Senin, 19 Agustus 2024

Perusahaan Ini Latih Nelayan Inhil Cegah Karhutla di Riau

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan peduli lingkungan khususnya bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Minamas Plantation melalui anak usahanya PT Bhumireksa Nusa Sejati (BNS) mengadakan pelatihan dan sosialisasi bahaya karhutla bagi 150 masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau melalui program masyarakat pesisir peduli api (MPPA).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembinaan serta pembekalan akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sekitar termasuk bahaya karhutla khususnya di area gambut. Melalui program MPPA ini, masyarakat tersebut nantinya diharapkan dapat membantu pemadaman apabila terjadi karhutla di daerah sekitarnya, serta dapat menjalankan tata cara pelaporan ke satuan tugas (satgas) jika karhutla terjadi di sekitar lingkungan masing-masing.

CEO Minamas Plantation, Shamsuddin Muhammad mengatakan, Minamas Plantation berkomitmen dalam pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat karena menyadari bahwa masyarakat sekitar memegang peran penting dalam perlindungan lingkungan. Selain itu, melibatkan masyarakat dalam membantu memitigasi karhutla merupakan salah satu solusi internal di masyarakat untuk mengurangi dampak karhutla, serta membiasakan masyarakat untuk tanggap dan sigap terhadap bahaya kebakaran di lingkungannya. 

‘’Melalui pelatihan ini diharapkan kami bersama-sama masyarakat dan institusi lain di lapangan dapat mencegah serta menangani karhutla,” katanya, Jumat (10/9/2021).

- Advertisement -
Baca Juga:  Danrem Ajak Semua Pihak Bersinergi Atasi Pandemi Covid-19

Selain itu, Kapolsek Pelangiran Iptu Andi Ace H SH mengungkapkan, melalui pelatihan ini dapat mengajak lebih banyak lagi elemen masyarakat agar bersama-sama membangun kesadaran hukum masyarakat akan pentingnya hak dan kewajiban dalam mencegah karhutla. 

‘’Mari kita bersama-sama dengan tokoh masyarakat dan para pelaku di lapangan bangun bersama orkestra menjaga alam untuk tidak terjadi karhutla. Sehingga, masyarakat memiliki dan beraktualisasi dengan kesadaran hukum serta menggunakan hak dan kewajibannya dalam mengelola sumber daya alam, pada konteks ini jangan sampai terjadi kebakaran,” jelasnya.

- Advertisement -

Di bidang penanganan Karhutla, hingga saat ini Minamas Plantation terus memantau situasi yang berlangsung di seluruh lokasi perusahaan dengan seksama, pemantauan dilakukan setiap hari melalui sistem Plantation Location Intelligent Universal Management (Platinum) dengan menggunakan data-data dari satelit pada titik panas di peta area konsesi untuk dapat mendeteksinya dengan cepat. Seluruh titik api yang terdeteksi akan segera dilaporkan kepada pihak berwenang dan prosedur yang sama juga diterapkan dalam standar operasional perusahaan.

Sedangkan di bidang pencegahan, Minamas Plantation juga memiliki program pendekatan masyarakat melalui program Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) yang dibentuk sejak tahun 2014. Program DMCA tersebut dilaksanakan di setiap desa-desa sekitar operasional perusahaan, yang hingga kini sudah mencapai 34 desa atau mencakup total area desa binaan seluas 161 ribu hektare. 

Baca Juga:  Penampilan Seni di Festival Siak Bermadah

Melalui program DMCA tersebut, pemahaman akan bahaya karhutla dapat terus meningkat di masyarakat secara luas. Beberapa program baru juga kini mulai dilakukan yaitu program guru peduli api yang melibatkan setidaknya 750 guru dan kepala sekolah di 70 sekolah di sekitar wilayah operasional perusahaan serta program penghargaan desa bebas api. 

Selain itu, Minamas juga bekerja sama dengan pemerintah lokal untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat melalui masyarakat peduli api (MPA). 

Sampai tahun 2020, Minamas Plantation telah bekerja sama dengan Universitas Riau, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Jambi dan Universitas Sriwijaya dan Universitas Palangkaraya. Perpanjangan program ini terus dilakukan dan saat ini kerja sama dengan Universitas Tanjungpura untuk program yang sama dengan jumlah 5 desa yang akan mendapatkan pendampingan.

Dengan dukungan dan kerja sama masyarakat, Minamas berkomitmen untuk sepenuhnya memastikan inisiatif-inisiatif tersebut dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan sehingga ada keikutsertaan secara penuh demi terciptanya lingkungan yang aman dan berkelanjutan.

Laporan: Henny Elyati (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan peduli lingkungan khususnya bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Minamas Plantation melalui anak usahanya PT Bhumireksa Nusa Sejati (BNS) mengadakan pelatihan dan sosialisasi bahaya karhutla bagi 150 masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau melalui program masyarakat pesisir peduli api (MPPA).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembinaan serta pembekalan akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sekitar termasuk bahaya karhutla khususnya di area gambut. Melalui program MPPA ini, masyarakat tersebut nantinya diharapkan dapat membantu pemadaman apabila terjadi karhutla di daerah sekitarnya, serta dapat menjalankan tata cara pelaporan ke satuan tugas (satgas) jika karhutla terjadi di sekitar lingkungan masing-masing.

CEO Minamas Plantation, Shamsuddin Muhammad mengatakan, Minamas Plantation berkomitmen dalam pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat karena menyadari bahwa masyarakat sekitar memegang peran penting dalam perlindungan lingkungan. Selain itu, melibatkan masyarakat dalam membantu memitigasi karhutla merupakan salah satu solusi internal di masyarakat untuk mengurangi dampak karhutla, serta membiasakan masyarakat untuk tanggap dan sigap terhadap bahaya kebakaran di lingkungannya. 

‘’Melalui pelatihan ini diharapkan kami bersama-sama masyarakat dan institusi lain di lapangan dapat mencegah serta menangani karhutla,” katanya, Jumat (10/9/2021).

Baca Juga:  KSAU: Mesin Hawk 209 Lose Power Sepulang Latihan Rutin Berlokasi Tembak di Siabu

Selain itu, Kapolsek Pelangiran Iptu Andi Ace H SH mengungkapkan, melalui pelatihan ini dapat mengajak lebih banyak lagi elemen masyarakat agar bersama-sama membangun kesadaran hukum masyarakat akan pentingnya hak dan kewajiban dalam mencegah karhutla. 

‘’Mari kita bersama-sama dengan tokoh masyarakat dan para pelaku di lapangan bangun bersama orkestra menjaga alam untuk tidak terjadi karhutla. Sehingga, masyarakat memiliki dan beraktualisasi dengan kesadaran hukum serta menggunakan hak dan kewajibannya dalam mengelola sumber daya alam, pada konteks ini jangan sampai terjadi kebakaran,” jelasnya.

Di bidang penanganan Karhutla, hingga saat ini Minamas Plantation terus memantau situasi yang berlangsung di seluruh lokasi perusahaan dengan seksama, pemantauan dilakukan setiap hari melalui sistem Plantation Location Intelligent Universal Management (Platinum) dengan menggunakan data-data dari satelit pada titik panas di peta area konsesi untuk dapat mendeteksinya dengan cepat. Seluruh titik api yang terdeteksi akan segera dilaporkan kepada pihak berwenang dan prosedur yang sama juga diterapkan dalam standar operasional perusahaan.

Sedangkan di bidang pencegahan, Minamas Plantation juga memiliki program pendekatan masyarakat melalui program Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) yang dibentuk sejak tahun 2014. Program DMCA tersebut dilaksanakan di setiap desa-desa sekitar operasional perusahaan, yang hingga kini sudah mencapai 34 desa atau mencakup total area desa binaan seluas 161 ribu hektare. 

Baca Juga:  Penyaluran BLT BPUM Diperpanjang

Melalui program DMCA tersebut, pemahaman akan bahaya karhutla dapat terus meningkat di masyarakat secara luas. Beberapa program baru juga kini mulai dilakukan yaitu program guru peduli api yang melibatkan setidaknya 750 guru dan kepala sekolah di 70 sekolah di sekitar wilayah operasional perusahaan serta program penghargaan desa bebas api. 

Selain itu, Minamas juga bekerja sama dengan pemerintah lokal untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat melalui masyarakat peduli api (MPA). 

Sampai tahun 2020, Minamas Plantation telah bekerja sama dengan Universitas Riau, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Jambi dan Universitas Sriwijaya dan Universitas Palangkaraya. Perpanjangan program ini terus dilakukan dan saat ini kerja sama dengan Universitas Tanjungpura untuk program yang sama dengan jumlah 5 desa yang akan mendapatkan pendampingan.

Dengan dukungan dan kerja sama masyarakat, Minamas berkomitmen untuk sepenuhnya memastikan inisiatif-inisiatif tersebut dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan sehingga ada keikutsertaan secara penuh demi terciptanya lingkungan yang aman dan berkelanjutan.

Laporan: Henny Elyati (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari