- Advertisement -
DUMAI (RIAUPOS.CO) — Permasalahan abrasi yang terjadi di perairan Kota Dumai cukup mengkhawatirkan. Bahkan dalam setahun sekitar 1 meter bibir pantai yang terkikis. Hal itu disampaikan Wakil Walikota Dumai Eko Suharjo belum lama ini saat menghadiri penanaman mangrove di Bangsal Aceh.
“Hantaman air laut membuat daratan Dumai terkisis, ini harus jadi perhatian,” ujarnya.
- Advertisement -
Eko juga menyebutkan, Kota Dumai terdapat 135 kilo garis pantai dan 40 persen APBD Kota Dumai dihasilkan dari aktivitas laut dengan keberadaan perusahaan-perusahaan Industri di Kota Dumai.
“Alhamdulillah, sampai saat ini 40 persen APBD merupakan dari laut. Namun konsekuensinya harus kita hadapi yaitu polusi dan banyaknya laut tercemar termasuk abrasi menjadi dampak keberadaan perusahaan di Kota Dumai,” ungkapnya.
Menurutnya, ada beberapa wilayah perairan di Kota Dumai yang mengalami abrasi, didominasi di wilayah Timur seperti di Kecamatan Medang Kampai yang dinilai cukup memprihatinkan. Meski demikian, Pemerintah Kota Dumai terus berupaya melakukan pencegahan.
- Advertisement -
“Kita terus berupaya melakukan pencegahan terjadinya abrasi, seperti melakukan penanaman pohon mangrove dan pembangunan turab di beberapa bibir pantai di Kota Dumai,” tukasnya.
Selain itu, ia mengatakan pemerintah juga sudah membangun turap-turap dan beberapa program strategis lainnya. “Memang jika diharapkan hanya dengan ABPD Dumai tidak akan cukup, makanya banyak turap-turap yang ada dibangun dengan APBD Provinsi dan APBN,” tutupnya.(hsb)
DUMAI (RIAUPOS.CO) — Permasalahan abrasi yang terjadi di perairan Kota Dumai cukup mengkhawatirkan. Bahkan dalam setahun sekitar 1 meter bibir pantai yang terkikis. Hal itu disampaikan Wakil Walikota Dumai Eko Suharjo belum lama ini saat menghadiri penanaman mangrove di Bangsal Aceh.
“Hantaman air laut membuat daratan Dumai terkisis, ini harus jadi perhatian,” ujarnya.
- Advertisement -
Eko juga menyebutkan, Kota Dumai terdapat 135 kilo garis pantai dan 40 persen APBD Kota Dumai dihasilkan dari aktivitas laut dengan keberadaan perusahaan-perusahaan Industri di Kota Dumai.
“Alhamdulillah, sampai saat ini 40 persen APBD merupakan dari laut. Namun konsekuensinya harus kita hadapi yaitu polusi dan banyaknya laut tercemar termasuk abrasi menjadi dampak keberadaan perusahaan di Kota Dumai,” ungkapnya.
- Advertisement -
Menurutnya, ada beberapa wilayah perairan di Kota Dumai yang mengalami abrasi, didominasi di wilayah Timur seperti di Kecamatan Medang Kampai yang dinilai cukup memprihatinkan. Meski demikian, Pemerintah Kota Dumai terus berupaya melakukan pencegahan.
“Kita terus berupaya melakukan pencegahan terjadinya abrasi, seperti melakukan penanaman pohon mangrove dan pembangunan turab di beberapa bibir pantai di Kota Dumai,” tukasnya.
Selain itu, ia mengatakan pemerintah juga sudah membangun turap-turap dan beberapa program strategis lainnya. “Memang jika diharapkan hanya dengan ABPD Dumai tidak akan cukup, makanya banyak turap-turap yang ada dibangun dengan APBD Provinsi dan APBN,” tutupnya.(hsb)