Jumat, 20 September 2024

Kabut Asap Diprediksi Bakal Lama

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dilintasi garis khatulistiwa, membuat Provinsi Riau memiliki pola arah angin yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia. Akibatnya, angin yang melintas di atas Bumi Lancang Kuning akan melambat dan kemudian berbelok. Kondisi ini akan membuat kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bakal lama, bila hujan tidak kunjung turun.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Bibin Sulianto mengatakan, di daerah Provinsi Riau rata-rata berada dalam wilayah belokan angin. Akibat dari adanya belokan angin tersebut, angin yang melintas mengalami perlambatan.

"Kalau dianalogikan, ketika mengendarai sepeda motor, sewaktu sampai di belokan kita akan memperlambat laju kendaraan, atau ada perlambatan atau pengereman. Jadi kalau angin melintas juga akan seperti itu," katanya.

Lebih lanjut dikatakan Bibin, rata-rata belokan angin itu berada di wilayah yang dilintasi garis khatulistiwa. Karena di lokasi ini terdapat gaya coriolis. Yakni gaya semu akibat pengaruh rotasi bumi. Namun belokan angin ini tidak selalu terjadi di wilayah yang dilintasi garis khatulistiwa.

- Advertisement -
Baca Juga:  Jumat, Kasus Baru di Riau Bertambah Lima Pasien Positif

"Rata-rata memang belokan ini terjadi di garis khatulistiwa, tapi tidak semua juga karena pengaruh garis khatulistiwa," sebutnya.

Akibat ada pelambatan angin tersebut, dan saat ini beberapa wilayah di Pulau Sumatera terjadi karhutla yang menyebabkan kabut asap, sehingga asap menjadi banyak tertumpuk di daerah Riau.  "Perlambatan angin itu membuat asap tertumpuk di Riau, karena ada pengereman akibat belokan tadi. Karena sebelumnya arah angin cepat, begitu melewati belokan di atas Riau jadi lambat," jelasnya.

- Advertisement -

Bibin juga mengatakan, belokan angin ini tidak terpengaruh oleh musim. Pada saat matahari ada di arah utara atau selatan, dan arah angin melewati garis khatulistiwa pasti akan membelok.

"Tapi belokan itu juga tidak pasti di atas Riau, bisa di daerah di atas Riau atau di bawah Riau. Atau kadang di Provinsi Sumatera Utara atau juga di Provinsi Jambi," sebutnya.

Saat ditanyakan apakah dengan pola angin tersebut, kabut asap di Riau juga ada yang berasal dari provinsi tetangga seperti Jambi dan Sumatera Selatan yang saat ini juga terjadi karhutla, Bibin mengatakan, kemungkinan tersebut ada, karena arah angin mengarah dari tenggara ke selatan. “Tapi jangan lupa, di Riau juga terdapat hot spot yang juga cukup banyak. Jadi sebagian asap juga berasal dari Riau itu sendiri,” katanya.

Baca Juga:  Dampingi BBKSDA saat Pelepasliaran, Youtuber Riau Digigit Ular 8 Meter

Terkait apakah asap dari Riau juga akan berpotensi sampai negara tetangga yakni Malaysia, menurut Bibin, pada Selasa (17/9) lalu, juga terpantau menyeberang hingga Selat Malaka.

“Karena arah angin juga mengarah ke sana,” sebutnya.

Sementara itu, dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, saat ini pemadaman karhutla masih dilakukan di beberapa titik di Riau. Dalam upaya pemadaman tersebut, tim gabungan juga menemui kendala. “Kendalanya di samping lokasi yang sulit dijangkau kendaraan darat, sumber air juga susah. Ini yang membuat tim satgas darat yang terdiri dari TNI-Polri, BPBD, Manggala Agni, mengalami kesulitan dalam pemadaman,” kata Kepala BPBD Riau Edwar Sanger.(sol/amn/rir/dof/fad)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dilintasi garis khatulistiwa, membuat Provinsi Riau memiliki pola arah angin yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia. Akibatnya, angin yang melintas di atas Bumi Lancang Kuning akan melambat dan kemudian berbelok. Kondisi ini akan membuat kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bakal lama, bila hujan tidak kunjung turun.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Bibin Sulianto mengatakan, di daerah Provinsi Riau rata-rata berada dalam wilayah belokan angin. Akibat dari adanya belokan angin tersebut, angin yang melintas mengalami perlambatan.

"Kalau dianalogikan, ketika mengendarai sepeda motor, sewaktu sampai di belokan kita akan memperlambat laju kendaraan, atau ada perlambatan atau pengereman. Jadi kalau angin melintas juga akan seperti itu," katanya.

Lebih lanjut dikatakan Bibin, rata-rata belokan angin itu berada di wilayah yang dilintasi garis khatulistiwa. Karena di lokasi ini terdapat gaya coriolis. Yakni gaya semu akibat pengaruh rotasi bumi. Namun belokan angin ini tidak selalu terjadi di wilayah yang dilintasi garis khatulistiwa.

Baca Juga:  Laporan Kinerja dan Keuangan PT Jamkrida Riau Ditolak

"Rata-rata memang belokan ini terjadi di garis khatulistiwa, tapi tidak semua juga karena pengaruh garis khatulistiwa," sebutnya.

Akibat ada pelambatan angin tersebut, dan saat ini beberapa wilayah di Pulau Sumatera terjadi karhutla yang menyebabkan kabut asap, sehingga asap menjadi banyak tertumpuk di daerah Riau.  "Perlambatan angin itu membuat asap tertumpuk di Riau, karena ada pengereman akibat belokan tadi. Karena sebelumnya arah angin cepat, begitu melewati belokan di atas Riau jadi lambat," jelasnya.

Bibin juga mengatakan, belokan angin ini tidak terpengaruh oleh musim. Pada saat matahari ada di arah utara atau selatan, dan arah angin melewati garis khatulistiwa pasti akan membelok.

"Tapi belokan itu juga tidak pasti di atas Riau, bisa di daerah di atas Riau atau di bawah Riau. Atau kadang di Provinsi Sumatera Utara atau juga di Provinsi Jambi," sebutnya.

Saat ditanyakan apakah dengan pola angin tersebut, kabut asap di Riau juga ada yang berasal dari provinsi tetangga seperti Jambi dan Sumatera Selatan yang saat ini juga terjadi karhutla, Bibin mengatakan, kemungkinan tersebut ada, karena arah angin mengarah dari tenggara ke selatan. “Tapi jangan lupa, di Riau juga terdapat hot spot yang juga cukup banyak. Jadi sebagian asap juga berasal dari Riau itu sendiri,” katanya.

Baca Juga:  Jumat, Kasus Baru di Riau Bertambah Lima Pasien Positif

Terkait apakah asap dari Riau juga akan berpotensi sampai negara tetangga yakni Malaysia, menurut Bibin, pada Selasa (17/9) lalu, juga terpantau menyeberang hingga Selat Malaka.

“Karena arah angin juga mengarah ke sana,” sebutnya.

Sementara itu, dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, saat ini pemadaman karhutla masih dilakukan di beberapa titik di Riau. Dalam upaya pemadaman tersebut, tim gabungan juga menemui kendala. “Kendalanya di samping lokasi yang sulit dijangkau kendaraan darat, sumber air juga susah. Ini yang membuat tim satgas darat yang terdiri dari TNI-Polri, BPBD, Manggala Agni, mengalami kesulitan dalam pemadaman,” kata Kepala BPBD Riau Edwar Sanger.(sol/amn/rir/dof/fad)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari