PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Janji Presiden RI Joko Widodo atas usul Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) untuk menambah jumlah penyuluh keluarga berencana (KB) disambut baik oleh Kepala Perwakilan BKKBN Riau Dra Mardalena Wati Yulia MSi. Pasalnya, saat ini di Riau masih diperlukan 497 penyuluh keluarga berencana untuk kabupaten/kota.
"Ya, Riau memerlukan 497 penyuluh keluarga berencana. Idealnya satu kelurahan atau desa ada 1 orang PKB, tapi kenyataannya 3 kelurahan ditangani 1 penyuluh keluarga berencana. Malah di Kabupaten Indragiri Hilir, 20 kecamatan ditangani 20 penyuluh keluarga berencana. Oadahal pekerjaan yang mesti dikerjakan sangat banyak sekali," kata Mardalena saat membuka pertemuan Penguatan Sinergisitas Pelaksanaan Program Bangga Kencana tingkat Provinsi Riau di Aula BKKBN Riau, Jumat (5/2).
Selain Kaper, hadir dalam acara tersebut Kepala OPD kabupaten/kota se-Provinsi Riau dengan menerapkan protokol kesehan Covid-19, dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air bersih mengalir.
Oleh karena itu, Mardalena berharap janji Presiden menambah penyuluh keluarga berencana, baik melalui penambahan PNS, maupun tenaga PPPK dapat terealisasi. Soalnya, semua di kabupaten/ kota masih kurang. Malahan di beberapa kabupaten/kota mengangkat tenaga honorer untuk memenuhi kekurangan penyuluh keluarga berencana. Tapi masalahnya tidak semua kabupaten/kota tidak punya anggaran yang cukup.
"Makanya kami berharap janji Presiden bisa terealisasi. Sehingga kendala yang selama ini terjadi bisa teratasi dan program Bangga Kencana bisa berjalan dengan lancar," ujar Mardalena.
Selain itu, kata Mardalena pada pertemuan tersebut dibahas untuk mensinergikan target pada 2021. Soalnya unmed need 16,2 ditargetkan pada akhir tahun 8,97 persen. Sementara TFR dari 2,50 dikasih target 2,37. "Sedangkan angka kelahiran menurut kelompok umur kita sudah bagus Ditargetkan 33, kita sudah ada di angka delapan. Sehingga angka ini tidak naik lagi," ujarnya.(eca)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Janji Presiden RI Joko Widodo atas usul Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) untuk menambah jumlah penyuluh keluarga berencana (KB) disambut baik oleh Kepala Perwakilan BKKBN Riau Dra Mardalena Wati Yulia MSi. Pasalnya, saat ini di Riau masih diperlukan 497 penyuluh keluarga berencana untuk kabupaten/kota.
"Ya, Riau memerlukan 497 penyuluh keluarga berencana. Idealnya satu kelurahan atau desa ada 1 orang PKB, tapi kenyataannya 3 kelurahan ditangani 1 penyuluh keluarga berencana. Malah di Kabupaten Indragiri Hilir, 20 kecamatan ditangani 20 penyuluh keluarga berencana. Oadahal pekerjaan yang mesti dikerjakan sangat banyak sekali," kata Mardalena saat membuka pertemuan Penguatan Sinergisitas Pelaksanaan Program Bangga Kencana tingkat Provinsi Riau di Aula BKKBN Riau, Jumat (5/2).
- Advertisement -
Selain Kaper, hadir dalam acara tersebut Kepala OPD kabupaten/kota se-Provinsi Riau dengan menerapkan protokol kesehan Covid-19, dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air bersih mengalir.
Oleh karena itu, Mardalena berharap janji Presiden menambah penyuluh keluarga berencana, baik melalui penambahan PNS, maupun tenaga PPPK dapat terealisasi. Soalnya, semua di kabupaten/ kota masih kurang. Malahan di beberapa kabupaten/kota mengangkat tenaga honorer untuk memenuhi kekurangan penyuluh keluarga berencana. Tapi masalahnya tidak semua kabupaten/kota tidak punya anggaran yang cukup.
- Advertisement -
"Makanya kami berharap janji Presiden bisa terealisasi. Sehingga kendala yang selama ini terjadi bisa teratasi dan program Bangga Kencana bisa berjalan dengan lancar," ujar Mardalena.
Selain itu, kata Mardalena pada pertemuan tersebut dibahas untuk mensinergikan target pada 2021. Soalnya unmed need 16,2 ditargetkan pada akhir tahun 8,97 persen. Sementara TFR dari 2,50 dikasih target 2,37. "Sedangkan angka kelahiran menurut kelompok umur kita sudah bagus Ditargetkan 33, kita sudah ada di angka delapan. Sehingga angka ini tidak naik lagi," ujarnya.(eca)