Jumat, 22 November 2024

Syamsuar Sampaikan soal Roro, Tol, Wisata Halal dan Kawasan Industri

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Provinsi Riau sedang dilanda bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Meskipun demikian, Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar MSi masih memikirkan perekonomian masyarakatnya dengan memperjuangkan datangnya investasi di Bumi Lancang Kuning saat menjadi narasumber dalam acara Indonesian-Malaysia-Thailand Growth Triangel (IMT-GT) ke-25, di Krabi, Thailand, Kamis (12/9/2019).

Potensi investasi itu disampaikan Gubri Syamsuar dalam pertemuan IMT-GT Ke-25 Ministerial Meeting and Related Meeting. Ini terkait fasilitas transportasi segera beroperasi di Provinsi Riau, seperti Roro Dumai-Malaka.

- Advertisement -

"Dalam pertemuan lanjutan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia pada 18 September 2019 di Kota Dumai, akan dilaksanakan ujicoba sandar kapal Roro yang melayani penyeberangan Dumai-Malaka di Pelabuhan Dumai pada 19 September 2019," kata Syamsuar kepada wartawan.

Untuk Jalan Tol Dumai-Pekanbaru, dikatakan Syamsuar, akan berfungsi Desember 2019 ini. Sejalan dengan dilanjutkannya pembangunan Tol Pekanbaru-Padang (Sumatera Barat) dan penetapan lokasi trase pembangunan jalan tol sampai perbatasan Sumatera Barat, yang akan ditentukan dalam tahun ini oleh Gubernur Riau.

Baca Juga:  Gubernur Diminta Utamakan Kualitas Calon Pejabat

"Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Jambi akan dilanjutkan. Ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera. Tentunya apabila semua fasilitas ini telah berfungsi, Provinsi Riau akan menjadi gerbang yang menghubungkan Indonesia dengan daratan Asia, membuka perdagangan komoditi Pulau Sumatera yang bisa dipasarkan pada Malaysia dan Thailand, serta mendukung Moeslim Friendly Tourism melalui pengembangan UMKM yang bersertifikat Halal 2020," ungkapnya.

- Advertisement -

Pemerintah Provinsi Riau, sambung Syamsuar, sudah persiapkan empat kawasan industri yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional Indonesia, yaitu: Pertama, Kawasan Industri Tanjung Buton yang telah dibebaskan tanahnya seluas 5.192 hektare dan mempunyai prospek serta  peluang. Seperti industri hilir kelapa sawit, kelapa dalam, sagu, karet, industri perikanan, industri agrowisata, dan industri aneka. Di mana semua bahan bakunya tersedia di Provinsi Riau.

Kedua, Kawasan Industri Dumai (Pelintung dan Lubuk Gaung) telah dibangun industri hilir sawit, industri bio diesel, industri pupuk dan industri lainnya. Ketiga, Kawasan Industri Tenayan Raya dengan luas pengembangan 3.000 hektare dan didukung dengan ketersediaan infrastruktur jalan, serta kelistrikan. Kawasan ini cocok dengan pengembangan industri manufakturing dan makanan/minuman.

Baca Juga:  Kuasa Hukum Dekan FISIP: Kami Diskusi Dulu dengan Keluarga

Keempat adalah kawasan Industri Kuala Enok dengan luasan 5.203 hektare, yang berada di perbatasan Riau-Jambi telah mempunyai fasilitas pelabuhan dan infrastruktur jalan.

"Pemerintah Provinsi Riau juga mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Pulau Rupat (Kabupaten Bengkalis), yang berada di perbatasan Selat Malaka dan KEK Rumbai di Pekanbaru," ujarnya.

Dalam forum ini, Syamsuar juga mengusulkan konektifitas transportasi udara baru, yaitu Pekanbaru menuju Krabi dan Pekanbaru menuju Johor Baru. Pemerintah Provinsi Riau bersedia memberikan insentif bagi rute baru ini.

"Melalui konektifitas baru ini kami berharap akan mendukung kerja sama perekonomian di bidang ekspor serta impor dan sektor industri pariwisata di kedua kota ini," jelas Syamsuar, sekaligus berharap ke depan para anggota IMT-GT dapat saling bekerja sama secara intens demi perkembangan pertumbuhan ekonomi ketiga negara.(rls)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Provinsi Riau sedang dilanda bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Meskipun demikian, Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar MSi masih memikirkan perekonomian masyarakatnya dengan memperjuangkan datangnya investasi di Bumi Lancang Kuning saat menjadi narasumber dalam acara Indonesian-Malaysia-Thailand Growth Triangel (IMT-GT) ke-25, di Krabi, Thailand, Kamis (12/9/2019).

Potensi investasi itu disampaikan Gubri Syamsuar dalam pertemuan IMT-GT Ke-25 Ministerial Meeting and Related Meeting. Ini terkait fasilitas transportasi segera beroperasi di Provinsi Riau, seperti Roro Dumai-Malaka.

- Advertisement -

"Dalam pertemuan lanjutan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia pada 18 September 2019 di Kota Dumai, akan dilaksanakan ujicoba sandar kapal Roro yang melayani penyeberangan Dumai-Malaka di Pelabuhan Dumai pada 19 September 2019," kata Syamsuar kepada wartawan.

Untuk Jalan Tol Dumai-Pekanbaru, dikatakan Syamsuar, akan berfungsi Desember 2019 ini. Sejalan dengan dilanjutkannya pembangunan Tol Pekanbaru-Padang (Sumatera Barat) dan penetapan lokasi trase pembangunan jalan tol sampai perbatasan Sumatera Barat, yang akan ditentukan dalam tahun ini oleh Gubernur Riau.

- Advertisement -
Baca Juga:  Aready Diusung Kagama Pengcab Pekanbaru

"Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Jambi akan dilanjutkan. Ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera. Tentunya apabila semua fasilitas ini telah berfungsi, Provinsi Riau akan menjadi gerbang yang menghubungkan Indonesia dengan daratan Asia, membuka perdagangan komoditi Pulau Sumatera yang bisa dipasarkan pada Malaysia dan Thailand, serta mendukung Moeslim Friendly Tourism melalui pengembangan UMKM yang bersertifikat Halal 2020," ungkapnya.

Pemerintah Provinsi Riau, sambung Syamsuar, sudah persiapkan empat kawasan industri yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional Indonesia, yaitu: Pertama, Kawasan Industri Tanjung Buton yang telah dibebaskan tanahnya seluas 5.192 hektare dan mempunyai prospek serta  peluang. Seperti industri hilir kelapa sawit, kelapa dalam, sagu, karet, industri perikanan, industri agrowisata, dan industri aneka. Di mana semua bahan bakunya tersedia di Provinsi Riau.

Kedua, Kawasan Industri Dumai (Pelintung dan Lubuk Gaung) telah dibangun industri hilir sawit, industri bio diesel, industri pupuk dan industri lainnya. Ketiga, Kawasan Industri Tenayan Raya dengan luas pengembangan 3.000 hektare dan didukung dengan ketersediaan infrastruktur jalan, serta kelistrikan. Kawasan ini cocok dengan pengembangan industri manufakturing dan makanan/minuman.

Baca Juga:  RSLL Diskominfo Gelar Lomba Karaoke dan Video Cover Lagu Nasional

Keempat adalah kawasan Industri Kuala Enok dengan luasan 5.203 hektare, yang berada di perbatasan Riau-Jambi telah mempunyai fasilitas pelabuhan dan infrastruktur jalan.

"Pemerintah Provinsi Riau juga mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Pulau Rupat (Kabupaten Bengkalis), yang berada di perbatasan Selat Malaka dan KEK Rumbai di Pekanbaru," ujarnya.

Dalam forum ini, Syamsuar juga mengusulkan konektifitas transportasi udara baru, yaitu Pekanbaru menuju Krabi dan Pekanbaru menuju Johor Baru. Pemerintah Provinsi Riau bersedia memberikan insentif bagi rute baru ini.

"Melalui konektifitas baru ini kami berharap akan mendukung kerja sama perekonomian di bidang ekspor serta impor dan sektor industri pariwisata di kedua kota ini," jelas Syamsuar, sekaligus berharap ke depan para anggota IMT-GT dapat saling bekerja sama secara intens demi perkembangan pertumbuhan ekonomi ketiga negara.(rls)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari