PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) di Provinsi Riau diprediksi akan mengalami penurunan. Penurunan tersebut disinyalir akibat daya beli masyarakat akan kendaraan baru yang menurun.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Riau Syahrial Abdi melalui Kepala Bidang Pajak Muhammad Sayoga mengatakan, turunnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan baru juga disebabkan oleh turunnya harga kelapa sawit. Di mana selama ini, kelapa sawit menjadi satu sektor unggulan di Riau.
"Turunnya harga sawit pasti akan berdampak terhadap pembayaran pajak BBNKB. Karena daya beli masyarakat juga menurun," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, selama ini kelapa sawit menjadi salah satu penggerak roda perekonomian di Provinsi Riau. Di mana banyak sekali masyarakat Riau yang bergerak di perkebunan sawit.
"Tentu dengan kondisi harga sawit turun, pasti akan berpengaruh terhadap pembelian mobil baru, dan itu akan berdampak terhadap pajak BBNKB dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)," ujarnya.
Berdasarkan catatan mereka, progres realisasi pajak BBNKB di Riau pada semester pertama 2022 melebihi target atau 64,87 persen dari target Rp870 miliar selama setahun. Hal tersebut terjadi saat harga sawit belum mengalami penurunan.
"Kalau harga sawit bagus tentu progres BBNKB juga bagus, dan progres PKB juga ikut bagus. Sebab setiap orang bayar BBNKB pasti bayar PKB pertama," ujarnya.
Meski harga sawit akan memengaruhi progres BBNKB di Riau, namun pihaknya tetap optimistis realisasi BBNKB tahun ini capai target. Sebab saat ini progresnya sudah melebihi target semester pertama. "Insya Allah kita optimistis capai target, meskipun kita belum tahu harga sawit ini apakah akan terus seperti ini atau akaan naik lagi," sebutnya.
Untuk diketahui, target pajak BBNKB Riau sebesar Rp870 miliar lebih, sedangkan realisasi semester pertama tahun 2022 sebesar Rp564 miliar lebih atau 64,87 persen.(sol)