PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dari total realisasi investasi akumulasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada triwulan pertama di Riau tahun 2020 sebesar Rp12,75 triliun, Kota Dumai mencatatkan realisasi investasi terbesar di Riau. Yakni mencapai Rp5,81 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Riau, Helmi D mengatakan, selain Kota Dumai pihaknya juga mencatat ada empat daerah lainnya di Riau yang juga mencatatkan realisasi investasi yang cukup besar di Riau.
"Setelah Kota Dumai, Kabupaten Indragiri Hulu juga berhasil mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp2,71 triliun, Kabupaten Kampar sebesar Rp1,37 triliun, Kabupaten Siak sebesar Rp849,67 miliar dan Kabupaten Rokan Hulu sebesar Rp650,68 miliar," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk realisasi investasi (PMDN dan PMA) berdasarkan sektor usaha yang masuk pada posisi lima besar adalah, industri kimia dan farmasi sebesar Rp4,85 triliun atau 38,00 persen, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan sebesar Rp3,94 triliun atau 30,90 persen.
"Kemudian industri makanan sebesar Rp1,82 triliun atau 14,26 persen, hotel dan restoran sebesar Rp769,39 miliar, 6,03 persen serta perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp153,67 miliar atau 1,21 persen," jelasnya.
Dengan capaian realisasi investasi pada triwulan pertama 2020 sebesar Rp12,75 triliun tersebut, secara nasional menempatkan provinsi Riau pada peringkat kelima jumlah investasi. Sedangkan jika hanya dilihat pada investasi PMDN, menempatkan Riau pada peringkat empat nasional dengan 827 proyek.
"Kalau hanya dilihat dari PMA, menempatkan Riau pada posisi delapan secara nasional dengan jumlah 240 proyek kegiatan," sebutnya.
Jika dilihat dari peringkat se sumatera, total investasi pada triwulan pertama menempati posisi pertama di sumatera. Begitu juga jika hanya dilihat dari PMDN, Riau juga masih menempati posisi pertama di sumatera.
"Kalau untuk PMA saja, Riau berada diperingkat keempat. Di mana peringkat pertama yakni Provinsi Kepulauan Riau, kedua Sumatera Utara dan ketiga Lampung," jelasnya.
Investasi yang masuk ke Riau tersebut, terdiri dari tiga sektor. Yakni sektor primer seperti tanaman pangan, perikanan, kehutanan dan pertambangan. Sektor sekunder yakni industri kayu, tekstil, makanan, kimia dan farmasi, kertas serta beberapa industri lainnya.
"Untuk sektor ketiga yakni sektor tersier terdiri dari kontruksi, hotel dan restoran, perumahan, listrik, perdagangan dan jasa lainnya," sebutnya.
Meskipun pada triwulan pertama tahun 2020, terjadi peningkatan investasi dibandingkan tahun sebelumnya. Namun pihaknya memprediksi, pada triwulan kedua akan terjadi penurunan investasi akibat pandemi Covid-19.
"Covid 19 mulai merebak di Riau kan pada akhir Maret, sehingga kami prediksi pada triwulan kedua nantinya akan terjadi penurunan investasi," ujarnya.(sol)