Minggu, 7 Juli 2024

Stok Minyak Goreng Melimpah, Harga Melambung

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Minyak goreng kemasan di sejumlah ritel dan pasar tradisional di Pekanbaru membuat puluhan emak-emak syok. Ini setelah melihat harga jual yang diberikan pihak pedagang. Pasalnya, kini harga jual minyak goreng kemasan ukuran 1 liter tembus Rp23.000 hingga Rp24.200 sedangkan untuk ukuran 2 liter mulai dari Rp45.900 hingga Rp48.200.

Pantauan Riau Pos, Kamis (17/3) di sejumlah ritel modern di Kota Pekanbaru seperti di Jalan Delima, di Jalan Kaharuddin Nasution, dan Jalan Soekarno Hatta. Tampak kini minyak goreng kemasan berbagai merek yang sebelumnya sulit ditemukan di sejumlah rak -rak ritel modern tiba-tiba saja muncul dengan stok yang melimpah. Bahkan, harga  jual yang ditawarkan pun cukup fantastik di atas Rp45.000 lebih untuk ukuran 2 liter.

- Advertisement -

Sejumlah emak-emak yang tadinya mengantre terlihat syok dan merasa kesal. Pasalnya harga jual yang terlalu mahal dan sulit dijangkau masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Namun, sebagian emak-emak lainnya terlihat terpaksa membeli minyak goreng kemasan dengan ukuran 1 liter karena memerlukan produk tersebut untuk keperluan sehari-hari.

Vera salah seorang masyarakat yang ikut memburu migor kemasan di ritel modern di Jalan Soekarno Hatta mengaku kaget setelah pihak ritel menyebutkan harga jual yang kini sudah naik dan kembali seperti semula. Yaitu di kisaran Rp48.200 untuk ukuran 2 liternya. Padahal beberapa hari sebelumnya dirinya masih membeli produk migor kemasan yang serupa dengan harga yang jauh lebih murah yaitu Rp28.000 untuk ukuran 2 liter.

Tak hanya bingung dan syok. Dirinya terpaksa harus membeli migor kemasan dengan ukuran 1 liter guna memenuhi keperluan sehari-hari di rumahnya.

- Advertisement -

"Ya, terpaksalah beli. Kami sudah datang ke sini jauh-jauh. Tapi lihat harganya sudah naik seperti itu, ya harus diakalilah. Beli yang ukuran 1 liter, yang penting di rumah bisa masak," kata dia.

Meskipun harga migor kemasan dan sejumlah harga keperluan pokok lainnya dinaikan, dia berharap pemerintah juga memberikan keadilan dengan menaikan pula gaji yang diterima para pekerja di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Pekanbaru. Sehingga masyarakat masih bisa membeli keperluan sehari-hari dengan uang yang didapat dari gaji anggota keluarganya.

Baca Juga:  Ratusan Rumah dan Jalan Terendam

"Tak apa kalau semua mau naik. Tapi gaji suami kami juga harus naik. Kalau bahan keperluan pokok saja yang naik, tetapi uang yang diterima setiap bulannya tidak naik itu namanya pemerintah mau memeras masyarakat," ucapnya ketus.

Sementara itu hal yang berbeda malah terjadi di salah satu ritel modern di Jalan Jenderal Sudirman Ujung. Meskipun di sejumlah ritel masih tertulis harga kemasan berkisar Rp28. 000 untuk ukuran 2 liter, namun stok minyak goreng kemasan dari berbagai merek tidak lagi dapat dijumpai masyarakat.

Salah seorang warga Iyet mengaku, dirinya tidak merasa heran dengan hilangnya minyak goreng kemasan di ritel tersebut. Apalagi saat ini pemerintah telah menerapkan kebijakan baru terkait harga jual.

"Sekarang hilang memang. Besok pasti banyak itu, tapi dengan harga jual yang mencapai Rp50.000 per 2 liter nya. Ini semua pasti permainan. Tak mungkin pihak terkait tidak mau cari untung apalagi mendekat Ramadan ini," ujarnya.

Di tempat yang sama salah seorang pegawai ritel yang enggan menyebutkan namanya kepada Riau Pos mengaku stok minyak goreng kemasan sudah tidak lagi tersedia di ritel tersebut kerena belum dikirim pihak distributor. Namun, untuk saat ini harga jual minyak goreng kemasan yang ada di ritel tersebut masih berkisar Rp14.000 hingga Rp28.000 per dua liternya.

"Memang sudah 4 hari ini stoknya kosong. Kalau harga masih sama seperti yang ditempatkan di rak," tegasnya.

Pedagang Makanan pun Naikan Harga
Setelah harga minyak goreng (migor) kemasan dikembalikan ke harga pasar sejumlah pedagang kaki lima di Kota Pekanbaru pun menaikan harga jual dagangan mereka. Hal ini disebabkan kenaikan harga minyak goreng kemasan dan minyak curah yang terjadi dipasaran. Pantauan Riau Pos, Kamis (17/3) di Jalan Hang Tuah tampak sejumlah pedagang gorengan mulai menaikan harga jual dagangannya kepada para pelanggan dari sebelumnya dijual Rp1.000 per gorengan kini menjadi Rp5.000 untuk 4 gorengan.

Baca Juga:  288 Jamah Calon Haji Bakal Ikuti Manasik Haji

Hal yang sama juga dilakukan pedagang ayam goreng tepung yang dijajakan di pinggir Jalan Tuanku Tambusai. Para pedagang yang tadinya menjual ayam goreng seharga Rp7.000 per potongnya, kini naik menjadi Rp9.000. Salah seorang pedagang gorengan Hadi mengatakan, dia terpaksa harus menaikan harga jual gorengan Rp500-Rp1.000 untuk menghindari kerugian akibat tingginya harga minyak goreng saat ini. Tak hanya itu, selain minyak goreng yang cukup tinggi sejumlah harga keperluan pokok lainnya yang menjadi bahan gorengan seperti cabai dan juga bawang merah dan putih.

Bahkan, dirinya juga harus mengecilkan ukuran gorengan yang ia jual meskipun harus mendapatkan protes dari para pelanggannya.

"Ukuran dikecilkan. Ya, ini harus dilakukan. Kalau tidak dinaikkan kami yang rugi. Jualan tanpa untung, " kata dia.

Dia berharap pemerintah bisa segera menstabilkan harga keperluan pokok yang kini melonjak jelang Ramadan. Sehingga pedagang kecil seperti dirinya masih bisa memulai usaha dan mendapatkan keuntungan dari dagangan yang dijual kepada masyarakat.

Hal yang sama juga dirasakan Jali. Salah seorang pedagang ayam goreng tepung ini mengaku juga harus menaikan harga jual karena sudah tidak sanggup menutupi modal dari usahanya berjualan ayam goreng tepung tersebut. Meskipun begitu, dirinya tidak mengubah ukuran ayam goreng yang ia juga kepada para pelanggannya karena takut ditinggalkan pembeli.

"Ukuran tidak berubah. Cuma harganya saja yang naik," ucapnya.

Bahkan agar para pembelinya tidak kaget dengan kenaikan harga tersebut, dirinya juga telah melakukan pemberitahun secara tertulis di depan etalase dagangannya.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Minyak goreng kemasan di sejumlah ritel dan pasar tradisional di Pekanbaru membuat puluhan emak-emak syok. Ini setelah melihat harga jual yang diberikan pihak pedagang. Pasalnya, kini harga jual minyak goreng kemasan ukuran 1 liter tembus Rp23.000 hingga Rp24.200 sedangkan untuk ukuran 2 liter mulai dari Rp45.900 hingga Rp48.200.

Pantauan Riau Pos, Kamis (17/3) di sejumlah ritel modern di Kota Pekanbaru seperti di Jalan Delima, di Jalan Kaharuddin Nasution, dan Jalan Soekarno Hatta. Tampak kini minyak goreng kemasan berbagai merek yang sebelumnya sulit ditemukan di sejumlah rak -rak ritel modern tiba-tiba saja muncul dengan stok yang melimpah. Bahkan, harga  jual yang ditawarkan pun cukup fantastik di atas Rp45.000 lebih untuk ukuran 2 liter.

Sejumlah emak-emak yang tadinya mengantre terlihat syok dan merasa kesal. Pasalnya harga jual yang terlalu mahal dan sulit dijangkau masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Namun, sebagian emak-emak lainnya terlihat terpaksa membeli minyak goreng kemasan dengan ukuran 1 liter karena memerlukan produk tersebut untuk keperluan sehari-hari.

Vera salah seorang masyarakat yang ikut memburu migor kemasan di ritel modern di Jalan Soekarno Hatta mengaku kaget setelah pihak ritel menyebutkan harga jual yang kini sudah naik dan kembali seperti semula. Yaitu di kisaran Rp48.200 untuk ukuran 2 liternya. Padahal beberapa hari sebelumnya dirinya masih membeli produk migor kemasan yang serupa dengan harga yang jauh lebih murah yaitu Rp28.000 untuk ukuran 2 liter.

Tak hanya bingung dan syok. Dirinya terpaksa harus membeli migor kemasan dengan ukuran 1 liter guna memenuhi keperluan sehari-hari di rumahnya.

"Ya, terpaksalah beli. Kami sudah datang ke sini jauh-jauh. Tapi lihat harganya sudah naik seperti itu, ya harus diakalilah. Beli yang ukuran 1 liter, yang penting di rumah bisa masak," kata dia.

Meskipun harga migor kemasan dan sejumlah harga keperluan pokok lainnya dinaikan, dia berharap pemerintah juga memberikan keadilan dengan menaikan pula gaji yang diterima para pekerja di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Pekanbaru. Sehingga masyarakat masih bisa membeli keperluan sehari-hari dengan uang yang didapat dari gaji anggota keluarganya.

Baca Juga:  Driver Ojol Dirampok di Pekanbaru, Mobil Dibawa Kabur

"Tak apa kalau semua mau naik. Tapi gaji suami kami juga harus naik. Kalau bahan keperluan pokok saja yang naik, tetapi uang yang diterima setiap bulannya tidak naik itu namanya pemerintah mau memeras masyarakat," ucapnya ketus.

Sementara itu hal yang berbeda malah terjadi di salah satu ritel modern di Jalan Jenderal Sudirman Ujung. Meskipun di sejumlah ritel masih tertulis harga kemasan berkisar Rp28. 000 untuk ukuran 2 liter, namun stok minyak goreng kemasan dari berbagai merek tidak lagi dapat dijumpai masyarakat.

Salah seorang warga Iyet mengaku, dirinya tidak merasa heran dengan hilangnya minyak goreng kemasan di ritel tersebut. Apalagi saat ini pemerintah telah menerapkan kebijakan baru terkait harga jual.

"Sekarang hilang memang. Besok pasti banyak itu, tapi dengan harga jual yang mencapai Rp50.000 per 2 liter nya. Ini semua pasti permainan. Tak mungkin pihak terkait tidak mau cari untung apalagi mendekat Ramadan ini," ujarnya.

Di tempat yang sama salah seorang pegawai ritel yang enggan menyebutkan namanya kepada Riau Pos mengaku stok minyak goreng kemasan sudah tidak lagi tersedia di ritel tersebut kerena belum dikirim pihak distributor. Namun, untuk saat ini harga jual minyak goreng kemasan yang ada di ritel tersebut masih berkisar Rp14.000 hingga Rp28.000 per dua liternya.

"Memang sudah 4 hari ini stoknya kosong. Kalau harga masih sama seperti yang ditempatkan di rak," tegasnya.

Pedagang Makanan pun Naikan Harga
Setelah harga minyak goreng (migor) kemasan dikembalikan ke harga pasar sejumlah pedagang kaki lima di Kota Pekanbaru pun menaikan harga jual dagangan mereka. Hal ini disebabkan kenaikan harga minyak goreng kemasan dan minyak curah yang terjadi dipasaran. Pantauan Riau Pos, Kamis (17/3) di Jalan Hang Tuah tampak sejumlah pedagang gorengan mulai menaikan harga jual dagangannya kepada para pelanggan dari sebelumnya dijual Rp1.000 per gorengan kini menjadi Rp5.000 untuk 4 gorengan.

Baca Juga:  Jurus Melawan Asap

Hal yang sama juga dilakukan pedagang ayam goreng tepung yang dijajakan di pinggir Jalan Tuanku Tambusai. Para pedagang yang tadinya menjual ayam goreng seharga Rp7.000 per potongnya, kini naik menjadi Rp9.000. Salah seorang pedagang gorengan Hadi mengatakan, dia terpaksa harus menaikan harga jual gorengan Rp500-Rp1.000 untuk menghindari kerugian akibat tingginya harga minyak goreng saat ini. Tak hanya itu, selain minyak goreng yang cukup tinggi sejumlah harga keperluan pokok lainnya yang menjadi bahan gorengan seperti cabai dan juga bawang merah dan putih.

Bahkan, dirinya juga harus mengecilkan ukuran gorengan yang ia jual meskipun harus mendapatkan protes dari para pelanggannya.

"Ukuran dikecilkan. Ya, ini harus dilakukan. Kalau tidak dinaikkan kami yang rugi. Jualan tanpa untung, " kata dia.

Dia berharap pemerintah bisa segera menstabilkan harga keperluan pokok yang kini melonjak jelang Ramadan. Sehingga pedagang kecil seperti dirinya masih bisa memulai usaha dan mendapatkan keuntungan dari dagangan yang dijual kepada masyarakat.

Hal yang sama juga dirasakan Jali. Salah seorang pedagang ayam goreng tepung ini mengaku juga harus menaikan harga jual karena sudah tidak sanggup menutupi modal dari usahanya berjualan ayam goreng tepung tersebut. Meskipun begitu, dirinya tidak mengubah ukuran ayam goreng yang ia juga kepada para pelanggannya karena takut ditinggalkan pembeli.

"Ukuran tidak berubah. Cuma harganya saja yang naik," ucapnya.

Bahkan agar para pembelinya tidak kaget dengan kenaikan harga tersebut, dirinya juga telah melakukan pemberitahun secara tertulis di depan etalase dagangannya.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari