Selasa, 17 September 2024

Guru dan Murid Senang Bisa Tatap Muka

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Senin (8/2) lalu 36 SMP negeri di Pekanbaru mulai belajar tatap muka perdana di semester genap. Kemarin (9/2), giliran 87 SD negeri yang melakukan hal itu. SD tersebut berada di wilayah zona hijau dan kuning. Salah satunya adalah SDN 159 Pekanbaru yang berada di Jalan Nenas Kelurahan Labuh Baru Barat Kecamatan Payung Sekaki. Di hari pertama ini ada 80 murid kelas VI yang mengikuti belajar-mengajar di sekolah ini.

"Para guru dan murid tampak senang akhirnya bisa sekolah tatap muka, meski pun dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang cukup ketat," ucap Kepala SDN 159 Ismiati SPd.

Dikatakan Ismiati, dalam proses belajar-mengajar ini murid dibagi enam kelas. Padahal di hari biasa hanya tiga kelas. Masing-masing kelas diisi 15 murid.

"Jadi murid kami bagi dalam 6 kelas, di mana di setiap kelasnya sudah ada nama dari 15 orang siswa yang mengikuti sekolah tatap muka," kata dia.

- Advertisement -

Selain itu, sebelum sekolah tatap muka dimulai pihaknya telah melayangkan surat izin dari orang tua yang anaknya ingin mengikuti pembelajaran di sekolah. Karena saat ini hanya dibolehkan untuk tatap muka terbatas.

"Jika tidak ada persetujuan dari orang tua, kami tidak bisa memaksa," kata dia.

- Advertisement -

Sebelum melakukan proses pembelajaran tatap muka, seluruh siswa diperiksa suhu tubuhnya. Lalu diwajibkan mencuci tangan dan tidak dibenarkan berkerumun. Selain itu, pihak sekolah juga melakukan penyemprotan disinfektan usai anak-anak melakukan proses belajar mengajar.

"Protokol kesehatan tetap kami jalankan seketat mungkin. Di mana anak kami minta untuk membawa bekal dari rumah dan tidak boleh bermain di sekitar area sekolah. Jadi saat jam pelajaran selesai anak langsung pulang ke rumah dengan dijemput orang tua," jelasnya.

Sementara itu, Ismie salah seorang wali murid mengaku senang saat ini putranya bisa belajar di sekolah. Ia merasa, belajar secara daring di rumah tidak efektif dalam memberikan pendidikan kepada putranya.

"Sekolah daring itu tidak efektif. Anak banyak mainnya. Sedangkan mereka harus mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk SMP," tegasnya.

Sekolah di Pinggir Kota Prioritas
Sekolah tatap muka di Kota Pekanbaru yang mulai dberlakukan Senin (8/2) lalu diprioritaskan bagi sekolah yang berada di pinggir kota karena fasilitas telekomunikasi dan jaringan internet yang masih terbatas serta kerap menjadi kendala belajar dalam jaringan (daring).

Dimulainya proses sekolah tatap muka di Pekanbaru, berdasarkan Keputusan Wali Kota Pekanbaru Nomor 173 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi Covid-19 Tahun Ajaran 2020/2021 di Kota Pekanbaru.

Proses penyelenggaraannya juga berdasar Surat Rekomendasi Ketua Satuan Gugus Covid-19 Kota Pekanbaru Nomor: 324/STP/SEKR/II/2021, dan 325/STP/SEKR/II/2021 tentang Rekomendasi Izin Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Semester Genap TA 2020/2021 Tingkat SD Negeri dan SMP Negeri Kota Pekanbaru.

Baca Juga:  Tim Gabungan Masih Padamkan Karhutla di Pulau Padang

Secara umum,  pembelajaran tatap muka di Kota Pekanbaru diterapkan di 123 sekolah negeri. Ini dengan rincian 87 SD dan 36 SMP. Angka ini setengah dari SD dan SMP negeri yang berada di bawah Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Pekanbaru Dr Ismardi Ilyas, Selasa (9/2) mengatakan, sekolah tatap muka diprioritaskan bagi sekolah yang berada di pinggiran. Juga sekolah yang wilayahnya zona hijau dan kuning.

‘’Sekolah yang berada di pinggiran menjadi prioritas, karena peserta didik yang melaksanakan pembelajaran daring mengalami kendala jaringan bagi berada wilayah pinggiran kota,’’ ucapnya.

Dia melanjutkan, dalam sekolah tatap muka yang digelar bertahap ini, evaluasi akan rutin dilakukan.

‘’Kita lihat, kalau bagus tidak ada peningkatan kasus Covid-19 kita buka swasta dan seluruh jenjang pendidikan," jelasnya.

Saat ini sekolah tatap muka juga diprioritaskan bagi peserta didik kelas VI SD dan kelas IX. Karena dinilai mereka akan menghadapi ujian akhir sekolah. Dalam evaluasi rutin yang dilakukan, tim dari Disdik bakal melakukan peninjauan terkait SOP (standar operasional prosedur) yang harus diterapkan selama pembelajaran tatap muka. Seperti ketersediaan alat penyediaan alat cuci tangan di pintu masuk, mewajibkan masker bagi siswa dan jaga jarak.

"Kemudian ada pengaturan masuk sekolah, belajar, hingga ketika akan meninggalkan sekolah saat jam pulang sekolah. Kemudian pengawasan siswa agar tidak bermain dan langsung pulang ke rumah," terangnya.

Sebelumnya diberitakan, sekolah tatap muka di Kota Pekanbaru resmi dijalankan, Senin (8/2). Wajib menerapkan prokes, dalam satu kelas siswa yang hadir hanya sekitar 20 orang, atau setengah dari kondisi sebelum pandemi Covid-19 mewabah.

Pada sekolah tatap muka hari pertama kemarin, Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT meninjau pelaksanaan di dua sekolah. Yakni Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 23 dan SMPN 40 di Jalan Garuda Sakti. Kedatangan Firdaus ini adalah untuk memastikan Prokes diterapkan. Tidak hanya saat belajar, namun sejak peserta didik tiba di sekolah hingga pulang ke rumah.

‘’Kita tinjau. Semua diatur, dari belajar, pulang juga diatur,’’ kata Wako Pekanbaru.

Pada hari pertama ini, peserta didik yang sekolah berasal dari kelas IX. Mereka belajar di 18 ruang kelas. Di satu kelas hanya 20 orang yang belajar. ‘’Di sini hanya kelas IX (yang belajar, red). Dengan jumlah kelas 18 dikali 20 peserta didik. Kurang lebih 360 peserta didik,’’ imbuhnya.

Wako menegaskan, sekolah tatap muka diterapkan untuk mendukung sistem belajar dalam jaringan (daring) yang sudah setahun berjalan.

‘’Ini untuk mendukung sistem belajar online,’’ tegasnya.

Dalam proses belajar-mengajar, pengecekan suhu dengan thermo gun dilakukan dan sekolah juga menyiapkan tempat mencuci tangan. Di dalam kelas peserta didik belajar menggunakan masker dengan jarak duduk diantara mereka sekitar satu meter. Masih di kawasan sekolah, ada posko Satgas Covid-19 Kota Pekanbaru yang disiapkan.

Baca Juga:  Riau Bertambah Satu Kasus Baru, Total 12 Kasus Positif

2.406 Orang Divaksin di Riau
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Riau pada 14 Januari lalu. Hingga saat ini, total keseluruhan yang telah divaksin Covid-19 di Riau sebanyak 22.406 orang. Jumlah tersebut masih didominasi oleh para tenaga medis.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, setelah pelaksanaan vaksin perdana di Riau kepada para tokoh, vaksinasi kemudian dilanjutkan untuk para tenaga kesehatan yang menangani langsung pasien positif Covid-19.

"Hingga saat ini sudah 22.406 orang divaksin Covid-19 di Riau. Dari jumlah tersebut didominasi oleh para tenaga kesehatan, karena memang tenaga kesehatan yang jadi fokus utama vaksin perdana di Riau sesuai arahan pemerintah pusat," kata Mimi.

Lebih lanjut dikatakannya, sebanyak 22.406 orang tersebut berasal dari 12 kabupaten/kota di Riau. Karena saat ini vaksin sudah didistribusikan ke 12 kabupaten/kota dan juga semua kabupaten/kota sudah melaksanakan vaksinasi.

"Untuk vaksinasi Covid-19 di Pekanbaru sudah diberikan kepada 8.138 orang. Kemudian Pelalawan 1.393 orang, Indragiri Hilir 1.599 dan Kampar 2.047 orang. Kuansing 743 orang, Indragiri Hulu 1.181 orang," paparnya.

Kemudian Kabupaten Siak 1.157 orang, Rokan Hulu 1.238 orang, Rokan Hilir 1.245 orang, Bengkalis 2.101 orang, Kepulauan Meranti 483 orang dan Kota Dumai 1.081 orang. Dijelaskan Mimi, pada pelaksanaan vaksinasi bagi tenaga kesehatan juga terdapat kendala seperti para tenaga kesehatan tersebut memiliki penyakit penyerta yang tidak bisa dikontrol.

"Ada juga yang batal dilakukan vaksin karena memiliki penyakit penyerta atau komorbid yang tidak bisa dikontrol. Namun untuk itu, akan dilakukan evaluasi kondisi kesehatannya secara berkala," sebutnya.

Meskipun pelaksanaan vaksinasi telah dilakukan di Riau, Mimi tetap mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan meskipun saat ini vaksin Covid-19 telah ditemukan dan juga sudah diberikan kepada beberapa orang.

"Protokol kesehatan harus tetap dijalankan, karena hal tersebut dapat mencegah kita dari paparan Covid-19. Untuk itu tetap lakukan jaga jarak, hindari kerumunan, memakai masker dan mencuci tangan," ajaknya.

Untuk update Covid-19 di Riau per hari Selasa (9/2) jumlah tambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 86 orang. Dengan tambahan pasien positif tersebut, maka total jumlah pasien positif di Riau hingga saat ini sudah mencapai 29.669 orang.

"Selain itu, ada juga kabar baik, terdapat penambahan 85 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Total keseluruhan pasien yang sudah dinyatakan sehat berjumlah 27.988 orang. Dilaporkan juga, terdapat penambahan tiga pasien yang dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19. Untuk total kasus kematian sejak adanya pandemi corona sudah mencapai 711 orang," paparnya.(sol)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Senin (8/2) lalu 36 SMP negeri di Pekanbaru mulai belajar tatap muka perdana di semester genap. Kemarin (9/2), giliran 87 SD negeri yang melakukan hal itu. SD tersebut berada di wilayah zona hijau dan kuning. Salah satunya adalah SDN 159 Pekanbaru yang berada di Jalan Nenas Kelurahan Labuh Baru Barat Kecamatan Payung Sekaki. Di hari pertama ini ada 80 murid kelas VI yang mengikuti belajar-mengajar di sekolah ini.

"Para guru dan murid tampak senang akhirnya bisa sekolah tatap muka, meski pun dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang cukup ketat," ucap Kepala SDN 159 Ismiati SPd.

Dikatakan Ismiati, dalam proses belajar-mengajar ini murid dibagi enam kelas. Padahal di hari biasa hanya tiga kelas. Masing-masing kelas diisi 15 murid.

"Jadi murid kami bagi dalam 6 kelas, di mana di setiap kelasnya sudah ada nama dari 15 orang siswa yang mengikuti sekolah tatap muka," kata dia.

Selain itu, sebelum sekolah tatap muka dimulai pihaknya telah melayangkan surat izin dari orang tua yang anaknya ingin mengikuti pembelajaran di sekolah. Karena saat ini hanya dibolehkan untuk tatap muka terbatas.

"Jika tidak ada persetujuan dari orang tua, kami tidak bisa memaksa," kata dia.

Sebelum melakukan proses pembelajaran tatap muka, seluruh siswa diperiksa suhu tubuhnya. Lalu diwajibkan mencuci tangan dan tidak dibenarkan berkerumun. Selain itu, pihak sekolah juga melakukan penyemprotan disinfektan usai anak-anak melakukan proses belajar mengajar.

"Protokol kesehatan tetap kami jalankan seketat mungkin. Di mana anak kami minta untuk membawa bekal dari rumah dan tidak boleh bermain di sekitar area sekolah. Jadi saat jam pelajaran selesai anak langsung pulang ke rumah dengan dijemput orang tua," jelasnya.

Sementara itu, Ismie salah seorang wali murid mengaku senang saat ini putranya bisa belajar di sekolah. Ia merasa, belajar secara daring di rumah tidak efektif dalam memberikan pendidikan kepada putranya.

"Sekolah daring itu tidak efektif. Anak banyak mainnya. Sedangkan mereka harus mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk SMP," tegasnya.

Sekolah di Pinggir Kota Prioritas
Sekolah tatap muka di Kota Pekanbaru yang mulai dberlakukan Senin (8/2) lalu diprioritaskan bagi sekolah yang berada di pinggir kota karena fasilitas telekomunikasi dan jaringan internet yang masih terbatas serta kerap menjadi kendala belajar dalam jaringan (daring).

Dimulainya proses sekolah tatap muka di Pekanbaru, berdasarkan Keputusan Wali Kota Pekanbaru Nomor 173 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi Covid-19 Tahun Ajaran 2020/2021 di Kota Pekanbaru.

Proses penyelenggaraannya juga berdasar Surat Rekomendasi Ketua Satuan Gugus Covid-19 Kota Pekanbaru Nomor: 324/STP/SEKR/II/2021, dan 325/STP/SEKR/II/2021 tentang Rekomendasi Izin Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Semester Genap TA 2020/2021 Tingkat SD Negeri dan SMP Negeri Kota Pekanbaru.

Baca Juga:  Bupati: Tingkatkan Keanekaragaman Pangan Lokal

Secara umum,  pembelajaran tatap muka di Kota Pekanbaru diterapkan di 123 sekolah negeri. Ini dengan rincian 87 SD dan 36 SMP. Angka ini setengah dari SD dan SMP negeri yang berada di bawah Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Pekanbaru Dr Ismardi Ilyas, Selasa (9/2) mengatakan, sekolah tatap muka diprioritaskan bagi sekolah yang berada di pinggiran. Juga sekolah yang wilayahnya zona hijau dan kuning.

‘’Sekolah yang berada di pinggiran menjadi prioritas, karena peserta didik yang melaksanakan pembelajaran daring mengalami kendala jaringan bagi berada wilayah pinggiran kota,’’ ucapnya.

Dia melanjutkan, dalam sekolah tatap muka yang digelar bertahap ini, evaluasi akan rutin dilakukan.

‘’Kita lihat, kalau bagus tidak ada peningkatan kasus Covid-19 kita buka swasta dan seluruh jenjang pendidikan," jelasnya.

Saat ini sekolah tatap muka juga diprioritaskan bagi peserta didik kelas VI SD dan kelas IX. Karena dinilai mereka akan menghadapi ujian akhir sekolah. Dalam evaluasi rutin yang dilakukan, tim dari Disdik bakal melakukan peninjauan terkait SOP (standar operasional prosedur) yang harus diterapkan selama pembelajaran tatap muka. Seperti ketersediaan alat penyediaan alat cuci tangan di pintu masuk, mewajibkan masker bagi siswa dan jaga jarak.

"Kemudian ada pengaturan masuk sekolah, belajar, hingga ketika akan meninggalkan sekolah saat jam pulang sekolah. Kemudian pengawasan siswa agar tidak bermain dan langsung pulang ke rumah," terangnya.

Sebelumnya diberitakan, sekolah tatap muka di Kota Pekanbaru resmi dijalankan, Senin (8/2). Wajib menerapkan prokes, dalam satu kelas siswa yang hadir hanya sekitar 20 orang, atau setengah dari kondisi sebelum pandemi Covid-19 mewabah.

Pada sekolah tatap muka hari pertama kemarin, Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT meninjau pelaksanaan di dua sekolah. Yakni Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 23 dan SMPN 40 di Jalan Garuda Sakti. Kedatangan Firdaus ini adalah untuk memastikan Prokes diterapkan. Tidak hanya saat belajar, namun sejak peserta didik tiba di sekolah hingga pulang ke rumah.

‘’Kita tinjau. Semua diatur, dari belajar, pulang juga diatur,’’ kata Wako Pekanbaru.

Pada hari pertama ini, peserta didik yang sekolah berasal dari kelas IX. Mereka belajar di 18 ruang kelas. Di satu kelas hanya 20 orang yang belajar. ‘’Di sini hanya kelas IX (yang belajar, red). Dengan jumlah kelas 18 dikali 20 peserta didik. Kurang lebih 360 peserta didik,’’ imbuhnya.

Wako menegaskan, sekolah tatap muka diterapkan untuk mendukung sistem belajar dalam jaringan (daring) yang sudah setahun berjalan.

‘’Ini untuk mendukung sistem belajar online,’’ tegasnya.

Dalam proses belajar-mengajar, pengecekan suhu dengan thermo gun dilakukan dan sekolah juga menyiapkan tempat mencuci tangan. Di dalam kelas peserta didik belajar menggunakan masker dengan jarak duduk diantara mereka sekitar satu meter. Masih di kawasan sekolah, ada posko Satgas Covid-19 Kota Pekanbaru yang disiapkan.

Baca Juga:  Tim Gabungan Masih Padamkan Karhutla di Pulau Padang

2.406 Orang Divaksin di Riau
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Riau pada 14 Januari lalu. Hingga saat ini, total keseluruhan yang telah divaksin Covid-19 di Riau sebanyak 22.406 orang. Jumlah tersebut masih didominasi oleh para tenaga medis.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, setelah pelaksanaan vaksin perdana di Riau kepada para tokoh, vaksinasi kemudian dilanjutkan untuk para tenaga kesehatan yang menangani langsung pasien positif Covid-19.

"Hingga saat ini sudah 22.406 orang divaksin Covid-19 di Riau. Dari jumlah tersebut didominasi oleh para tenaga kesehatan, karena memang tenaga kesehatan yang jadi fokus utama vaksin perdana di Riau sesuai arahan pemerintah pusat," kata Mimi.

Lebih lanjut dikatakannya, sebanyak 22.406 orang tersebut berasal dari 12 kabupaten/kota di Riau. Karena saat ini vaksin sudah didistribusikan ke 12 kabupaten/kota dan juga semua kabupaten/kota sudah melaksanakan vaksinasi.

"Untuk vaksinasi Covid-19 di Pekanbaru sudah diberikan kepada 8.138 orang. Kemudian Pelalawan 1.393 orang, Indragiri Hilir 1.599 dan Kampar 2.047 orang. Kuansing 743 orang, Indragiri Hulu 1.181 orang," paparnya.

Kemudian Kabupaten Siak 1.157 orang, Rokan Hulu 1.238 orang, Rokan Hilir 1.245 orang, Bengkalis 2.101 orang, Kepulauan Meranti 483 orang dan Kota Dumai 1.081 orang. Dijelaskan Mimi, pada pelaksanaan vaksinasi bagi tenaga kesehatan juga terdapat kendala seperti para tenaga kesehatan tersebut memiliki penyakit penyerta yang tidak bisa dikontrol.

"Ada juga yang batal dilakukan vaksin karena memiliki penyakit penyerta atau komorbid yang tidak bisa dikontrol. Namun untuk itu, akan dilakukan evaluasi kondisi kesehatannya secara berkala," sebutnya.

Meskipun pelaksanaan vaksinasi telah dilakukan di Riau, Mimi tetap mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan meskipun saat ini vaksin Covid-19 telah ditemukan dan juga sudah diberikan kepada beberapa orang.

"Protokol kesehatan harus tetap dijalankan, karena hal tersebut dapat mencegah kita dari paparan Covid-19. Untuk itu tetap lakukan jaga jarak, hindari kerumunan, memakai masker dan mencuci tangan," ajaknya.

Untuk update Covid-19 di Riau per hari Selasa (9/2) jumlah tambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 86 orang. Dengan tambahan pasien positif tersebut, maka total jumlah pasien positif di Riau hingga saat ini sudah mencapai 29.669 orang.

"Selain itu, ada juga kabar baik, terdapat penambahan 85 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Total keseluruhan pasien yang sudah dinyatakan sehat berjumlah 27.988 orang. Dilaporkan juga, terdapat penambahan tiga pasien yang dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19. Untuk total kasus kematian sejak adanya pandemi corona sudah mencapai 711 orang," paparnya.(sol)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari