Salat Khusuf Sambut Puncak Gerhana Bulan Parsial di Langit Pekanbaru

(RIAUPOS.CO) — Sejak pukul 01.00 WIB, Rabu dinihari, Roni dan kawan-kawan fotografernya sudah berkumpul di bilangan Diponegoro. Mereka berniat mengabadikan momen Gerhana Bulan Total yang memasuki fase puncak dua jam lagi. Waktunya menurut BMKG sekitar pukul 03:01 WIB.

Langit Pekanbaru cerah. Selasa siang, cuaca panas. Memasuki malam, hingga larut semakin dingin. Bulan bulat terlihat di sisi barat, terus naik ke atas kepala. Menandakan hari berganti. Meskipun tanpa bintang, langit Rabu dinihari di Ibukota Provinsi Riau dan sebagian daerah benderang karena bulan bulat di atas kepala.

- Advertisement -

“Lensa dan senter sudah bawa. Tapi senter lupa pula baterai,” kata rekan Roni sesama fotografer saat ditemui Riau Pos, Rabu dinihari di halaman Masjid Raya Annur, Pekanbaru.

Senter bukan untuk menyorot bulan, namun rencananya oleh para fotografer untuk menyorot sisi lain seperti kubah masjid atau pepohonan dalam memotret gerhana. Sebab selain memerlukan lensa panjang, memang memotret bulan memerlukan keahlian tersendiri.

- Advertisement -

“Misalnya mengatur cahaya, kecepatan dan lainnya. Juga perlu tripod atau semacamnya,” kata fotografer lain, Heru.

Gerhana Bulan Parsial atau separuh, merupakan fenomenal berupa peristiwa terhalangnya penampakan bulan oleh bayangan bumi sehingga cahaya matahari tidak sampai ke bulan.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Pada 2019 ini, gerhana bulan hanya terjadi dua kali, pertama pada awal tahun atau sekitar Februari lalu dan kedua Rabu dinihari.

Fenomena Gerhana Bulan Parsial dimulai pada pukul 03.01 WIB. Dengan puncaknya fenomena pada pukul 04.30 WIB, dan berakhir pukul 05.59 WIB.

Pantauan Riau Pos di sekitar Masjid Raya Annur dan pusat kota seperti tugu Zapin, Km 0 Pekanbaru. Memang sejak memasuki Rabu hingga pukul 03.01 dan sejam kemudian, bulan masih terlihat. Dari bulat sempurna hingga mengecil seperti bulan sabit.

Kemudian pada pukul 04.30 WIB, bulan mulai menghilang dari langit. Kondisi ini merupakan puncak gerhana. Dan kemudian pada pukul 06.00 WIB kembali muncul disebut berupa gerhana sebahagian berakhir dan gerhana baru berakhir pada pukul 07.19 WIB Rabu pagi kemarin.

Seiring terjadinya gerhana bulan parsial kemarin, memang beberapa masjid di Kota Pekanbaru khususnya berdasarkan pantauan Riau Pos melakukan Salat Khusuf. Termasuk di Masjid Raya Annur Provinsi Riau.

Sejak pukul 02.00 WIB, tampak jamaah mulai berdatangan. Digelar Majelis Ulama Indonesia bersama pihak masjid raya dalam rangka gerhana bulan separuh. Sesuai jadwal Salat Khusuf di Masjid Raya Annur Provinsi Riau dipimpin imam Prof Dr H Nazir Karim dan khatib Dr H Musthafa Umar Lc MA.***

Laporan Eka G Putra, Pekanbaru

(RIAUPOS.CO) — Sejak pukul 01.00 WIB, Rabu dinihari, Roni dan kawan-kawan fotografernya sudah berkumpul di bilangan Diponegoro. Mereka berniat mengabadikan momen Gerhana Bulan Total yang memasuki fase puncak dua jam lagi. Waktunya menurut BMKG sekitar pukul 03:01 WIB.

Langit Pekanbaru cerah. Selasa siang, cuaca panas. Memasuki malam, hingga larut semakin dingin. Bulan bulat terlihat di sisi barat, terus naik ke atas kepala. Menandakan hari berganti. Meskipun tanpa bintang, langit Rabu dinihari di Ibukota Provinsi Riau dan sebagian daerah benderang karena bulan bulat di atas kepala.

“Lensa dan senter sudah bawa. Tapi senter lupa pula baterai,” kata rekan Roni sesama fotografer saat ditemui Riau Pos, Rabu dinihari di halaman Masjid Raya Annur, Pekanbaru.

Senter bukan untuk menyorot bulan, namun rencananya oleh para fotografer untuk menyorot sisi lain seperti kubah masjid atau pepohonan dalam memotret gerhana. Sebab selain memerlukan lensa panjang, memang memotret bulan memerlukan keahlian tersendiri.

“Misalnya mengatur cahaya, kecepatan dan lainnya. Juga perlu tripod atau semacamnya,” kata fotografer lain, Heru.

Gerhana Bulan Parsial atau separuh, merupakan fenomenal berupa peristiwa terhalangnya penampakan bulan oleh bayangan bumi sehingga cahaya matahari tidak sampai ke bulan.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Pada 2019 ini, gerhana bulan hanya terjadi dua kali, pertama pada awal tahun atau sekitar Februari lalu dan kedua Rabu dinihari.

Fenomena Gerhana Bulan Parsial dimulai pada pukul 03.01 WIB. Dengan puncaknya fenomena pada pukul 04.30 WIB, dan berakhir pukul 05.59 WIB.

Pantauan Riau Pos di sekitar Masjid Raya Annur dan pusat kota seperti tugu Zapin, Km 0 Pekanbaru. Memang sejak memasuki Rabu hingga pukul 03.01 dan sejam kemudian, bulan masih terlihat. Dari bulat sempurna hingga mengecil seperti bulan sabit.

Kemudian pada pukul 04.30 WIB, bulan mulai menghilang dari langit. Kondisi ini merupakan puncak gerhana. Dan kemudian pada pukul 06.00 WIB kembali muncul disebut berupa gerhana sebahagian berakhir dan gerhana baru berakhir pada pukul 07.19 WIB Rabu pagi kemarin.

Seiring terjadinya gerhana bulan parsial kemarin, memang beberapa masjid di Kota Pekanbaru khususnya berdasarkan pantauan Riau Pos melakukan Salat Khusuf. Termasuk di Masjid Raya Annur Provinsi Riau.

Sejak pukul 02.00 WIB, tampak jamaah mulai berdatangan. Digelar Majelis Ulama Indonesia bersama pihak masjid raya dalam rangka gerhana bulan separuh. Sesuai jadwal Salat Khusuf di Masjid Raya Annur Provinsi Riau dipimpin imam Prof Dr H Nazir Karim dan khatib Dr H Musthafa Umar Lc MA.***

Laporan Eka G Putra, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya