PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Bantuan sosial (Bansos) untuk makan anak panti asuhan masih menjadi sorotan DPRD Riau. Sebelumnya, dewan melalui Komisi V sudah menanyakan langsung besaran anggaran makan anak panti yang disalurkan melalui dana bantuan sosial (Bansos).
Di mana saat itu, Anggota Komisi V Ade Hartati, sempat menemukan besaran uang yang diterima panti asuhan untuk makan satu anak hanya Rp3.500. Sedangkan yang dianggarkan ke dalam APBD adalah Rp10 ribu.
Terbaru, Ade Hartati kembali mendapat informasi bahwa untuk tahun 2020 pihak Dinas Sosial sama sekali belum mencairkan anggaran makan untuk anak panti tersebut.
“Ini sudah masuk semester dua, saya dapat informasi dari Dinsos juga belum dicairkan. Ini saya sebut Pemprov ini zalim ini. Masak untuk anak yatim anggarannya terkesan dimainkan,” ujar Ade kepada Riau Pos, Kamis (11/6).
Sedangkan untuk besaran uang makan yang diterima pihak panti sebesar Rp3.500, Ade mengatakan sang kepala dinas beralasan bahwa yang ditemukan Ade merupakan bantuan dari APBN pada tahun 2014. Untuk alasan kadis tersebut, Ade kembali merasa sangat heran. Karena laporan yang ia terima dari pihak panti bukan 2014. Melainkan masih dalam tahun 2020 ini. “Saya sampaikan ke Pak Kadis, saya terima laporan bukan 2014, tapi tahun ini,” pungkas Ade.
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Bantuan sosial (Bansos) untuk makan anak panti asuhan masih menjadi sorotan DPRD Riau. Sebelumnya, dewan melalui Komisi V sudah menanyakan langsung besaran anggaran makan anak panti yang disalurkan melalui dana bantuan sosial (Bansos).
Di mana saat itu, Anggota Komisi V Ade Hartati, sempat menemukan besaran uang yang diterima panti asuhan untuk makan satu anak hanya Rp3.500. Sedangkan yang dianggarkan ke dalam APBD adalah Rp10 ribu.
- Advertisement -
Terbaru, Ade Hartati kembali mendapat informasi bahwa untuk tahun 2020 pihak Dinas Sosial sama sekali belum mencairkan anggaran makan untuk anak panti tersebut.
“Ini sudah masuk semester dua, saya dapat informasi dari Dinsos juga belum dicairkan. Ini saya sebut Pemprov ini zalim ini. Masak untuk anak yatim anggarannya terkesan dimainkan,” ujar Ade kepada Riau Pos, Kamis (11/6).
- Advertisement -
Sedangkan untuk besaran uang makan yang diterima pihak panti sebesar Rp3.500, Ade mengatakan sang kepala dinas beralasan bahwa yang ditemukan Ade merupakan bantuan dari APBN pada tahun 2014. Untuk alasan kadis tersebut, Ade kembali merasa sangat heran. Karena laporan yang ia terima dari pihak panti bukan 2014. Melainkan masih dalam tahun 2020 ini. “Saya sampaikan ke Pak Kadis, saya terima laporan bukan 2014, tapi tahun ini,” pungkas Ade.