencegahan yang lebih diutamakan sebelum opsi penanggulangan karhutla.

“Poin penting dari pertemuan ini adalah pola baru. Di mana peran dari semua stakeholder termasuk tokoh masyarakat, ulama dan kepala desa sangat diharapkan dalam upaya pencegahan ini. Intinya, pencegahan kita utamakan selain penanggulangan,” kata Komaruddin di Hotel Grand Zuri Pekanbaru, Kamis (20/6).

Baca Juga:  2 September, Anggota DPRD Terpilih Dilantik

Pentingnya melibatkan peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan ini, karena diyakininya 99 persen penyebab kebakaran disebabkan manusia. Faktor bisa disebabkan kelalaian atau kesengajaan itu, diperlukan pemahaman dari masyarakat.

- Advertisement -

‘’99 persen disebabkan manusia. Karena itu, pencegahan lebih diutamakan dari pada penanggulangan. Kesengajaan macam-macam, ada faktor perut, ada juga faktor karena disuruh,” ungkap Komaruddin.
Ada pun dari sisi pencegahan, BNPB menyebutkan tetap menyiagakan helikopter, rekayasa hujan buatan, termasuk patroli udara dan darat. Kemudian segala macam kebutuhan yang mendukung penanggulangan juga tetap disiapkan untuk mengatasi karhutla.

Sementara itu Kepala BPBD Riau Edwar Sanger didampingi Direktur Perbaikan Darurat BNPB Medi Harlianto, menyatakan komitmen bersama TNI/Polri termasuk pihak lainnya baik melakukan pencegahan mau pun penanggulangan karhutla.

Baca Juga:  Peringati Hari Pendidikan Nasional UPT Kemendikbudristek Riau Gelar Jalan Sehat

Komitmen tersebut terus dilakukan diantaranya melalui pembekalan kesiapan menghadapi bahaya karhutla Provinsi Riau yang digelar hari ini. Sanger mengaku terus berusaha maksimal agar imej Karhutla yang pernah terjadi melekat di Riau, tidak lagi terjadi. Karena itu, melalui komitmen bersama semua pihak terkait bisa diatasi.

‘’Puncak dari Karhutla di Riau pada 2015. Dengan kesungguhan kekompakan kebersamaan semua pihak terkait, baik dari satgas darat, udara sesuai tupoksinya. Dengan komitmen bersama itu pula, kita terus bisa atasi karhutla di Riau yang dulu sering terjadi,” papar Sanger.

Selain itu berbagai hari besar keagamaan dan nasional, lanjut mantan Pj Wako Pekanbaru ini juga perlu disukseskan tanpa adanya Karhutla yang jadi penyebab kabut asap. Mulai dari hari raya Idul Adha, serta berbagai hari besar kemerdekaan dan provinsi yang dalam beberapa bulan lagi bakal disambut bersama.(egp)

Laporan Eka Gusmadi Putra, Pekanbaru

(RIAUPOS.CO) — Riau bebas kabut asap berhasil diredam mulai 2016 lalu. Namun mempertahankannya perlu perjuangan berat dari seluruh pihak. Pola paling ampuh dinilai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah melalui pencegahan. Terlebih ancaman cuaca panas ekstrem diperkirakan kembali melanda Juli hingga Oktober nanti.

Karenanya, pemerintah pusat melalui BNPB memberi pembekalan kesiapan menghadapi bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau. Komitmen mewujudkan Riau tanpa asap inipun menjadi sebuah langkah bersama seluruh pihak di daerah yang terga­bung dalam tim Satgas Karhutla Provinsi. Terdiri dari BPBD, TNI, Polri dan pihak terkait lainnya.

Menurut Staf Ahli BNPB Mayjen TNI (Pur) Komaruddin, ada pun poin penting dari pembekalan yang dihadiri pihak terkait dari kabupaten/kota se-Riau. Yakni pola pencegahan yang lebih diutamakan sebelum opsi penanggulangan karhutla.

- Advertisement -

“Poin penting dari pertemuan ini adalah pola baru. Di mana peran dari semua stakeholder termasuk tokoh masyarakat, ulama dan kepala desa sangat diharapkan dalam upaya pencegahan ini. Intinya, pencegahan kita utamakan selain penanggulangan,” kata Komaruddin di Hotel Grand Zuri Pekanbaru, Kamis (20/6).

Baca Juga:  Ini “Rumah Godang” Bersama, Kembalikan Kuansing sebagai Negeri Bermarwah

Pentingnya melibatkan peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan ini, karena diyakininya 99 persen penyebab kebakaran disebabkan manusia. Faktor bisa disebabkan kelalaian atau kesengajaan itu, diperlukan pemahaman dari masyarakat.

‘’99 persen disebabkan manusia. Karena itu, pencegahan lebih diutamakan dari pada penanggulangan. Kesengajaan macam-macam, ada faktor perut, ada juga faktor karena disuruh,” ungkap Komaruddin.
Ada pun dari sisi pencegahan, BNPB menyebutkan tetap menyiagakan helikopter, rekayasa hujan buatan, termasuk patroli udara dan darat. Kemudian segala macam kebutuhan yang mendukung penanggulangan juga tetap disiapkan untuk mengatasi karhutla.

Sementara itu Kepala BPBD Riau Edwar Sanger didampingi Direktur Perbaikan Darurat BNPB Medi Harlianto, menyatakan komitmen bersama TNI/Polri termasuk pihak lainnya baik melakukan pencegahan mau pun penanggulangan karhutla.

Baca Juga:  Komitmen BP3 Sumatera III Wujudkan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM

Komitmen tersebut terus dilakukan diantaranya melalui pembekalan kesiapan menghadapi bahaya karhutla Provinsi Riau yang digelar hari ini. Sanger mengaku terus berusaha maksimal agar imej Karhutla yang pernah terjadi melekat di Riau, tidak lagi terjadi. Karena itu, melalui komitmen bersama semua pihak terkait bisa diatasi.

‘’Puncak dari Karhutla di Riau pada 2015. Dengan kesungguhan kekompakan kebersamaan semua pihak terkait, baik dari satgas darat, udara sesuai tupoksinya. Dengan komitmen bersama itu pula, kita terus bisa atasi karhutla di Riau yang dulu sering terjadi,” papar Sanger.

Selain itu berbagai hari besar keagamaan dan nasional, lanjut mantan Pj Wako Pekanbaru ini juga perlu disukseskan tanpa adanya Karhutla yang jadi penyebab kabut asap. Mulai dari hari raya Idul Adha, serta berbagai hari besar kemerdekaan dan provinsi yang dalam beberapa bulan lagi bakal disambut bersama.(egp)

Laporan Eka Gusmadi Putra, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari