Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Gajah Liar Masuk Perbatasan Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mencatat, sejak 30 Mei sampai 3 Juni 2019 lalu, ada sebelas ekor gajah liar masuk ke perkebunan dan merusak beberapa batang sawit dan pondok milik masyarakat. Tepatnya di Kecamatan Minas, Rumbai dan Tapung.

“Ada sebelas ekor kelompok gajah liar saat ini masuk di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru,” kata Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro kepada Riau Pos, Sabtu (15/6).

Meningkatnya aktivitas gajah liar di areal perkebunan, lanjut Heru, terlebih lagi saat menjelang Idulfitri, ini disebabkan pada saat itu banyak areal kebun yang ditinggalkan oleh pemilik maupun buruh kebun yang pulang ke kampung halamannya. “Sehingga gajah liar merasa bebas dan tidak terganggu melakukan aktivitasnya,” ucapnya.

Kecamatan yang dilewati kawanan gajah liar itu, merupakan wilayah perbatasan dengan Kota Pekanbaru. Maka, petugas yang berjaga menggunakan petasan untuk menghalau satwa liar dilindungi itu menuju areal aman, yakni Tahura Minas.

Baca Juga:  EMP Santuni Ratusan Anak Yatim dan Tanam Mangrove

“Di samping itu, petugas juga terus melakukan monitoring pergerakan gajah liar tersebut, agar tidak memasuki kawasan perumahan penduduk,” tambahnya.

Selain itu, gajah liar itu juga digiring menuju Kecamatan Tapung, Kampar. Di mana, terdapat areal hutan tanaman industri (HTI).

“Nantinya, gajah liar digiring untuk menyeberang Sungai Siak. Walau sungai ini dalam, tapi ada titik-titik tertentu yang agak dangkal, di sana biasanya gajah ini akan menyeberang sungai,” ucapnya.

Dijelaskannya, gajah-gajah itu memang selalu mengitari kawasan Kecamatan Minas, Tapung dan Rumbai. Maka dari itu, ia beserta jajarannya tetap memastikan pergerakan gajah supaya tidak memasuki kawasan penduduk. “Karena memang, kelompok ini selalu memutar di tiga wilayah itu,” ucapnya.

Baca Juga:  Petani Palawija Keluhkan Cuaca Ekstrem

Menurutnya, sampai saat ini posisi kawanan gajah liar masih berada di wilayah Pekanbaru. Timnya tetap mengupayakan melakukan penggiringan supaya menjauh dari Pekanbaru.

“Ada empat petugas kami yang terus silih berganti mengawasinya sejak bulan Ramadan hingga Idulfitri dan sampai saat ini. Kami tidak gunakan gajah latih, hanya tim empat orang saja yang bekerja. Semoga tim bisa menggiring tanpa hambatan, “ tutupnya.

Rusak Rumah

Kawanan gajah liar ini tidak saja merusak tanaman milik warga sekitar, akan tetapi juga merusak rumah warga yang bermukim di lahan sawit. Kedatangan kawanan gajah tersebut juga menjadi salah satu penyebab warga takut untuk tinggal di rumah. “Tanaman sawit saya banyak yang rusak, selain itu ada juga tanaman kurma yang memang saya tanam khusus juga rusak,” ujar Husni Thamrin, warga Rumbai.(*1/jrr)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mencatat, sejak 30 Mei sampai 3 Juni 2019 lalu, ada sebelas ekor gajah liar masuk ke perkebunan dan merusak beberapa batang sawit dan pondok milik masyarakat. Tepatnya di Kecamatan Minas, Rumbai dan Tapung.

“Ada sebelas ekor kelompok gajah liar saat ini masuk di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru,” kata Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro kepada Riau Pos, Sabtu (15/6).

- Advertisement -

Meningkatnya aktivitas gajah liar di areal perkebunan, lanjut Heru, terlebih lagi saat menjelang Idulfitri, ini disebabkan pada saat itu banyak areal kebun yang ditinggalkan oleh pemilik maupun buruh kebun yang pulang ke kampung halamannya. “Sehingga gajah liar merasa bebas dan tidak terganggu melakukan aktivitasnya,” ucapnya.

Kecamatan yang dilewati kawanan gajah liar itu, merupakan wilayah perbatasan dengan Kota Pekanbaru. Maka, petugas yang berjaga menggunakan petasan untuk menghalau satwa liar dilindungi itu menuju areal aman, yakni Tahura Minas.

- Advertisement -
Baca Juga:  Gubri Lantik Jenri Salmon Ginting Jadi Asisten I Setdaprov

“Di samping itu, petugas juga terus melakukan monitoring pergerakan gajah liar tersebut, agar tidak memasuki kawasan perumahan penduduk,” tambahnya.

Selain itu, gajah liar itu juga digiring menuju Kecamatan Tapung, Kampar. Di mana, terdapat areal hutan tanaman industri (HTI).

“Nantinya, gajah liar digiring untuk menyeberang Sungai Siak. Walau sungai ini dalam, tapi ada titik-titik tertentu yang agak dangkal, di sana biasanya gajah ini akan menyeberang sungai,” ucapnya.

Dijelaskannya, gajah-gajah itu memang selalu mengitari kawasan Kecamatan Minas, Tapung dan Rumbai. Maka dari itu, ia beserta jajarannya tetap memastikan pergerakan gajah supaya tidak memasuki kawasan penduduk. “Karena memang, kelompok ini selalu memutar di tiga wilayah itu,” ucapnya.

Baca Juga:  EMP Santuni Ratusan Anak Yatim dan Tanam Mangrove

Menurutnya, sampai saat ini posisi kawanan gajah liar masih berada di wilayah Pekanbaru. Timnya tetap mengupayakan melakukan penggiringan supaya menjauh dari Pekanbaru.

“Ada empat petugas kami yang terus silih berganti mengawasinya sejak bulan Ramadan hingga Idulfitri dan sampai saat ini. Kami tidak gunakan gajah latih, hanya tim empat orang saja yang bekerja. Semoga tim bisa menggiring tanpa hambatan, “ tutupnya.

Rusak Rumah

Kawanan gajah liar ini tidak saja merusak tanaman milik warga sekitar, akan tetapi juga merusak rumah warga yang bermukim di lahan sawit. Kedatangan kawanan gajah tersebut juga menjadi salah satu penyebab warga takut untuk tinggal di rumah. “Tanaman sawit saya banyak yang rusak, selain itu ada juga tanaman kurma yang memang saya tanam khusus juga rusak,” ujar Husni Thamrin, warga Rumbai.(*1/jrr)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari