Minggu, 7 Juli 2024

Klaster Lapas Makin Meluas

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — JUMLAH narapidana yang terkonfirmasi Covid-19, terus mengalami penambahan. Saat ini, tercatat 257 orang warga binaan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Klas IIA Pekanbaru yang sudah terjangkit virus asal Wuhan, Cina tersebut. Adanya penambahan kasus virus corona ini, berdasarkan hasil swab test atau tes usap yang diterima pihak lapas dari salah satu rumah sakit (RS) swasta di Kota Bertuah. Hasilnya ada 50 narapidana lagi dinyatakan positif Covid-19.

"Hari ini (kemarin, red) ada penambahan lagi (narapidana terkonfirmasi Covid-19, red). Dari data baru penambahannya 50 warga binaan," ujar Plt Kepala Lapas Pekanbaru Alfonsus Wisnu Ardianto, Rabu (4/11).

- Advertisement -

Dengan demikian, kata Alfonsus, maka jumlah narapidana yang terjangkit virus tersebut lebih dari 250 orang.

"Jadi sekarang, 50 ditambah 207. Totalnya 257 warga binaan," imbuhnya.

Terhadap permasalahan ini, disampaikannya, pihaknya telah melakukan upaya sesuai dengan protokol kesehatan. Di mana, melakukan pemindahan 50 narapidana dari warga binaan lainnya.

- Advertisement -

"Kami melakukan pemindahan 50 orang tersebut. Mereka akan ditempatkan di blok F," papar Alfonsus.

Alfonsus juga memperkirakan jumlah narapidana yang positif bakal bertambah, mengingat masih banyak warga binaan yang belum diketahui hasil tes swab-nya. Karena, ada sekitar 1.502 orang yang berada di lapas.

Ketika ditanya terkait tindakan jika jumlah kasus terus bertambah, ia menyebutkan, bakal mengevakuasi ke unit pelaksana teknis (UPT) setingkat lapas dan rutan lainnya di Riau.

"Kemungkinan kami akan titipkan ke UPT lain yang bloknya masih kosong, memang aturannya seperti itu," beber Alfonsus.

Tak hanya di Lapas Klas IIA Pekanbaru, narapidana di Lapas Perempuan Klas IIA Pekanbaru juga terkonfirmasi Covid-19. Namun, 56 warga binaan telah sembuh setelah hasil swab-nya dinyatakan negatif.  "56 warga binaan sembuh, meraka digabungkan dalam satu ruangan tapi dipisah dari blok lain (yang dihuni warga binaan yang sehat)," kata perawat Lapas Perempuan Pekanbaru, Ina Kurniasih.

Saat ini, lanjutnya, masih ada 34 warga binaan yang masih menjalani isolasi dan mendapatkan perawatan khusus dari tim dokter serta perawat. Mereka juga sudah menjalani swab test beberapa waktu lalu dan kini sedang menunggu hasilnya.  "Mudah-mudahan hasilnya negatif, sehingga semuanya bisa normal lagi  seperti sediakala,"ujar Ina.

Terkait Lapas Klas IIA Pekanbaru yang sudah jadi klaster baru penularan Covid-19, anggota DPR RI Dapil Riau I, Achmad MSi mendesak Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly turun langsung meninjau Lapas Klas II A Pekanbaru dan mengambil langkah tegas agar virus ini tidak menyebar ke narapidana lain dan bahkan ke warga sekitar lapas.

"Saya mendesak Menteri Hukum dan HAM harus turun ke Riau memastikan keselamatan warga lapas. Kalau ini dibiarkan terus dan tidak cepat diatasi, bisa mati semua orang itu di dalam. Karena kita nggak tahu tingkat kerentanan orang itu," kata Achmad saat dihubungi, Rabu (4/11).

Baca Juga:  Kagama Riau Siapkan 5 Dokter Konsultasi Daring

Menurutnya, melihat penularan virus yang masif dan tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi situasi yang buruk lagi dan lebih membahayakan orang banyak. "Dari hasil tes swab sudah 257 orang yang positif, ini akan bertambah lagi karena belum semuanya (tes swab, red). Ini kan mengancam keselamatan para penghuni lapas dan juga warga sekitar," tegasnya.

Dia menilai, anjuran pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) memang sudah bagus. Namun dalam hal ini sudah tidak efektif dan memungkinkan lagi cara itu, pasalnya kondisi saat ini dalam Lapas Klas II A Pekanbaru sudah darurat karena kasus positif terus bertambah dan juga upaya isolasi mandiri juga tidak bisa dilakukan karena Lapas sudah melebihi kapasitas.

"Saya sudah hubungi Kakanwil Kemenkumham Riau. Mereka hanya menyarankan untuk menerapkan 3M. Saya bilang itu sudah tidak mungkin lagi, karena ini sudah emergency. Kalau diminta untuk isolasi mandiri, mau bagaimana, tempatnya penuh," ujarnya.

Dia menyarankan langkah cepat untuk mengantisipasi kondisi ini adalah dengan cara menerapkan kembali program asimilasi atau bebas bersyarat terutama bagi narapidana lanjut usia (lansia) dan yang rentan tertular Covid-19 khususnya di Lapas Klas II A Pekanbaru. Achmad menuturkan, selain memperhatikan skala prioritas, pemberian bebas bersyarat ini juga bisa dipertegas dengan lama menjalani masa hukuman. "Saya meminta kepada Kemenkumham bagaimana mereka ini yang sudah menjalani 2/3 masa hukuman untuk bisa dilakukan bebas bersyarat dengan prioritas usia di atas 60 tahun atau memiliki penyakit bawaan atau komorbid," kata Achmad.

Lebih jauh, kata mantan Bupati Rokan Hulu dua periode ini adalah bentuk tanggung jawab negara terhadap jaminan kehidupan rakyatnya. Bukan berarti melanggar undang-undang atau hukum yang berlaku. Karena kata dia, hukum tertinggi adalah menyelamatkan nyawa manusia tak terkecuali dari ancaman bahaya Covid-19.

"Ini murni demi kemanusiaan. Bicara kemanusiaan tidak peduli mereka di lapas. Bicara kemanusiaan tidak soal daerah, etnis dan golongan. Tetapi lebih menitikberatkan rasa kemanusiaan dan menyelamatkan nyawa," ujarnya.

Terkait narapidana Lapas Klas II A Pekanbaru yang positif Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menyebut penanganannya diserahkan kepada puskesmas terdekat dengan lokasi lapas. Hal tersebut dikarenakan saat ini sudah ada aturan baru bagi pasien positif yang tidak bergejala dilakukan isolasi mandiri.

Baca Juga:  Kasus Harian Covid-19 di Riau Hampir 1.000

"Penanganan dan pengawasan OTG sekarang ini diserahkan kepada puskesmas terdekat. Nah saya tidak tahu puskesmas mana yang terdekat dengan lokasi lapas itu," kata Mimi.

Lebih lanjut dikatakannya, hingga saat ini belum ada pihak dari Lapas Klas II A Pekanbaru yang menghubungi pihaknya. Baik untuk menyampaikan laporan maupun meminta bantuan penanganan pasien positif Covid-19. “Belum ada laporan atau minta bantuan kepada kami, atau mungkin sudah melaporkan ke Diskes Kota Pekanbaru,” sebutnya.

Siapkan Swab Test dan Obat-obatan
Diskes Kota Pekanbaru menunjuk Puskesmas Sapta Taruna menangani warga binaan Lapas Pekanbaru yang dinyatakan positif Covid-19. Puskesmas akan menangani swab test kontak erat dan memberikan obat untuk penyembuhan.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru HM Noer MBS didampingi Sekretaris dr Zaini Rizaldy saat dikonfirmasi Riau Pos, Rabu (4/11). "Jadi itu kan di wilayah Puskesmas Sapta Taruna," kata dia.

Dipaparkan M Noer, Puskesmas Sapta Taruna berkoordinasi dengan otoritas lapas untuk penanganan yang dilakukan. "Mana yang kontak erat itu yang kami swab dan tracing. Untuk penyembuhan, puskesmas berkoordinasi tentang obat yang diberikan, karena masuk kategori OTG," imbuhnya.

Untuk penanganan pula, isolasi mandiri akan dilakukan tetap di dalam lapas. "Kemarin kami minta pendapat ke orang lapas, kan tidak mungkin dibawa ke luar. Terakhir (diputuskan isolasi, red) di tempat mereka," paparnya.

Diungkapkan pula, sebelum dinyatakan ada warga binaan yang positif Covid-19 di sana, Diskes Kota Pekanbaru melalui puskesmas setempat sudah berulangkali melakukan koordinasi.

"Kalau kemarin sebelum ini (positif, red) sudah turun beberapa kali ke sana. Koordinasi juga dengan orang labkes provinsi," ujarnya.

Waspada Ledakan Kasus
Setelah sempat tidak beroperasi normal akibat libur panjang dan pemeliharaan, saat ini laboratorium biomolekuler RSUD Arifin Achmad yang dijadikan tempat utama pemeriksaan sampel swab kembali beroperasi normal.

Kadiskes Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dengan sudah kembali beroperasi normalnya laboratorium tersebut, maka sampel swab yang akan diperiksa juga kembali normal. Karena itu, kemungkinan penambahan pasien positif Covid-19 juga bisa terjadi.

"Sampel swab yang masuk masih banyak, dan saat ini laboratorium biomolekuler kita kembali beroperasi dengan normal. Jadi kemungkinan penambahan pasien positif masih ada. Sebelumnya saat libur panjang pekan lalu, diistirahatkan dan dilakukan penyemprotan disinfektan," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, kasus positif di Riau, masih akan terus bertambah, jika masyarakat tidak disiplin terhadap protokol kesehatan. Untuk itu ia tak bosan-bosannya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, untuk menghindari penyebaran Covid-19.(rir/yus/sol/ali/ted)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — JUMLAH narapidana yang terkonfirmasi Covid-19, terus mengalami penambahan. Saat ini, tercatat 257 orang warga binaan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Klas IIA Pekanbaru yang sudah terjangkit virus asal Wuhan, Cina tersebut. Adanya penambahan kasus virus corona ini, berdasarkan hasil swab test atau tes usap yang diterima pihak lapas dari salah satu rumah sakit (RS) swasta di Kota Bertuah. Hasilnya ada 50 narapidana lagi dinyatakan positif Covid-19.

"Hari ini (kemarin, red) ada penambahan lagi (narapidana terkonfirmasi Covid-19, red). Dari data baru penambahannya 50 warga binaan," ujar Plt Kepala Lapas Pekanbaru Alfonsus Wisnu Ardianto, Rabu (4/11).

Dengan demikian, kata Alfonsus, maka jumlah narapidana yang terjangkit virus tersebut lebih dari 250 orang.

"Jadi sekarang, 50 ditambah 207. Totalnya 257 warga binaan," imbuhnya.

Terhadap permasalahan ini, disampaikannya, pihaknya telah melakukan upaya sesuai dengan protokol kesehatan. Di mana, melakukan pemindahan 50 narapidana dari warga binaan lainnya.

"Kami melakukan pemindahan 50 orang tersebut. Mereka akan ditempatkan di blok F," papar Alfonsus.

Alfonsus juga memperkirakan jumlah narapidana yang positif bakal bertambah, mengingat masih banyak warga binaan yang belum diketahui hasil tes swab-nya. Karena, ada sekitar 1.502 orang yang berada di lapas.

Ketika ditanya terkait tindakan jika jumlah kasus terus bertambah, ia menyebutkan, bakal mengevakuasi ke unit pelaksana teknis (UPT) setingkat lapas dan rutan lainnya di Riau.

"Kemungkinan kami akan titipkan ke UPT lain yang bloknya masih kosong, memang aturannya seperti itu," beber Alfonsus.

Tak hanya di Lapas Klas IIA Pekanbaru, narapidana di Lapas Perempuan Klas IIA Pekanbaru juga terkonfirmasi Covid-19. Namun, 56 warga binaan telah sembuh setelah hasil swab-nya dinyatakan negatif.  "56 warga binaan sembuh, meraka digabungkan dalam satu ruangan tapi dipisah dari blok lain (yang dihuni warga binaan yang sehat)," kata perawat Lapas Perempuan Pekanbaru, Ina Kurniasih.

Saat ini, lanjutnya, masih ada 34 warga binaan yang masih menjalani isolasi dan mendapatkan perawatan khusus dari tim dokter serta perawat. Mereka juga sudah menjalani swab test beberapa waktu lalu dan kini sedang menunggu hasilnya.  "Mudah-mudahan hasilnya negatif, sehingga semuanya bisa normal lagi  seperti sediakala,"ujar Ina.

Terkait Lapas Klas IIA Pekanbaru yang sudah jadi klaster baru penularan Covid-19, anggota DPR RI Dapil Riau I, Achmad MSi mendesak Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly turun langsung meninjau Lapas Klas II A Pekanbaru dan mengambil langkah tegas agar virus ini tidak menyebar ke narapidana lain dan bahkan ke warga sekitar lapas.

"Saya mendesak Menteri Hukum dan HAM harus turun ke Riau memastikan keselamatan warga lapas. Kalau ini dibiarkan terus dan tidak cepat diatasi, bisa mati semua orang itu di dalam. Karena kita nggak tahu tingkat kerentanan orang itu," kata Achmad saat dihubungi, Rabu (4/11).

Baca Juga:  Pembayaran Insentif Nakes Gunakan Dana BOK

Menurutnya, melihat penularan virus yang masif dan tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi situasi yang buruk lagi dan lebih membahayakan orang banyak. "Dari hasil tes swab sudah 257 orang yang positif, ini akan bertambah lagi karena belum semuanya (tes swab, red). Ini kan mengancam keselamatan para penghuni lapas dan juga warga sekitar," tegasnya.

Dia menilai, anjuran pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) memang sudah bagus. Namun dalam hal ini sudah tidak efektif dan memungkinkan lagi cara itu, pasalnya kondisi saat ini dalam Lapas Klas II A Pekanbaru sudah darurat karena kasus positif terus bertambah dan juga upaya isolasi mandiri juga tidak bisa dilakukan karena Lapas sudah melebihi kapasitas.

"Saya sudah hubungi Kakanwil Kemenkumham Riau. Mereka hanya menyarankan untuk menerapkan 3M. Saya bilang itu sudah tidak mungkin lagi, karena ini sudah emergency. Kalau diminta untuk isolasi mandiri, mau bagaimana, tempatnya penuh," ujarnya.

Dia menyarankan langkah cepat untuk mengantisipasi kondisi ini adalah dengan cara menerapkan kembali program asimilasi atau bebas bersyarat terutama bagi narapidana lanjut usia (lansia) dan yang rentan tertular Covid-19 khususnya di Lapas Klas II A Pekanbaru. Achmad menuturkan, selain memperhatikan skala prioritas, pemberian bebas bersyarat ini juga bisa dipertegas dengan lama menjalani masa hukuman. "Saya meminta kepada Kemenkumham bagaimana mereka ini yang sudah menjalani 2/3 masa hukuman untuk bisa dilakukan bebas bersyarat dengan prioritas usia di atas 60 tahun atau memiliki penyakit bawaan atau komorbid," kata Achmad.

Lebih jauh, kata mantan Bupati Rokan Hulu dua periode ini adalah bentuk tanggung jawab negara terhadap jaminan kehidupan rakyatnya. Bukan berarti melanggar undang-undang atau hukum yang berlaku. Karena kata dia, hukum tertinggi adalah menyelamatkan nyawa manusia tak terkecuali dari ancaman bahaya Covid-19.

"Ini murni demi kemanusiaan. Bicara kemanusiaan tidak peduli mereka di lapas. Bicara kemanusiaan tidak soal daerah, etnis dan golongan. Tetapi lebih menitikberatkan rasa kemanusiaan dan menyelamatkan nyawa," ujarnya.

Terkait narapidana Lapas Klas II A Pekanbaru yang positif Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menyebut penanganannya diserahkan kepada puskesmas terdekat dengan lokasi lapas. Hal tersebut dikarenakan saat ini sudah ada aturan baru bagi pasien positif yang tidak bergejala dilakukan isolasi mandiri.

Baca Juga:  Kasus Positif di Riau Terus Bertambah

"Penanganan dan pengawasan OTG sekarang ini diserahkan kepada puskesmas terdekat. Nah saya tidak tahu puskesmas mana yang terdekat dengan lokasi lapas itu," kata Mimi.

Lebih lanjut dikatakannya, hingga saat ini belum ada pihak dari Lapas Klas II A Pekanbaru yang menghubungi pihaknya. Baik untuk menyampaikan laporan maupun meminta bantuan penanganan pasien positif Covid-19. “Belum ada laporan atau minta bantuan kepada kami, atau mungkin sudah melaporkan ke Diskes Kota Pekanbaru,” sebutnya.

Siapkan Swab Test dan Obat-obatan
Diskes Kota Pekanbaru menunjuk Puskesmas Sapta Taruna menangani warga binaan Lapas Pekanbaru yang dinyatakan positif Covid-19. Puskesmas akan menangani swab test kontak erat dan memberikan obat untuk penyembuhan.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru HM Noer MBS didampingi Sekretaris dr Zaini Rizaldy saat dikonfirmasi Riau Pos, Rabu (4/11). "Jadi itu kan di wilayah Puskesmas Sapta Taruna," kata dia.

Dipaparkan M Noer, Puskesmas Sapta Taruna berkoordinasi dengan otoritas lapas untuk penanganan yang dilakukan. "Mana yang kontak erat itu yang kami swab dan tracing. Untuk penyembuhan, puskesmas berkoordinasi tentang obat yang diberikan, karena masuk kategori OTG," imbuhnya.

Untuk penanganan pula, isolasi mandiri akan dilakukan tetap di dalam lapas. "Kemarin kami minta pendapat ke orang lapas, kan tidak mungkin dibawa ke luar. Terakhir (diputuskan isolasi, red) di tempat mereka," paparnya.

Diungkapkan pula, sebelum dinyatakan ada warga binaan yang positif Covid-19 di sana, Diskes Kota Pekanbaru melalui puskesmas setempat sudah berulangkali melakukan koordinasi.

"Kalau kemarin sebelum ini (positif, red) sudah turun beberapa kali ke sana. Koordinasi juga dengan orang labkes provinsi," ujarnya.

Waspada Ledakan Kasus
Setelah sempat tidak beroperasi normal akibat libur panjang dan pemeliharaan, saat ini laboratorium biomolekuler RSUD Arifin Achmad yang dijadikan tempat utama pemeriksaan sampel swab kembali beroperasi normal.

Kadiskes Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dengan sudah kembali beroperasi normalnya laboratorium tersebut, maka sampel swab yang akan diperiksa juga kembali normal. Karena itu, kemungkinan penambahan pasien positif Covid-19 juga bisa terjadi.

"Sampel swab yang masuk masih banyak, dan saat ini laboratorium biomolekuler kita kembali beroperasi dengan normal. Jadi kemungkinan penambahan pasien positif masih ada. Sebelumnya saat libur panjang pekan lalu, diistirahatkan dan dilakukan penyemprotan disinfektan," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, kasus positif di Riau, masih akan terus bertambah, jika masyarakat tidak disiplin terhadap protokol kesehatan. Untuk itu ia tak bosan-bosannya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, untuk menghindari penyebaran Covid-19.(rir/yus/sol/ali/ted)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari