Jumat, 22 November 2024

Perjuangan Relawan Tanoto Foundation Jemput APD ke Shanghai

- Advertisement -

Menyadari pentingnya peran tenaga kesehatan dalam menangani Coronavirus Disease (Covid-19), grup Raja Garuda Emas (RGE) dan Tanoto Foundation mengirimkan tiga relawannya menjemput bantuan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan di Indonesia.

Laporan: MUHAMMAD AMIN AMRAN dan EKA GUSMADI PUTRA (Pelalawan dan Pekanbaru)

- Advertisement -

Para relawan misi kemanusiaan itu antara lain Fembiarta Binar Putra (29), Yosea Kurnianto (30), dan Sari Rezki Antika (27). Mereka adalah generasi milenial yang memiliki keberanian dan tekad kuat untuk berkontribusi lebih jauh dalam penanganan Covid-19.

Mereka terbang selama enam jam, Senin (13/4) dini hari lalu dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Pudong International Airport di Shanghai dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 777-300 ER yang disewa Tanoto Foundation.

Membawa misi khusus untuk menjemput bantuan APD bagi tenaga kesehatan di Indonesia. Bantuan tersebut berupa 1 juta masker, 1 juta sarung tangan, 100 ribu baju pelindung dan 3 ribu kacamata pelindung.

- Advertisement -

Senior Associate Corporate Communications APRIL Indonesia Fembiarta Binar Putra, mengaku tertantang sekaligus bangga ketika menerima tawaran tersebut. Tak pernah terpikirkan sedikitpun dalam benaknya untuk menjalani misi ini.

Baca Juga:  Silaturahmi ke PWI Riau, Kalapas Pekanbaru Ajak Kerja Sama

"Rabu (8/4) pukul 17.00 WIB, waktu itu saya dipanggil oleh Direktur Utama RAPP, Pak Sihol dan Pak Agung selaku Direktur Corporate Affairs. Beliau menawarkan saya sebuah misi untuk terbang ke Shanghai menjemput barang donasi dari Tanoto Foundation," ungkap Fembi ketika dihubungi Kamis (7/5) di Jakarta.

Tak perlu waktu lama, Fembi yang saat ini juga tengah menyelesaikan studi Master Manajemen Komunikasi di Universitas Indonesia, pun langsung menangkap peluang tersebut. "Saya bersedia Pak", jawabnya tanpa berpikir panjang.

Dengan persiapan kurang dari empat hari, mantan Duta Bahasa Provinsi Riau ini segera berkemas. Sementara itu, selain mematuhi imbauan #dirumahaja, relawan lainnya Yosea Kurnianto mengaku kegelisahannya terjawab saat dirinya menerima telepon dari Global CEO Tanoto Foundation, Satrijo Tanudjojo.

"Saya ditelepon oleh Pak Satrijo, menawarkan saya menjadi relawan. Saya jawab, baik pak, saya bersedia. Apalagi saya memiliki risiko minimal karena tinggal sendiri di Jakarta dengan kondisi kesehatan yang fit," ujar Yosea yang bekerja sebagai Program Manager for Civil Service Leadership Development (CLSD) Tanoto Foundation.

Selama perjalanan mereka sempat melakukan tur di dalam pesawat. Lebih dari 300 kursi penumpang terlihat kosong dibalut plastik untuk membawa muatan ketika pulang nanti. Sesampainya di Bandara Pudong, Shanghai, mereka diberi instruksi untuk mengenakan APD lengkap sesuai standar keselamatan.

Baca Juga:  GM five dan RSIA Zainab Taja Khitanan Massal Gratis

Selama kurang lebih tiga jam bantuan APD diangkut ke pesawat. Demi alasan keselamatan, seluruh penumpang dilarang keluar dari badan pesawat. Senin (13/4) sore, sekitar pukul 16.30 WIB para relawan akhirnya mendarat dengan selamat di Jakarta. Mereka langsung menuju posko Kementerian Kesehatan di terminal 3 untuk karantina kesehatan.

"Kami diperiksa dan di-rapid test Covid-19 melalui pengambilan darah. Syukurlah, hasil tes kami negatif. Namun, kami tetap harus karantina mandiri selama 14 hari ke depan," tambahnya.

Bagi Fembi, Yosea, dan Sari, perjalanan tersebut mungkin hanya 2 kali 6 jam, ditambah sekitar 3,5 jam proses pemuatan barang di bandara Shanghai. Namun, mereka mendapatkan pelajaran yang sangat bermanfaat untuk seumur hidup. "Terima kasih Tanoto Foundation dan grup RGE atas kesempatannya, saya bangga dan mengerti arti kepemimpinan humanis, berperan di sisi kemanusiaan, dan senantiasa berbagai di segala keadaan," ujarnya.(das)

Menyadari pentingnya peran tenaga kesehatan dalam menangani Coronavirus Disease (Covid-19), grup Raja Garuda Emas (RGE) dan Tanoto Foundation mengirimkan tiga relawannya menjemput bantuan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan di Indonesia.

Laporan: MUHAMMAD AMIN AMRAN dan EKA GUSMADI PUTRA (Pelalawan dan Pekanbaru)

- Advertisement -

Para relawan misi kemanusiaan itu antara lain Fembiarta Binar Putra (29), Yosea Kurnianto (30), dan Sari Rezki Antika (27). Mereka adalah generasi milenial yang memiliki keberanian dan tekad kuat untuk berkontribusi lebih jauh dalam penanganan Covid-19.

Mereka terbang selama enam jam, Senin (13/4) dini hari lalu dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Pudong International Airport di Shanghai dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 777-300 ER yang disewa Tanoto Foundation.

- Advertisement -

Membawa misi khusus untuk menjemput bantuan APD bagi tenaga kesehatan di Indonesia. Bantuan tersebut berupa 1 juta masker, 1 juta sarung tangan, 100 ribu baju pelindung dan 3 ribu kacamata pelindung.

Senior Associate Corporate Communications APRIL Indonesia Fembiarta Binar Putra, mengaku tertantang sekaligus bangga ketika menerima tawaran tersebut. Tak pernah terpikirkan sedikitpun dalam benaknya untuk menjalani misi ini.

Baca Juga:  Perlu Sinkronisasi Program Provinsi dan Daerah

"Rabu (8/4) pukul 17.00 WIB, waktu itu saya dipanggil oleh Direktur Utama RAPP, Pak Sihol dan Pak Agung selaku Direktur Corporate Affairs. Beliau menawarkan saya sebuah misi untuk terbang ke Shanghai menjemput barang donasi dari Tanoto Foundation," ungkap Fembi ketika dihubungi Kamis (7/5) di Jakarta.

Tak perlu waktu lama, Fembi yang saat ini juga tengah menyelesaikan studi Master Manajemen Komunikasi di Universitas Indonesia, pun langsung menangkap peluang tersebut. "Saya bersedia Pak", jawabnya tanpa berpikir panjang.

Dengan persiapan kurang dari empat hari, mantan Duta Bahasa Provinsi Riau ini segera berkemas. Sementara itu, selain mematuhi imbauan #dirumahaja, relawan lainnya Yosea Kurnianto mengaku kegelisahannya terjawab saat dirinya menerima telepon dari Global CEO Tanoto Foundation, Satrijo Tanudjojo.

"Saya ditelepon oleh Pak Satrijo, menawarkan saya menjadi relawan. Saya jawab, baik pak, saya bersedia. Apalagi saya memiliki risiko minimal karena tinggal sendiri di Jakarta dengan kondisi kesehatan yang fit," ujar Yosea yang bekerja sebagai Program Manager for Civil Service Leadership Development (CLSD) Tanoto Foundation.

Selama perjalanan mereka sempat melakukan tur di dalam pesawat. Lebih dari 300 kursi penumpang terlihat kosong dibalut plastik untuk membawa muatan ketika pulang nanti. Sesampainya di Bandara Pudong, Shanghai, mereka diberi instruksi untuk mengenakan APD lengkap sesuai standar keselamatan.

Baca Juga:  Kasus Covid Melandai, Level PPKM Diprediksi Turun

Selama kurang lebih tiga jam bantuan APD diangkut ke pesawat. Demi alasan keselamatan, seluruh penumpang dilarang keluar dari badan pesawat. Senin (13/4) sore, sekitar pukul 16.30 WIB para relawan akhirnya mendarat dengan selamat di Jakarta. Mereka langsung menuju posko Kementerian Kesehatan di terminal 3 untuk karantina kesehatan.

"Kami diperiksa dan di-rapid test Covid-19 melalui pengambilan darah. Syukurlah, hasil tes kami negatif. Namun, kami tetap harus karantina mandiri selama 14 hari ke depan," tambahnya.

Bagi Fembi, Yosea, dan Sari, perjalanan tersebut mungkin hanya 2 kali 6 jam, ditambah sekitar 3,5 jam proses pemuatan barang di bandara Shanghai. Namun, mereka mendapatkan pelajaran yang sangat bermanfaat untuk seumur hidup. "Terima kasih Tanoto Foundation dan grup RGE atas kesempatannya, saya bangga dan mengerti arti kepemimpinan humanis, berperan di sisi kemanusiaan, dan senantiasa berbagai di segala keadaan," ujarnya.(das)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari