Harian Pagi Riau Pos menginjak usia tiga dekade (30 tahun) pada hari ini, 17 Januari 2021. Sebagai koran harian pertama di Provinsi Riau, bisa dikatakan memasuki usia matang bagi sebuah media cetak. Apalagi sejarahnya, mulai dari berdiri, tumbuh dan berkembang juga menjadi saksi dan pengawal kemajuan Provinsi Riau.
Saat memasuki usia seperempat abad lima tahun lalu, penetrasi internet, media sosial dan dunia digital sangat memengaruhi bisnis media cetak. Riau Pos pun mulai melakukan adaptasi. Puncaknya tiga tahun lalu dengan mencanangkan konsep Riau Pos Media. Platform digital juga menjadi media untuk menyajikan informasi, selain edisi cetak tentunya.
Sejak itu, media untuk menyampaikan informasi dan berita Riau Pos tidak hanya melalui edisi cetak. Meski sebenarnya portal berita riaupos.co telah dimulai beberapa tahun sebelumnya, namun menyajikan berita di media online untuk memberikan informasi yang cepat, akurat dan terkini makin dimaksimalkan.
Selain itu, Riau Pos juga memperkaya konten di media sosial. Mulai dari konten video di Youtube dan Riaupos Tv hingga Instagram dengan konten grafis dan video pendeknya. Sebelumnya, Riau Pos juga telah punya akun Facebook dan Twitter.
Pada September 2020, bahkan Riau Pos juga mempunyai akun TikTok. Dalam kurun waktu empat bulan, pengikut akun TikTok @riaupos sudah lebih 300 ribu. Tapi, konten di akun ini tetap berpedoman kepada kaedah dan kode etik jurnalistik, kode etik serta pakem Riau Pos koran. Konten berita yang informatif dan tentunya menghibur.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia setahun terakhir menghantam hampir seluruh sektor ekonomi. Harus diakui, resesi sejak pertengahan tahun lalu tetap berimbas ke bisnis media cetak. Beruntung Riau Pos telah punya berbagai macam platform yang bisa menopang koran dalam menyajikan informasi, edukasi dan hiburan bagi pembacanya. Ini cara kami agar brand Riau Pos tetap melekat di hati pembaca, melalui media apapun.
Tahun ini, belajar dari pengalaman tiga dekade, Riau Pos membangun komitmen baru. Pandemi juga mengajarkan kami untuk terus kreatif, inovatif agar tetap bertahan dan kembali tumbuh. Kami sadari ada satu kunci lagi, yakni kolaborasi. Pandemi mengajarkan kita untuk berkolaborasi untuk bisa keluar dari krisis yang mengiringinya. Maka kami mencanangkan di usia tiga dekade ini dengan tagline, “Inovasi & Kolaborasi”. Riau Pos akan terus berinovasi dan berkolaborasi agar bisa menjaga visi jangka panjang sebagai media dengan motto Bangun Negeri Bijakkan Bangsa.
Berkolaborasi bukan saja di internal, namun juga dengan pihak luar, seperti mitra iklan, pelanggan, stake holder dan masyarakat Riau. Ada hubungan lebih yang dibangun daripada sekadar mitra. Ini tentunya agar saling bergandengan tangan bisa bertahan dari hantaman krisis hingga bangkit dan tumbuh bersama tanpa meninggalkan fungsi kontrol. Karena tak ada artinya kalau Riau Pos sendiri bertahan, sementara di luar itu terus terpuruk dihantam pandemi.
Oleh karena itu, menghadapi hantaman pandemi yang akhirnya belum pasti, semangat kompetisi tetap kami patri. Kompetisi dan terus berinovasi dan berkolaborasi, menjaga tetap bertahan dan tumbuh agar terus berbuat bagi negeri.
Komitmen itu kami visualkan di logo HUT tiga dekade. Pertamakalinya logo HUT Riau Pos sedikit keluar dari pakemnya selama ini. Kali ini selain memilih bentuk yang lebih adaptif dan atraktif, juga pilihan warna yang progresif.
Secara umum, logo tiga dekade ini mengambarkan optimisme. Secara bentuk merefleksikan orang melompat. Gerakan orang yang dinamis, terus bergerak berinovasi. Angka 3 (tiga) yang bertaut dengan angka 0 (nol), bermakna kolaborasi.
Pilihan warna gradasi biru bermakna dinamika dalam melakoni stabilitas, tetap dipercaya dan kesetiaan. Warna emas bergradasi bermakna optimis dan harapan meraih kejayaan di tengah masa sulit sekarang ini.
Akhir kata, kami ingin mengucapkan ribuan terima kasih buat para pendiri terdahulu, semua karyawan dan keluarga yang masih bekerja ataupun sudah pensiun, mitra iklan, pembaca setia, pemerintah mulai dari tingkat pusat, Provinsi Riau dan 12 kabupaten/kota, forum komunikasi pimpinan daerah, pihak swasta, dunia pendidikan, kesehatan, bisnis dan lainnya yang tidak bisa kami sebut satu per satu. Pandemi telah memberikan kita pelajaran. Inovasi dan kolaborasi menjadi kunci agar tetap bertahan. Semoga!***